Izinkan saya memulai 2014 ini dengan sebuah solusi yang bagus untuk memperbaiki acara-acara televisi yang semakin lama semakin tidak jelas.
Mari kita telaah dulu apa yang menyebabkan acara ini bertahan lama? Penyebabnya cuma 1, kita yang menontonnya. Acara sekarang sudah tidak lagi mempedulikan nilai-nilai edukasi kepada penontonnya. Asalkan banyak yang menonton dan mendapat rating yang tinggi, semua telah terpenuhi. Walaupun tidak ada nilai edukasi di dalamnya.
Masalahnya adalah, target acara-acara tv ini adalah masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah. Dan jumlahnya sangatlah banyak. Jadi jika rating mereka tinggi, sebenarnya itu tidak mewakili keseluruhan masyarakat Indonesia yang menontonnya. Melainkan hanya masyarakat kelas menengah ke bawah tersebut.
Acara tv yang bernilai edukasi tidak harus selalu menayangkan tentang pendidikan atau semacamnya. Bisa saja dengan cara komedi yang sopan dan cerdas. Tidak perlu harus memakai tepung, sterofoam, atau mengolok-olok orang karena kekurangannya. Tidak perlu juga harus beradu mulut ngotot-ngototan di forum yang disediakan stasiun tv. Tidak mempertontonkan kekerasan seperti adegan menampar, mengucap kata-kata kotor/sumpah serapah.
Kartun juga seperti itu, walaupun khusus untuk anak-anak, terkadang ada juga film kartun yang tidak seharusnya ditonton untuk anak-anak. Tapi untungnya di Indonesia kartun seperti itu. Dan semoga tidak ada stasiun tv yang menayangkannya kembali.
Solusinya sebenarnya sederhana. Laporkan KPI. Tetapi sepertinya KPI pun kurang responsif terhadap laporan-laporan masyarakat. Masih ada solusi lain. Tidak menonton acara tersebut. Walaupun tidak terlalu signifikan, setidaknya kita tidak 'membantu' menaikkan rating mereka. Lebih baik bantu naikkan rating acara-acara yang lebih berbobot. Agar acara tersebut bisa bertahan lama.
Lalu, kenapa mesti masyarakat yang harus merubah kebiasaan tv? Bukan stasiun tv nya sendiri? Ya karena memang masyarakat-lah yang menjadi sumbernya selama ini. Stasiun tv sebenarnya bisa keluar dari pakem mementingkan rating ini. Namun mereka belum berani melakukannya. Memang ada yang berani seperti itu, namun tidak banyak. Hanya 1-2 stasiun. Itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali,kan?
Kepada stasiun tv juga seharusnya lebih memperhatikan kualitas siarannya. Jangan melulu memikirkan rating. Jika acara yang ditayangkan berkualitas, rating akan mengikuti dengan sendirinya. Masyarakat sekarang sudah cukup cerdas untuk memilih mana acara yang bagus untuk ditonton mana yang tidak.
Tapi sekali-sekali kita perlu juga acara tv yang kurang berkualitas, buat dijadiin bahan tulisan kaya gini misalnya, hehehe :D
MAU GANTI MOUSE
Paling Banyak Dibaca
Categories
Sosial
(72)
gue
(51)
lifestyle
(48)
review
(44)
travelling
(30)
lingkungan
(20)
tips
(18)
Politik
(13)
balada anak tunggal
(5)
viral
(2)
Blog Archive
-
►
2024
(25)
- ► December 2024 (4)
- ► November 2024 (4)
- ► October 2024 (2)
- ► September 2024 (3)
- ► August 2024 (4)
- ► April 2024 (1)
- ► March 2024 (2)
-
►
2023
(22)
- ► December 2023 (2)
- ► October 2023 (1)
- ► September 2023 (1)
- ► April 2023 (2)
- ► March 2023 (5)
- ► February 2023 (3)
- ► January 2023 (1)
-
►
2022
(33)
- ► December 2022 (2)
- ► November 2022 (1)
- ► October 2022 (2)
- ► September 2022 (5)
- ► August 2022 (2)
- ► April 2022 (5)
- ► March 2022 (2)
- ► February 2022 (3)
- ► January 2022 (2)
-
►
2021
(23)
- ► December 2021 (7)
- ► November 2021 (1)
- ► October 2021 (9)
- ► September 2021 (1)
- ► August 2021 (2)
- ► February 2021 (1)
- ► January 2021 (1)
-
►
2020
(37)
- ► December 2020 (4)
- ► November 2020 (4)
- ► October 2020 (1)
- ► September 2020 (2)
- ► August 2020 (1)
- ► April 2020 (2)
- ► March 2020 (4)
- ► February 2020 (3)
- ► January 2020 (4)
-
►
2019
(38)
- ► December 2019 (8)
- ► November 2019 (4)
- ► October 2019 (2)
- ► September 2019 (3)
- ► August 2019 (1)
- ► April 2019 (3)
- ► March 2019 (2)
- ► February 2019 (4)
- ► January 2019 (2)
-
►
2018
(65)
- ► December 2018 (4)
- ► November 2018 (2)
- ► October 2018 (1)
- ► September 2018 (7)
- ► August 2018 (5)
- ► April 2018 (3)
- ► March 2018 (14)
- ► February 2018 (5)
- ► January 2018 (7)
-
►
2017
(59)
- ► December 2017 (8)
- ► November 2017 (7)
- ► October 2017 (6)
- ► September 2017 (5)
- ► August 2017 (5)
- ► April 2017 (3)
- ► March 2017 (5)
- ► February 2017 (3)
- ► January 2017 (3)
-
►
2016
(72)
- ► December 2016 (6)
- ► November 2016 (8)
- ► October 2016 (6)
- ► September 2016 (5)
- ► August 2016 (6)
- ► April 2016 (5)
- ► March 2016 (7)
- ► February 2016 (5)
- ► January 2016 (3)
-
►
2015
(24)
- ► December 2015 (2)
- ► November 2015 (2)
- ► October 2015 (1)
- ► September 2015 (1)
- ► August 2015 (1)
- ► April 2015 (3)
- ► March 2015 (4)
- ► February 2015 (2)
- ► January 2015 (1)
-
▼
2014
(81)
- ► December 2014 (1)
- ► November 2014 (3)
- ► October 2014 (6)
- ► September 2014 (2)
- ► August 2014 (4)
- ► April 2014 (7)
- ► March 2014 (10)
- ► February 2014 (14)
-
►
2013
(7)
- ► December 2013 (1)
- ► October 2013 (6)
0 Comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan isi dari tulisan ini. Hargai dengan tidak berkomentar sekadar hanya untuk menaruh link blog anda. Terimakasih. Buat yang terindikasi spammer, akan langsung saya hapus dan report spam.