Hari ini, 9 April adalah hari yang bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana semuanya hari ini merayakan atau lebih tepatnya berpartisipasi untuk memilih wakil rakyat mereka. Hari dimana mereka menentukan masa depan bangsa ini 5 tahun ke depan. Hari dimana para caleg-caleg melihat hasil dari kampanye mereka selama ini.
Namun, berkampanye jor-joran sampai menghabiskan duit bermilyar-milyar juga tidaklah efektif menurut saya. Meskipun mayoritas masyarakat awam lebih memilih mereka-mereka yang banyak tampil di daerah pemilihannya daripada memilih caleg yang lebih "kalem" kampanyenya. Saya justru tidak suka melihat banner-banner super besar yang dipasang oleh caleg-caleg di daerah saya. Jujur saja saya tidak akan memilih mereka itu. Meskipun itu keluarga sendiri.
Menurut saya, mereka yang memasang banner-banner seperti ini mentalnya belum teruji sepenuhnya. Banner-banner dan spanduk besar itu menunjukkan mental mereka yang sebenarnya. Mental siap menang mereka sebesar banner dan spanduk mereka, tapi mental siap kalah mereka tidaklah sebesar itu.
Ini yang seharusnya kita lihat.
Bahwa sebenarnya banner dan spanduk itu tidak menjamin mereka akan menang. Dan seharusnya tidak serta merta membuat kita untuk memilih mereka.
Percaya diri boleh. Tetapi harus siap mental untuk kalah. Karena ini kompetisi, harus ada yang kalah.
Saya pernah tweet seperti ini :
Itu karena pengalaman saya tahun 2009 yang lalu sudah banyak caleg-caleg yang terganggu jiwanya saat mengetahui dirinya tidak memenangi pemilu tahun itu. Dan menurut saya, tahun ini pun akan sama kejadiannya nanti. Karena tren nya memang tidak jauh berbeda dengan 5 tahun yang lalu. Ada yang kampanye bagi-bagi uang, membuat banner besar dan spanduk raksasa, dll. Mentalnya masih tetap sama, siap menang tak siap kalah.
Sangat disayangkan caleg-caleg yang selalu memanfaatkan kekuatan uang seperti ini. Artinya memang mereka ini tidak punya integritas sama sekali soal politik. Hanya ingin menguasai rakyat, bukan memimpin dan membimbing rakyat yang memilihnya. Dan saya juga heran mengapa masih ada saja orang-orang yang mau menerima uang yang tidak seberapa ini? Malah di daerah saya, ada yang bangga mendukung salah 1 caleg karena dibayar. Mental macam apa ini?
Saya juga menyayangkan, orang-orang yang tidak memilih karena alasannya wakil rakyat ini terlalu busuk dan mereka penjahat. Sadarkah mereka bahwa mereka juga berandil besar membuat para penjahat busuk ini masuk ke parlemen? Saya sudah bilang di tulisan ini jika tidak ingin penjahat busuk ada di parlemen, gunakan lah hak pilih anda !
Sebenarnya, korupsi itu bukan saja kejahatan, tapi itu kelainan. Jadi koruptor itu sebenarnya orang normal yang cacat. Cacat psikologisnya. Mengapa bisa seperti itu? Ada berbagai faktor, salah satunya karena pada saat kampanye memang tidak jujur. Niatnya sudah tidak baik. Dan itu adalah wakil yang anda pilih.
Maka dari itu, pilihlah caleg yang siap mentalnya. Mereka yang siap menang dan juga siap kalah. Mereka yang tidak memakai kekuatan uang sebagai alat untuk mendapatkan perhatian. Tapi mereka yang punya kekuatan visi dan misi, mereka yang punya harapan untuk membuat bangsa ini jadi lebih baik lagi. Mereka yang berkampanye dengan benar, tanpa harus memhamburkan uang untuk mendapatkan simpatisan.
Sudah saatnya kita memilih masa depan yang cerah dengan memilih caleg yang baik dan benar. Bukan yang kaya dan bannernya besar-besar. Semoga tadi siang, kita semua sudah memilih caleg yang benar. Dan bisa membuat masa depan bangsa ini lebih baik.
Terimakasih untuk kalian yang sudah ikut memilih pada hari ini. Semoga yang kita pilih benar-benar orang yang amanah. Aamiin.
Namun, berkampanye jor-joran sampai menghabiskan duit bermilyar-milyar juga tidaklah efektif menurut saya. Meskipun mayoritas masyarakat awam lebih memilih mereka-mereka yang banyak tampil di daerah pemilihannya daripada memilih caleg yang lebih "kalem" kampanyenya. Saya justru tidak suka melihat banner-banner super besar yang dipasang oleh caleg-caleg di daerah saya. Jujur saja saya tidak akan memilih mereka itu. Meskipun itu keluarga sendiri.
Menurut saya, mereka yang memasang banner-banner seperti ini mentalnya belum teruji sepenuhnya. Banner-banner dan spanduk besar itu menunjukkan mental mereka yang sebenarnya. Mental siap menang mereka sebesar banner dan spanduk mereka, tapi mental siap kalah mereka tidaklah sebesar itu.
Ini yang seharusnya kita lihat.
Bahwa sebenarnya banner dan spanduk itu tidak menjamin mereka akan menang. Dan seharusnya tidak serta merta membuat kita untuk memilih mereka.
Percaya diri boleh. Tetapi harus siap mental untuk kalah. Karena ini kompetisi, harus ada yang kalah.
Saya pernah tweet seperti ini :
Sangat disayangkan caleg-caleg yang selalu memanfaatkan kekuatan uang seperti ini. Artinya memang mereka ini tidak punya integritas sama sekali soal politik. Hanya ingin menguasai rakyat, bukan memimpin dan membimbing rakyat yang memilihnya. Dan saya juga heran mengapa masih ada saja orang-orang yang mau menerima uang yang tidak seberapa ini? Malah di daerah saya, ada yang bangga mendukung salah 1 caleg karena dibayar. Mental macam apa ini?
Saya juga menyayangkan, orang-orang yang tidak memilih karena alasannya wakil rakyat ini terlalu busuk dan mereka penjahat. Sadarkah mereka bahwa mereka juga berandil besar membuat para penjahat busuk ini masuk ke parlemen? Saya sudah bilang di tulisan ini jika tidak ingin penjahat busuk ada di parlemen, gunakan lah hak pilih anda !
Sebenarnya, korupsi itu bukan saja kejahatan, tapi itu kelainan. Jadi koruptor itu sebenarnya orang normal yang cacat. Cacat psikologisnya. Mengapa bisa seperti itu? Ada berbagai faktor, salah satunya karena pada saat kampanye memang tidak jujur. Niatnya sudah tidak baik. Dan itu adalah wakil yang anda pilih.
Maka dari itu, pilihlah caleg yang siap mentalnya. Mereka yang siap menang dan juga siap kalah. Mereka yang tidak memakai kekuatan uang sebagai alat untuk mendapatkan perhatian. Tapi mereka yang punya kekuatan visi dan misi, mereka yang punya harapan untuk membuat bangsa ini jadi lebih baik lagi. Mereka yang berkampanye dengan benar, tanpa harus memhamburkan uang untuk mendapatkan simpatisan.
Sudah saatnya kita memilih masa depan yang cerah dengan memilih caleg yang baik dan benar. Bukan yang kaya dan bannernya besar-besar. Semoga tadi siang, kita semua sudah memilih caleg yang benar. Dan bisa membuat masa depan bangsa ini lebih baik.
Terimakasih untuk kalian yang sudah ikut memilih pada hari ini. Semoga yang kita pilih benar-benar orang yang amanah. Aamiin.
ini unguku, mana ungumu? (sengaja dikasih 3 gambar, biar valid) |
caleg yang upay. Buang-buang duit ikutan kampanye pake biaya gede, tapi ujung-ujung nya gak berkah karena cuman pengen balikin modal kampanye pakek cara yang gak halal. -__-
ReplyDeletemending duitnya di pake buat berangkatin haji orang tua, nyantunin anak yatim dan lain-lain. kan berkah kalo gitu. Lagian caleg cuman nyari kebahagiaan dunia doang, akhirat mah nanti aja dah kalo udah tua. ASIK hahahahha
santaiii hahaha.. ga semuanya kaya gitu kok..
Deletemakanya mesti pinter2 milih caleg.
Setujuu.. saya juga teramat tak suka sama spanduk2 super gede itu. Rasanya para caleg ini masih menganggap Pemilu adalah judi, dan politik adalah bisnis. -__-
ReplyDeletewell. kasarnya pemilu itu memang judi. peluang untuk masuk ke parlemen itu cuman 8%
Deletetapi politik jelas bukan bisnis. kalo mau bisnis ya jadi pengusaha hahaha :D
caleg yg maen duit waktu pemilu seharusnya jangan dipilih, pemilu aja udah suap, gimana kedepannya -__-
ReplyDeletememang ga pantas buat dipilih. apalagi nanti pas pilpres :)
DeleteSetuju banget sama tulisan ini. Caleg yang kampanyenya terlalu wah mending kalo milih harus dipikirin lagi emang yakin milih dia? biaya kampanye aja udah banyak keluar biaya. Apalagi sama caleg yang suka pajang poster2 disudut-sudut jalan, sampai ada yang dipohon. Bukannya jadi tambah keren kota, malah jadi tambah hancur.
ReplyDeletedan parahnya mereka ga ngeberesin atribut kampanye mereka saat selesai periode kampanye. mesti nunggu KPUD dulu ngebersihinnya. malu2in banget -_-
DeleteBanyak berita "bapak dari caleg ngamuk" ada juga "caleg meminta kembali sumbangan ke mesjid" PARAH... Caleg apaan kaya gini...
ReplyDeleteSemoga caleg yg kita pilih mempunyai niatan baik.
keren postingannya :D
hahahaha.. calegnya ngelawak. niatnya emang udah ga tulus dari awal :)))
Deleteaamiin...
terimakasih sudah mampir broo
itu buat mereka yang emang mu nyari cara instan supaya menang aja. padahal emang ga bakat di politik
ReplyDeleteSudah kejadian di tempat gue ini. Saat perhitungan suara malem harinya, beliau muncul. Gak terima dengan hasil jumlah suara. Eh marah-marah.
ReplyDeleteMau nyalahin siapa pula yak dia? Toh kita gak minta tu beliau untuk masang banner, baikin jalan, dan ngasih uang.
Kampanye besar-besaran gtu bener kalo nunjukin jati diri mereka. Nunjukin gimana mental mereka nantinya saat hasil suara sudah keluar.
Gue lagi nunggu kabar nih caleg daerah gue yang udah ngeluarin biaya ratusan juta buat kampanye tapi malah kalah. Hihihi. Penasaran
hahaha.. niatnya ga tulus banget. kalo mau menang yang menangkan hati pemilih dulu, tapi bukan pake duit.
Deleteliat aja nanti, kalo banyak yg stress artinya memang belum siap mental
Persis kejadian di daerah sekitar rumah gue. Si caleg sampai gila, ini beneran gila. Dia mungkin stres karena tidak menang. Hmm
ReplyDeleteBisa jadi. Ga siap kalah berarti dia. Kasian...
DeleteSiapapun yang menang harus membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dimana rakyatnya bisa hidup sejahtera dan Bahagia :)
ReplyDeleteitu harapan kita semua bro. aamiin semoga terkabul.
DeleteGua rasa dari kedua capres nanti 9 juli udah siap menang dan kalah, karena menurut gua mereka udah pantes memimpin indonesia, dan kalo salah satu yang kalah pun ga masalah, gua yakin ke-4 orang ini masih bisa membangun indonesia yang lebih baik walaupun bukan sebagai pemerintah.
ReplyDeleteitu harapan kita semua. semoga bisa terwujud 9 juli nanti
Deletegue waktu Pileg kemaren jadi Mitra Pengawas Pemilu, banyak banget indikasi kecurangan didalemnya, semoga nanti jadi pengawas pemilu lagi. lumayan ih uang makannya :p
ReplyDeletejiahaha ngarepin makanannya ternyata. ceritain aja pengalaman jadi mitra pengawas pemilu kaya gimana. kalo perlu bongkar kecurangan2nya yg ada haha..
Delete