Rekomendasi Drama China Bertema Kuliner – Bikin Lapar Saat Nonton!

Buat kamu pencinta drama sekaligus pecinta kuliner, kombinasi keduanya dalam satu tontonan pasti bikin pengalaman nonton makin nikmat! Drama China bertema makanan bukan cuma menggoda perut, tapi juga menyajikan kisah-kisah yang hangat dan penuh cita rasa kehidupan. Berikut ini beberapa rekomendasi drama China bertema kuliner yang dijamin bisa bikin kamu ngiler sambil baper. Kalau kamu butuh referensi lengkap dan update tentang drama China lainnya, kunjungi https://dramachina.id/ ya!

1. Dine With Love (2022)

"Dine With Love" adalah drama yang menggabungkan kisah cinta manis dengan atmosfer dapur profesional. Drama ini bercerita tentang Yu Hao, seorang CEO tampan dan dingin yang punya trauma terhadap makanan karena masa kecilnya yang kelam. Meski memiliki perusahaan media kuliner, Yu Hao sendiri tidak bisa memasak dan bahkan enggan makan makanan rumahan.

Kehidupan Yu Hao mulai berubah saat dia bertemu Su Ke Lan, seorang produser acara memasak yang penuh semangat dan hangat. Interaksi mereka di dapur menjadi awal dari kisah romantis yang menghangatkan hati, dengan latar belakang sajian-sajian lezat yang membuat perut ikut keroncongan.

Yang menarik dari drama ini bukan hanya cerita cintanya, tapi juga visualisasi makanan yang ditampilkan dengan sangat menggoda. Setiap episode membuat kita seolah ikut mencium aroma masakan yang dimasak oleh para karakternya.

2. Cinderella Chef (2018)

Bayangkan seorang koki profesional dari zaman modern terlempar ke masa lalu dan harus beradaptasi dengan dapur kuno! Itulah premis unik dari "Cinderella Chef", sebuah drama bertema time travel yang tak hanya menghibur tapi juga mengedukasi soal sejarah kuliner Tiongkok.

Ye Jia Yao, protagonis utama, adalah seorang juru masak berbakat yang tiba-tiba terjebak di zaman kerajaan. Di tengah dunia yang asing, ia menggunakan keahliannya dalam memasak untuk bertahan hidup dan mencuri perhatian banyak orang, termasuk seorang pangeran misterius yang kelak menjadi pasangannya.

Selain menghidangkan visual masakan tradisional yang kaya rasa dan warna, drama ini juga menyuguhkan humor, romansa, serta intrik kerajaan yang menarik. Cocok buat kamu yang suka cerita fantasi ringan dengan sentuhan kuliner yang kuat.

Kenapa Drama Kuliner China Layak Ditonton?

Drama China bertema kuliner memiliki daya tarik tersendiri. Tidak hanya menghibur, mereka juga memperkenalkan kekayaan budaya makanan Tiongkok, dari masakan pedesaan hingga sajian istana yang mewah. Para aktor dan aktris yang memerankan karakter chef atau koki sering kali benar-benar belajar memasak untuk mendalami peran mereka, sehingga setiap adegan terasa nyata dan penuh semangat.

Selain itu, latar cerita yang beragam, mulai dari dapur restoran modern, pasar tradisional, hingga festival makanan di desa-desa kuno, membuat penonton seolah diajak berwisata kuliner. Bukan hanya cerita cintanya yang bikin baper, tapi juga tampilan makanannya yang bisa bikin lapar meski baru selesai makan!

Tips Nonton Drama Kuliner:

  1. Jangan nonton saat perut kosong!

  2. Siapkan camilan atau makanan yang bisa menemani sesi maraton drama.

  3. Catat resep-resep unik yang mungkin bisa kamu coba sendiri di rumah.

Lezatnya Cerita dan Cinta di Balik Layar Drama Kuliner

Drama China bertema kuliner memang punya cara sendiri untuk mencuri perhatian penonton. Dari romansa yang menghangatkan hati hingga sajian makanan yang memanjakan mata, semuanya berpadu dalam cerita-cerita yang lezat dan menggoda. Jika kamu ingin pengalaman nonton yang lebih kaya rasa, jangan ragu untuk menjelajahi genre ini lebih dalam.

Dan jangan lupa, untuk menemukan lebih banyak rekomendasi drama menarik lainnya, kamu bisa selalu mampir ke https://dramachina.id/. Selamat menonton dan... selamat makan juga!

DISCLAIMER

Artikel ini mempromosikan link yang mengarahkanmu ke website dengan tampilan dan tema tulisan seperti di bawah. Jika kamu menemukan tampilan/tema website yang berbeda daripada tangkapan layar di bawah, segera informasikan di dalam kolom komentar.

Pemilik blog rangkaianabjad.com tidak bertanggung jawab terhadap isi konten yang ada di dalam website di atas yang berbeda dengan tampilan tangkapan layar di bawah.


Pemilik blog rangkaianabjad.com tidak mendukung adanya perj*udian, permainan ketangkasan menggunakan uang dan harta benda lain, perilaku seksual menyimpang, perbuatan kejahatan dunia maya dan dunia nyata, aktivitas transaksi seksual, perundungan, penggunaan obat-obatan terlarang, psikotropika dan nark*otika dan hal negatif lainnya yang tidak diperbolehkan oleh Peraturan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemilik blog rangkaianabjad.com berhak menghapus sebagian/seluruh artikel promosi ini tanpa pemberitahuan lebih dulu jika pengiklan melanggar kebijakan berpromosi yang berlaku di blog ini.

Rahasia Dapur Minang: Apa yang Membuat Rendang Jadi Makanan Terenak Dunia?

Tidak banyak makanan yang mampu menyatukan rasa, budaya, dan filosofi dalam satu piring seperti rendang. Hidangan khas Minangkabau ini telah lama mendunia dan bahkan dinobatkan sebagai makanan terenak oleh CNN dalam survei "World's 50 Best Foods". Tapi, apa sebenarnya yang membuat rendang begitu istimewa? Dalam artikel ini, kita akan mengulik rahasia dapur Minang yang menjadikan rendang bukan sekadar makanan, tetapi warisan kuliner yang tak tertandingi. Untuk informasi menarik lainnya seputar kuliner Indonesia, Anda bisa menjelajahi makanbareng.id yang menyajikan beragam topik serupa.

Rendang adalah makanan terenak di dunia

Filosofi Rasa: Bukan Sekadar Masakan, Tapi Simbol Kehidupan

Rendang bukan hanya soal daging yang dimasak dalam santan dan rempah-rempah. Di balik kelembutan daging dan kekayaan rasanya, rendang menyimpan filosofi mendalam. Dalam budaya Minangkabau, rendang mencerminkan empat elemen penting: karambia (kelapa), lado (cabai), pemasak (bumbu), dan daging (sumber protein utama). Masing-masing melambangkan peran dalam masyarakat: pemimpin, ulama, cendekiawan, dan masyarakat umum.

Proses memasaknya yang panjang dan perlahan bukan tanpa alasan. Ini adalah cerminan dari nilai kesabaran, ketekunan, dan perhitungan yang matang dalam kehidupan. Bahkan, dalam tradisi Minang, rendang sering disajikan pada acara-acara penting sebagai bentuk penghormatan dan simbol kebersamaan.

Komposisi Rahasia: Perpaduan Rempah Khas Nusantara

Salah satu rahasia terbesar dari kelezatan rendang terletak pada racikan rempah-rempahnya. Daun kunyit, serai, lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih, dan cabai merah kering adalah bahan utama yang menciptakan aroma harum dan rasa yang kompleks. Santan kental dari kelapa segar memberikan tekstur yang lembut dan legit, menyatu dengan daging sapi yang dipilih dengan cermat.

Proses memasaknya pun bukan sekadar menunggu. Selama 4 hingga 8 jam, rendang dimasak dalam api kecil hingga semua cairan menguap, menyisakan potongan daging yang hitam keemasan dan kaya rasa. Teknik ini menghasilkan lapisan rasa yang mendalam dan tekstur yang empuk namun tetap padat. Inilah yang membuat rendang awet hingga berminggu-minggu tanpa pengawet.

Kenapa Dunia Jatuh Cinta pada Rendang?

Daya tarik rendang bukan hanya soal rasa, tetapi juga cerita di baliknya. Setiap gigitan seakan membawa kita pada perjalanan budaya yang panjang. Rendang adalah bentuk diplomasi rasa, di mana Indonesia memperkenalkan identitasnya melalui kuliner. Ketika CNN menyebut rendang sebagai makanan terenak dunia, itu bukan hanya pengakuan atas cita rasa, tetapi juga penghormatan terhadap budaya dan teknik memasak tradisional yang tak lekang oleh waktu.

Selain itu, rendang sangat fleksibel. Kini hadir dalam berbagai varian seperti rendang ayam, rendang paru, bahkan rendang jamur untuk para vegetarian. Namun, semua tetap mempertahankan ruh asli Minang yang kaya bumbu dan filosofi.

Dari Rumah Gadang ke Meja Dunia

Rendang bukan hanya kebanggaan warga Sumatera Barat, tapi juga simbol kekayaan kuliner Indonesia di mata dunia. Di balik proses panjang dan rasa yang menggoda, terdapat warisan budaya yang dijaga turun-temurun. Maka tak heran jika rendang terus bertahan dan dicintai lintas generasi dan negara.

Jika Anda belum pernah mencicipi rendang asli dari dapur Minang, sekaranglah saat yang tepat. Siapkan diri untuk pengalaman rasa yang bukan hanya menggoyang lidah, tetapi juga menghangatkan hati. Jangan lupa, kunjungi makanbareng.id untuk menemukan inspirasi kuliner lainnya yang tak kalah menggoda.

DISCLAIMER

Artikel ini mempromosikan link yang mengarahkanmu ke website dengan tampilan dan tema tulisan seperti di bawah. Jika kamu menemukan tampilan/tema website yang berbeda daripada tangkapan layar di bawah, segera informasikan di dalam kolom komentar.

Pemilik blog rangkaianabjad.com tidak bertanggung jawab terhadap isi konten yang ada di dalam website di atas yang berbeda dengan tampilan tangkapan layar di bawah.

Pemilik blog rangkaianabjad.com tidak mendukung adanya perj*udian, permainan ketangkasan menggunakan uang dan harta benda lain, perilaku seksual menyimpang, perbuatan kejahatan dunia maya dan dunia nyata, aktivitas transaksi seksual, perundungan, penggunaan obat-obatan terlarang, psikotropika dan nark*otika dan hal negatif lainnya yang tidak diperbolehkan oleh Peraturan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemilik blog rangkaianabjad.com berhak menghapus sebagian/seluruh artikel promosi ini tanpa pemberitahuan lebih dulu jika pengiklan melanggar kebijakan berpromosi yang berlaku di blog ini.

Rekomendasi Anime Bertema Musik yang Akan Menyentuh Hatimu

Dunia anime bukan hanya tentang pertarungan epik dan kisah cinta remaja, tetapi juga menjadi panggung bagi cerita-cerita yang mengangkat seni dan musik dengan penuh perasaan. Anime bertema musik memiliki daya magis tersendiri yang bisa membuat penonton larut dalam irama, lirik, dan perjuangan karakter-karakternya. Jika kamu sedang mencari tontonan yang bukan hanya menghibur tapi juga menyentuh jiwa, maka beberapa judul anime berikut wajib masuk dalam daftar tontonmu. Untuk referensi lebih banyak tentang anime pilihan, kamu juga bisa mengunjungi https://animemovie.id/ yang menyajikan ulasan lengkap dan rekomendasi terbaik.

1. Your Lie in April (Shigatsu wa Kimi no Uso)

"Your Lie in April" adalah salah satu anime musik yang paling banyak menyentuh hati penontonnya. Kisah ini berpusat pada Arima Kousei, seorang pianis jenius yang kehilangan kemampuannya untuk mendengar suara piano setelah ibunya meninggal. Hidupnya yang semula dipenuhi warna-warni nada berubah menjadi abu-abu dan hampa. Namun semuanya berubah ketika ia bertemu dengan Kaori Miyazono, seorang pemain biola penuh semangat dan energi.

Kaori berhasil menarik Kousei keluar dari keterpurukan dan membawanya kembali ke dunia musik, meskipun Kaori sendiri menyimpan rahasia besar tentang kondisi kesehatannya. Hubungan mereka berkembang dengan iringan konser, tantangan emosional, dan melodi-melodi yang menggugah hati. Keindahan visual dan komposisi musik klasik yang digunakan dalam anime ini menjadi daya tarik utama yang membuat penonton terhanyut dalam setiap adegan.

"Your Lie in April" bukan hanya mengangkat kisah cinta remaja, tetapi juga mengajak kita memahami bagaimana musik bisa menjadi media penyembuhan dan ungkapan emosi terdalam seseorang. Siapkan tisu, karena anime ini dijamin akan menguras air mata.

2. Given

Berbeda dengan "Your Lie in April" yang penuh orkestra dan musik klasik, "Given" menghadirkan suasana yang lebih modern dengan latar musik rock dan band indie. Anime ini mengisahkan Ritsuka Uenoyama, seorang gitaris yang kehilangan semangat bermain musik, hingga bertemu dengan Mafuyu Satou, seorang siswa misterius yang ternyata memiliki suara yang sangat unik dan menyentuh.

Perjalanan mereka dalam membentuk sebuah band bersama dua anggota lainnya bukan hanya tentang latihan dan tampil di panggung, tapi juga menggali luka masa lalu, terutama milik Mafuyu. Lagu pertama yang mereka tampilkan berjudul "Fuyu no Hanashi" (Cerita Musim Dingin) menjadi titik balik emosional dan musikal yang sangat kuat dalam cerita ini.

"Given" menyajikan dinamika hubungan antar karakter dengan sangat halus dan realistis, termasuk tema LGBTQ+ yang diangkat dengan cara yang hangat dan menyentuh. Musik dalam anime ini bukan hanya sebagai latar, tapi benar-benar menjadi bagian inti dari narasi yang membawa penonton menyelami emosi terdalam para karakter.

Kenapa Anime Musik Begitu Berkesan?

Anime bertema musik sering kali tidak hanya fokus pada performa di panggung, tapi lebih dalam dari itu. Mereka bercerita tentang perjuangan, impian, trauma, dan harapan. Musik digunakan sebagai metafora untuk kehidupan: terkadang harmonis, terkadang kacau, tapi selalu memiliki potensi untuk menyatukan dan menyembuhkan.

Anime seperti "Your Lie in April" dan "Given" berhasil menggabungkan cerita yang kuat dengan soundtrack yang menggugah, menciptakan pengalaman sinematik yang menyentuh. Visual yang mendukung alunan lagu, penggambaran ekspresi saat bermain musik, serta dialog-dialog yang penuh makna, semuanya berpadu menciptakan momen yang sulit dilupakan.

Nada dan Rasa: Penutup yang Menyentuh

Jika kamu sedang mencari anime yang tidak hanya menyajikan hiburan tetapi juga pengalaman emosional yang mendalam, maka anime bertema musik adalah pilihan sempurna. "Your Lie in April" akan mengajakmu menangis dalam keindahan melodi klasik, sementara "Given" akan membuatmu merenung dalam irama lagu-lagu yang penuh makna.

Jangan ragu untuk menjelajahi lebih banyak rekomendasi anime musik lainnya di animemovie.id, tempat terbaik untuk menemukan permata tersembunyi dalam dunia anime yang penuh nada dan rasa.

DISCLAIMER

Artikel ini mempromosikan link yang mengarahkanmu ke website dengan tampilan dan tema tulisan seperti di bawah. Jika kamu menemukan tampilan/tema website yang berbeda daripada tangkapan layar di bawah, segera informasikan di dalam kolom komentar.

Pemilik blog rangkaianabjad.com tidak bertanggung jawab terhadap isi konten yang ada di dalam website di atas yang berbeda dengan tampilan tangkapan layar di bawah.

Pemilik blog rangkaianabjad.com tidak mendukung adanya perj*udian, permainan ketangkasan menggunakan uang dan harta benda lain, perilaku seksual menyimpang, perbuatan kejahatan dunia maya dan dunia nyata, aktivitas transaksi seksual, perundungan, penggunaan obat-obatan terlarang, psikotropika dan nark*otika dan hal negatif lainnya yang tidak diperbolehkan oleh Peraturan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemilik blog rangkaianabjad.com berhak menghapus sebagian/seluruh artikel promosi ini tanpa pemberitahuan lebih dulu jika pengiklan melanggar kebijakan berpromosi yang berlaku di blog ini.

CIRI-CIRI BUKU BAJAKAN PALSU

Lu pernah ga sih kesel karna kebodohan diri sendiri? Gue pernah. Kesel banget hari ini beli buku ternyata buku bajakan. Harusnya udah tau kalo buku itu punya ciri-ciri buku bajakan karna ada beberapa penanda yang mengarah ke sana. Harusnya gue percaya sama insting sendiri, cuman hari itu logika gue kalah sama perasaan. Insting gue biasanya 90% tepat, tapi kadang sering gue abaikan.

Tulisan ini gue bikin untuk pengingat diri sendiri. Agar di masa depan ga lagi kena jebakan perasaan. Karena selama ini membuktikan lebih banyak salahnya daripada benernya. Sukur-sukur tulisan ini juga jadi pengingat lu ketika mau beli sesuatu, ga harus buku, yang lu udah tau itu palsu/bajakan tapi tetep dibeli karna logika lu hari itu kalah.

Ini sebetulnya kali ke-3 gue ga sengaja beli buku bajakan. Pertama waktu gue ke Jakarta (gue lupa lokasi persisnya), tapi di situ emang ada orang jual buku-buku gitu dan mereka banyak. Gue udah seneng bisa dapat buku populer dengan harga miring dan ga keliatan bajakan covernya. Ternyata begitu dibuka plastiknya baru deh ketauan bukunya bajakan.

Kedua kalinya gue ga sengaja kebeli buku bajakan waktu ngeliat di tiktok ada bundling buku harga murah. Mumpung lagi pengen belajar dan budget emang lagi tipis, akhirnya gue beli bukunya. Begitu nyampe langsung nyesel liat bentukannya. Dari luar sih keliatan oke banget, begitu liat dalemnya jelek.

Ketiga kalinya itu kemaren waktu nemu toko buku lokal hidden gem di sini. Tokonya dominan buku-buku pelajaran gitu, buku novel dan self development populer ada tapi ga terlalu banyak. Begitu ngeliat 1 judul yang terkenal banget, gue langsung kepengen beli, tapi ngeliat harganya kok terlalu murah dari harga normalnya.

Logika gue udah curiga, tapi perasaan ingin memiliki bukunya lebih gede. Padahal sepanjang sejarah, logika gue jarang banget salah perhitungan. Ternyata emang bener kalo mengedepankan perasaan biasanya hasilnya jelek. Logika harusnya gue dahulukan sebelum perasaan untuk beli buku.

Sudah cukup ceritanya, mari kita masuk ke pembahasan ciri-ciri buku bajakan:

Ciri-ciri buku bajakan di Indonesia

1. Harga terlalu murah

Ciri buku bajakan atau buku palsu yang paling gampang ditandain adalah harganya terlalu murah. Bahkan jauh lebih murah dari harga aslinya. Anggaplah harga buku aslinya 100ribu-an, harga buku bajakannya bisa 50ribu doang bahkan bisa kurang dari itu. Gimana ga menggoda tuh dikasih pancingan begitu? 

Memang ada sih toko buku resmi yang jual harganya di bawah harga asli. Tapi periode tertentu, kayak di Gramedia biasanya sekali setaun atau 2 kali setaun ada event begitu. Kalo mereka yang jual harga murah, gue masih lebih bisa percaya. Memang harganya murah karna stok lama yang ga laku, tapi udah pasti ori dan baru juga. 

Kalo lu ngeliat toko buku abal-abal yang jual buku populer harganya miring banget, segera lari dari sana!!

2. Cetakannya ga rapi

Buku bajakan dicetak sama percetakan low budget. Biasanya ada aja hasil cetakannya yang miring-miring atau mencong. Kalo lu udah ketemu sama cover kayak begini, patut dicurigai itu buku bajakan. Gue jarang banget nemuin buku ori yang cetakannya sembarangan. Bahkan untuk buku ori yang ga laku, cetakannya rapi banget!

Kalo lu ke event buku murah di Gramedia, pasti tau kalo buku-buku stok lama yang ga laku itu masih bagus banget cetakannya. Lu ga akan curiga itu buku bajakan. Tapi kalo lu ngeliat stoknya masih baru dan udah ada cacatnya begitu, keasliannya patut dipertanyakan.

3. Pake kertas kualitas jelek

Buku bajakan harganya bisa murah salah satunya karena bahan kertasnya. Kalo buku asli pake bahan kertas yang kualitasnya lumayan, buku bajakan malah sebaliknya. Mereka pake kertas level kelas bawah. Bahan kertasnya jelek, jadi ga mood untuk baca tulisannya. Baunya pun ga khas buku yang baru.

Kalo lu ketemu buku yang harganya murah dan bahan kertasnya jelek begitu, segera menjauh dari tempat itu. Kecuali lu cari bukunya di Gramedia atau toko buku lain yang percaya. Sisanya kalo lu ga yakin sama tokonya, gue saranin untuk ga beli.

4. Cetakannya kelas fotocopy-an

Untuk tau hasil cetakannya, mau ga mau lu harus buka plastik bukunya alias beli. Tapi kalo udah ada buku yang kebuka, lu bisa cek langsung dari situ. Sayangnya ga ada toko buku bajakan yang berani ngasih sampel buku untuk diliat sebelum beli. Karna sama aja membunuh bisnis mereka sendiri.

***

Gue ga suka buku bajakan bukan cuma karna royaltinya ga ngalir ke penulisnya. Tapi juga karna bukunya ga punya bau yang khas! Gue terbiasa baca buku yang punya bau khas buku baru. Bau buku baru waktu dibaca itu, ga bisa digantikan sama buku bajakan. Buat gue pengalaman membaca sambil mencium bau buku baru itu sangat priceless.

Gue berharap kalo lu udah baca ini sampe habis, lu ga akan mengalami nasib kayak gue juga. Lebih baik beli buku ori di penerbit nasional atau langsung beli ke penulisnya aja. Lu punya pengalaman menarik tentang berburu buku? Tuliskan ceritanya di kolom komen, ya!

Menakar Untung Rugi Merantau

Ketika menuliskan dan memikirkan tentang merantau, gue jadi mengukur untung ruginya merantau atau ga. Penting untuk tau mana yang lebih baik karena ini pilihan yang cukup berat buat gue, hidup gue bisa berubah ketika sudah memutuskan hal ini.

Merantau jadi cita-cita nomer 1 yang ingin gue wujudkan, setelah jadi pemain bola ditolak oleh orang tua gue. Gue ga ingin membunuh mimpi, karena dia ga benar-benar mati, dia cuma tidur dan akan bangun dalam bentuk penyesalan di hari tua. Gue ga mau menyesal di masa depan hanya karena mimpi yang gue bunuh.

Jadi daripada kita cuman mengandalkan perasaan saja, mari kita berlogika dengan membuat daftar pro dan kontra pilihan ini:

Mari kita bahas yang kontra dulu, karna otak kita lebih terbiasa melihat sesuatu dari sisi negatifnya duluan.

- Bakalan Jauh Dari Orang Tua

Ini mungkin ketakutan natural karena bakalan keluar dari rumah. Keluar dari zona nyaman memang semenakutkan itu. Ada banyak privilage yang akan hilang ketika keluar dari sana. Termasuk ketika merantau, apalagi udah seumur hidup tinggal sama orang tua.

Kalo merantau, semuanya ngulang dari 0 lagi. Apa-apa harus diusahain sendiri, kenyamanan itu akan hilang. Membentuk kebiasaan baru lagi itu salah satu hal yang paling malas dilakukan, terutama kalo otak kita udah terbiasa melakukan hal yang sama bertahun-tahun.

Sejujurnya gue udah ga terlalu nyaman tinggal bareng orang tua. Gue rasa udah cukup hidup diatur sama mereka selama ini. Gue perlu keluar dan menjauh dari mereka sejenak untuk bisa jadi manusia yang lebih mandiri. Menjadi manusia yang ga ketergantungan sama keberadaan orang tua.

- Akan Mulai Dari 0 Lagi

Ini udah jelas, sih. Cari tempat tinggal lagi entah nge-kost atau cari kontrakan. Kemudian beli isinya dari lemari sampe gayung kamar mandi. Iya kalo misalnya tempat untuk cari yang jual itu ga jauh dari kost/kontrakannya, kalo jauh barti perlu waktu khusus untuk ngelengkapinnya.

Kenalan sama orang baru lagi di lingkungan sekitar. Udah pasti sifat dan kelakuannya beda daripada tetangga di rumah orang tua. Ada yang cuek sama tetangganya, ada yang nganggur banget sampe ikut ngurusin hidup tetangganya. Beda tempat, beda karakter orangnya juga.

- Harus Adaptasi Lagi

Keluar dari zona nyaman pasti perlu penyesuaian. Masuk ke lingkungan yang baru, orang baru dan kebiasaan yang baru . Meskipun gue jarang pindah-pindah rumah, tapi menurut gue kemampuan adaptasi di lingkungan yang baru cukup oke, meskipun ga bisa dibilang cepet juga.

- Bakalan Sering Homesick

Mungkin ini wujud pertahanan diri alami yang gue punya kali, ya? Karna baru aja keluar dari zona nyaman, jadinya masih merindukan kenyamanan rumah yang dulu. Kalo lagi di rumah, semuanya udah disediain, apa-apa tinggal minta, ga kayak di tempat yang baru, semua harus dari nol lagi.

Bisa juga karena emang posisinya jauh dari orang tua. Jarang dapat kabar dari mereka lagi, ga kayak waktu masih serumah. Ini faktor terbesar yang bikin gue homesick. Biar gimanapun perlakuan mereka sama gue, tetep aja itu orang tua gue juga.

- Biaya Hidup Jadi Naik

Menurut gue ini udah jadi resiko tinggal di perantauan. Kalo waktu sama orang tua makan, listrik, sama air ditanggung semua. Meskipun kita bisa hemat pengeluaran dengan masak sendiri di kost/kontrakan, tapi tetap aja kondisinya beda.

Akan lain ceritanya kalo perusahaan yang tanggung semua kebutuhan gue. Kalo ketentuannya begitu, akan lebih mudah sih untuk menentukan pilihan merantaunya. Cuman gue rasa sih ga banyak perusahaan yang bisa ngasih privilage kayak gini. Semoga aja bisa ketemu perusahaan yang seroyal ini buat karyawan non-lokal mereka.

- Harus Lebih Jaga Diri Lagi

Butuh waktu yang lama untuk tau potensi kejahatan di tempat yang baru. Menurut gue ga ada tempat yang lebih aman selain kota sendiri. Karna kita udah kenal seluk beluknya, mana daerah yang rawan, mana yang aman. Tempat yang baru harus hati-hati banget setiap kali explore.

Gue mungkin akan cari waktu khusus untuk lebih mengenali lingkungan baru lebih cepat. Mungkin kebiasaan gue jalan kaki akan sangat bermanfaat untuk explore lebih cepat lingkungan perantauan itu nantinya.

Oke! Kita udah mikirin yang negatif-negatifnya, nih! Sekarang mari kita pikirkan yang positifnya. Proses mencari hal-hal menyenangkan dari sesuatu itu menyenangkan. Kita bisa ngebayangin apa aja yang bakalan dirasain bahkan sebelum benar-benar melakukannya. Kata orang ini kayak afirmasi positif gitu.

- Bisa Jadi Lebih Mandiri

Selama ini gue selalu bergantung sama orang tua. Sehingga sisi mandiri gue sebagai manusia kurang terasah. Kalo gue merantau, skill ini bisa gue aktifkan kembali. Keberadaan mereka bikin gue terlalu nyaman bahkan cenderung bikin malas mengeluarkannya.

Sejenak menjauh dari mereka akan membuat gue aktif dalam survival mode lagi. Gue perlu ini karena ga mungkin mereka selamanya bakalan nemenin gue, kan? Gue di masa depan pasti diandalkan sama keluarga baru gue nantinya. Kalo gue ga nyiapin diri dari sekarang, kapan lagi?

- Lingkungan Baru = Skill Baru

Gue yakin banget kalo masuk ke lingkungan baru akan ada sesuatu yang bisa dipelajari. Ga cuma skill untuk belajar mandiri, tapi juga secara pengetahuan dan kebiasaan orang-orang di sana kayak gimana. Gue paling suka ketemu lingkungan baru karna udah pasti ada pengetahuan baru di dalamnya.

Meskipun gue sebenarnya agak introvert, tapi kalo misalnya ketemu orang baru gue mau-mau aja, asal tujuannya jelas. Nambah relasi misalnya, atau nambah ilmu baru buat di kerjaan baru, mau-mau aja. Tapi kalo sekadar nongkrong ngobrolin hal yang ga jelas gue skip dulu.

- Gaya Hidup Akan Jadi Lebih Disiplin

Kesehatan jadi salah satu kekhawatiran gue selama ini. Selama tinggal sama orang tua, gue masih terbawa arus sama gaya hidup ga sehat mereka. Gue ga mau jadi tua dan merepotkan keluarga untuk ngurusin orang sakit nantinya. Gue pengen bisa sehat sampe gue meninggal nanti. Gue ga pengen ngerepotin orang lain ketika udah ga ada nanti.

Harusnya kalo ga tinggal sama orang tua, gaya hidup juga ikut berubah. Menurut gue, gaya hidup mereka tuh udah ga sehat. Pulang dari toko jam setengah 11 bahkan kadang jam 11 malam, tidurnya bisa jam 12 bahkan jam 1. Gue ga bisa ngikutin gaya hidup kayak begitu.

Gue pengen punya jam tidur yang sehat, 7-8 jam sehari. Jadi maksimal banget udah tidur jam 11 malam setiap harinya. Jadwal makan malam maksimal di jam 8 atau jam 9 setelah itu "puasa" sampe jam 12 siang besok harinya. Kalo kata orang itu namanya "Intermitten Fasting".

Kalo merantau, akan lebih mudah ngejalanin gaya hidup yang lebih sehat. Bahkan gue udah berniat mau sekalian bikin menu diet defisit kalori yang ga bisa gue rasain kalo masih tinggal sama orang tua. So many things to do, such little time to do.

- Membuka Kesempatan Untuk Networking Baru

Sebenarnya keuntungan ini akan lebih terasa kalo gue merantaunya ke kota yang lebih besar dari tempat gue. Kalo pun merantaunya ke tempat yang lebih kecil, juga tetap bisa membuka kesempatan yang sama. Asalkan situasi dan kondisi di tempatnya juga mendukung.

Gue sih udah kebayang beberapa tempat yang kemungkinan besar bisa membuka kesempatan networking baru ini. Cuman, masih menunggu momen yang tepat sampai kesempatan itu beneran datang. Sambil nunggu momen, gue akan buka jalur networking baru dari tempat gue sekarang.

- Ketemu Banyak Temen

Meskipun terkesan introvert, tapi alhamdulillah ada temen yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Kalo waktu jalan kemana gitu, biasanya gue bakalan coba cari dulu "siapa ya temen gue yang ada di sana?" Kalo gue inget ada, biasanya akan gue kabarin untuk bisa ketemuan kalo memungkinkan.

Kalo keuntungan ini tergantung lokasinya juga, sih. Temen-temen gue emang banyak di salah satu kota di Pulau Jawa, kalo gue merantau di ke pulau itu mungkin intensitasnya akan sering ketemu. Tapi kalo kondisinya merantau ke tempat lain, mungkin akan sama aja kayak sebelumnya.

Gue sih berharapnya bakalan merantau ke tempat yang banyak temen di sana. Meskipun begitu, gue juga akan terbuka terhadap kemungkinan lainnya yang membawa gue ke tempat untuk ketemu temen-temen baru juga. Ga harus saklek ke tempat A kalo memang ga ada jalannya, meskipun bisa sih kalo agak maksa dikit, ya wahahahak!

* * *

Makasih udah mau baca curhatan orang yang bingung mau merantau atau ga. Kalo lu punya sodara atau keluarga yang anak tunggal kayak gue, tanyain deh gimana kalo mereka ada di posisi kayak begini? Kira-kira dia bakalan memutuskan mengikuti ambisinya atau bakalan berbakti sama orang tua? Coba nanti ceritain di kolom komentar, ya!