Saya tidak mengerti apa tujuannya orang-orang di luar sana harus memposting dahulu makanan yang akan dimakannya ke instagram sebelum makan. Entah itu sebuah kewajiban untuk dirinya, atau sekadar ingin pamer.
Teknologi sekarang semakin canggih, sehingga dengan mudahnya orang-orang mempamerkan apa yang dilihatnya, dipunyainya, atau bahkan yang belum dimilikinya sekalipun.
Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan orang-orang diluar sana menjadi hobi memamerkan sesuatu?
Saya mencoba menganalisa menjadi 2 bagian, mari kita simak sama-sama.
Pamer Karena Pencitraan
Jenis pamer yang seperti ini adalah untuk orang-orang yang ingin terlihat eksis, terutama di dunia maya dan lingkup pergaulannya. Misalnya, setiap kali ketika dia hang out atau bahasa kerennya nongkrong dengan teman-temannya, langsung dia share ke semua media sosial yang dia punya. Biar keliatannya jadi anak gaul dimata teman-temannya yang lain. Padahal ga tau aja, dia cuman mesan minuman yang paling murah di tempat itu. Hahahahaha
Kemudian ada lagi orang yang suka memfoto makanan yang akan dimakannya dan mempostingnya ke instagram (tentu saja akun instagramnya sudah terkoneksi dengan akun media sosial lainnya) untuk dipamerkan. Syarat memposting foto makanan di instagram ini cuma 1 : makanan yang ingin dipos harus mahal dan elit. Selain dari itu, tidak boleh dipos. Itu semacam aturan tidak tertulis dari kalangan muda-mudi yang kebelet eksis.
Padahal dia sendiri itu tidak tau makanan macam apa yang dia pesan, atau barangkali dia mendapatkan makanan itu karena dia ikut suatu acara dan mendapatkan jatah makan siang seperti itu. Well, buat muda-mudi yang kebelet eksis, itu urusan belakangan, yang penting PAMER dulu biar dilihatnya gaul dan kaya.
Lain lagi dengan orang yang baru pacaran, kalo pacaran biasa ya ga masalah juga,sih. Yang bikin ga banget itu adalah pasangan yang baru pacaran dan ditambah dengan penyakit kebelet eksis. Beh ! itu pamernya ga banget deh. Mulai dari pamer muka bagus sampai muka jelek ada aja nongol di sosial media mereka. Mulai dari pamer nongkrong dimana sampai sampai pamer nongkrong beduaan doang di rumah yang lagi kosong, untung ga ngasih tau lagi pada ngapain di sana. Kalo ngasih tau kan lumayan, gue mau ikut gitu maksudnya hahahaha
Pasangan yang baru pacaran ini lagi anget-angetnya, jadi pamer kemesraan kemana-mana, sia-sia juga sih protes ke mereka, mereka pasti bilang iri lah, syirik lah, karena jomblo lah, mama nya sering minta pulsa lah, macam-macam. Begitu deh, kalo baru pacaran dunia serasa milik berdua, yang lain ga ada, semacam setan, hantu atau invisibel boot mobile barang kali.
Tapi ada 1 pamer yang bisa menghasilkan duit. Tentunya dibutuhkan kerja keras untuk bisa mencapai yang satu ini. Kalo kalian sering melihat para artis yang pamer baju/tas/dress/atau yang lainnya, itu kemungkinan besar karena mereka diberi benda-benda itu secara gratis dengan syarat dia harus mempromosikan brand dari produk tersebut. Ya istilahnya pamer sih, tapi dapat duit. Keren kan?
Pamer Karena memang "Penyakit"
Saya rasa pasti ada manusia yang semacam ini. Manusia yang sakit jika tidak memamerkan sesuatu yang dilakukan atau dimilikinya ke pada publik. Dan manusia yang satu ini tidak akan mempan jika hanya ditegur sekali, bahkan ditegur berkali kali pun tidak mempan. Harus dirinya sendiri yang menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu salah.
Orang pamer karena memang sudah penyakitnya ini akan memamerkan apa saja yang menurutnya layak untuk dipamerkan. Entah itu hanya sekadar solat di mesji yang paling megah, atau memamerkan harta benda yang dimilikinya.
Atau bisa jadi dia mengeluh, tetapi mengeluhnya congkak sekali. Misalnya "Duh, iphone 5 yang dikasih pas hari ultah kemarin udah rusak nih, minta beliin jaguar ah" atau semacam itu. Pasti kalian sering menemukan teknik pamer "mengeluh congkak" seperti ini.
Padahal saat dia mengeluh seperti itu, banyak orang-orang di luar sana yang makan saja harus mengemis dahulu. Padahal saat dia mengeluh seperti itu, orang tua dari anak-anak yang lain harus bercucuran keringat dahulu untuk bisa membelikan anaknya tas sekolah yang baru.
Pamer, apapun alasannya adalah sesuatu yang tidak baik. Bahkan Tuhan pun tidak suka pada orang yang hobi pamer seperti itu. Hanya Tuhan yang berhak memamerkan apa yang dipunyaiNya.
Semoga yang sering pamer di media sosial segera disadarkan untuk kembali rendah diri. Bukan merendahkan diri. Rendah diri agar kita sadar, bahwa sesungguhnya apa yang kita miliki ini bukan apa-apa. Bisa saja orang-orang yang lebih kaya diluar sana sering makan makanan yang kalian posting tadi tapi enggan untuk memamerkannya. Kalian? Sekali saja dapat makanan seperti itu langsung pamer.
Di atas langit masih ada langit. Ingat itu baik-baik.
Jangan terlalu sombong jadi manusia, karena harta benda yang kalian pamerkan tidak akan dibawa mati. Jangan terlalu mengumbar kemesraan bersama pasangan kalian, karena ketika kelak kalian meninggal, pasangan kalian tidak akan ikut mati bersama kalian.
sumber |
Kemudian ada lagi orang yang suka memfoto makanan yang akan dimakannya dan mempostingnya ke instagram (tentu saja akun instagramnya sudah terkoneksi dengan akun media sosial lainnya) untuk dipamerkan. Syarat memposting foto makanan di instagram ini cuma 1 : makanan yang ingin dipos harus mahal dan elit. Selain dari itu, tidak boleh dipos. Itu semacam aturan tidak tertulis dari kalangan muda-mudi yang kebelet eksis.
Padahal dia sendiri itu tidak tau makanan macam apa yang dia pesan, atau barangkali dia mendapatkan makanan itu karena dia ikut suatu acara dan mendapatkan jatah makan siang seperti itu. Well, buat muda-mudi yang kebelet eksis, itu urusan belakangan, yang penting PAMER dulu biar dilihatnya gaul dan kaya.
sumber |
Lain lagi dengan orang yang baru pacaran, kalo pacaran biasa ya ga masalah juga,sih. Yang bikin ga banget itu adalah pasangan yang baru pacaran dan ditambah dengan penyakit kebelet eksis. Beh ! itu pamernya ga banget deh. Mulai dari pamer muka bagus sampai muka jelek ada aja nongol di sosial media mereka. Mulai dari pamer nongkrong dimana sampai sampai pamer nongkrong beduaan doang di rumah yang lagi kosong, untung ga ngasih tau lagi pada ngapain di sana. Kalo ngasih tau kan lumayan, gue mau ikut gitu maksudnya hahahaha
sumber |
Pasangan yang baru pacaran ini lagi anget-angetnya, jadi pamer kemesraan kemana-mana, sia-sia juga sih protes ke mereka, mereka pasti bilang iri lah, syirik lah, karena jomblo lah, mama nya sering minta pulsa lah, macam-macam. Begitu deh, kalo baru pacaran dunia serasa milik berdua, yang lain ga ada, semacam setan, hantu atau invisibel boot mobile barang kali.
Tapi ada 1 pamer yang bisa menghasilkan duit. Tentunya dibutuhkan kerja keras untuk bisa mencapai yang satu ini. Kalo kalian sering melihat para artis yang pamer baju/tas/dress/atau yang lainnya, itu kemungkinan besar karena mereka diberi benda-benda itu secara gratis dengan syarat dia harus mempromosikan brand dari produk tersebut. Ya istilahnya pamer sih, tapi dapat duit. Keren kan?
Pamer Karena memang "Penyakit"
Saya rasa pasti ada manusia yang semacam ini. Manusia yang sakit jika tidak memamerkan sesuatu yang dilakukan atau dimilikinya ke pada publik. Dan manusia yang satu ini tidak akan mempan jika hanya ditegur sekali, bahkan ditegur berkali kali pun tidak mempan. Harus dirinya sendiri yang menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu salah.
Orang pamer karena memang sudah penyakitnya ini akan memamerkan apa saja yang menurutnya layak untuk dipamerkan. Entah itu hanya sekadar solat di mesji yang paling megah, atau memamerkan harta benda yang dimilikinya.
Atau bisa jadi dia mengeluh, tetapi mengeluhnya congkak sekali. Misalnya "Duh, iphone 5 yang dikasih pas hari ultah kemarin udah rusak nih, minta beliin jaguar ah" atau semacam itu. Pasti kalian sering menemukan teknik pamer "mengeluh congkak" seperti ini.
Padahal saat dia mengeluh seperti itu, banyak orang-orang di luar sana yang makan saja harus mengemis dahulu. Padahal saat dia mengeluh seperti itu, orang tua dari anak-anak yang lain harus bercucuran keringat dahulu untuk bisa membelikan anaknya tas sekolah yang baru.
Pamer, apapun alasannya adalah sesuatu yang tidak baik. Bahkan Tuhan pun tidak suka pada orang yang hobi pamer seperti itu. Hanya Tuhan yang berhak memamerkan apa yang dipunyaiNya.
Semoga yang sering pamer di media sosial segera disadarkan untuk kembali rendah diri. Bukan merendahkan diri. Rendah diri agar kita sadar, bahwa sesungguhnya apa yang kita miliki ini bukan apa-apa. Bisa saja orang-orang yang lebih kaya diluar sana sering makan makanan yang kalian posting tadi tapi enggan untuk memamerkannya. Kalian? Sekali saja dapat makanan seperti itu langsung pamer.
Di atas langit masih ada langit. Ingat itu baik-baik.
Jangan terlalu sombong jadi manusia, karena harta benda yang kalian pamerkan tidak akan dibawa mati. Jangan terlalu mengumbar kemesraan bersama pasangan kalian, karena ketika kelak kalian meninggal, pasangan kalian tidak akan ikut mati bersama kalian.
untungnya saya nggak pernah foto..ekekekekeke..nggak kena kritik...
ReplyDeleteini kayaknya dwi kalau baca bakalan merasa..ekekekekekekeke
bner,,kalau pcaran aja eksisnya nggak tertolong...
tapi kalau dah lama...hadah...bareng aja udah baik
pacaran hebohnya setengah mati, eh pas kawin diem2an. gue kan pengen liat kawinnya kaya gimana *lah? :))
DeleteHahahaha... kayaknya gelisah banget ya ngelihat fenomena begituan.. kalo gue sih gak pernah upload foto begituan. Selain karena gak mau dibilang sok gaul, alasan paling kuatnya ya karena gue gak pernah makan enak...
ReplyDeleteEmang yang bikin heran kenapa harus makanan yang mahal yang di upload..
Nice post..
asli gelisah banget..
Deleteya kalo pun lu sering makan makanan mahal,bro. ya ga perlu tiap kali lu makan juga di pos di sana, iya ga sih?
ya bgitulah anak2 zaman sekarang hahaha
iya banyak banget yang begitu. tapi kalau pamer yang buat dapet duit menurut ku gak apa-apa sih. namanya juga nyari rejeki kan ya. ini baru pamer yang keren.
ReplyDeleteemang banyak yang suka upload foto makanan-makanan gitu, kebanyakan sih makanan yang mewah. terus diupload ke instagram tapi munculnya kemana-mana termasuk ke fb dan twitter.
yang lebih ngeselin yang suka pamer bener-bener dihadapan kita sendiri. bukannya iri sih. risih aja. apalagi yang pamer kemesraan. hehe
nah itu tuh yang bikin kesel, di share kemana-mana, apalagi kalo kita temenan sama semua akunnya, di instagram ada, eh di twitter ada juga, ehhh di fb ada juga. ya elah -_- dia2 mulu yang keliatan hahahah
Deleteiya sih. akhirnya, lapang dada aja ngelihat yang begituan bergelimpangan diberanda fb. ya, lapang dada dengan perut yang lapar lihat makanan mewah. hehe. tapi juga mencoba berbaik sangka aja. siapa tau niat yang upload cuma lagi iseng aja. :)
DeleteEh aku suka loh share-share foto makanan di instagram haha. Kayaknya alasannya bukan karena kedua itu sih. Nggak tau juga kadang tergantung mood. Kalo lagi pengen, semua diupdate. Bahkan, lagi nggak ada kerjaan di rumah pun di update. Nggak selalu saat lagi main. Makanan juga nggak selamanya makanan mahal sih. Nggak pernah juga makan makanan mahal-_- *eh malah curhat*
ReplyDeleteTapi buat yang pamer congkak itu, aku emang pernah liat. Kesannya jadi... Mmm... Pengen hapus dia jadi temen aja rasanya. Sebel.
menurut penelitian, motoin makanan sebelum dimakan itu bisa bikin selera makanan meningkat. nah ga tau deh apa efeknya kalo foto makanan td di upload ke sosial media hahay :))
Deletegpp dwi santai aja. kalo kamu ga sering2 upload ya ga masalah,
ReplyDeleteMas Rambo.. setuju kepadamu mas!
Ia, aku juga sempar risih dengan orang yang punya kamera. Mau makan, “jret
“, mau ke parkiran “jret”, eh mau kentut juga “jret”.. aduh.. kenapa sih harus jret-jret-jret...
Apa maksud mereka? Semua itu yang mereka lakukan sebenarnya sia-sia, ngga ada manfaatnya. Kecuali, untuk tahadduts binnikmah.
maaf mas agha.. itu yang pake bahasa arab artinya apa yah? newbie nih :D
Deletetahadduts binnikmah berarti kita mengungkapkan rasa gembira dan senang kita karena memperoleh nikmat.
Deletetapi, juga ngga boleh berlebihan begitu...
hhhmmm...permasalahan yg lgi anget-angetnya nih...
ReplyDeletekalo menurut saya itu bukan lagi penyakit atau pencitraan tapi sudah jadi penyakit pencitraan yang melanda hampir semua orang....
Kalo makanan, saya gak pernah makan-makanan mahal, karena saya anak kos yang makan sebulan aja harus ngirit.
tapi menurut saya ada juga kok sisi positifnya, khususnya bagi para pecinta kuliner mereka bisa saling berbagi info dimana tempat makan yang enak dan berkualitas walaupun memang kebanyakan harganya ada yang relatif mahal.
wah setuju nih.. berbagi info kuliner.
Deletesaya juga anak kos, makan makanan mahal itu untuk event2 tertentu aja. misal : ditraktir temen kampus pas ulang taun :D
Whooo kata2 terakhir serem tuh -,-
ReplyDeleteOh namanya mengeluh congkak yg model begituan, baru tau hehe
Emang ngehe banget tuh yang ngeluh congkak, banyak bener di sosmed, semoga mereka tersadar atas apa yang mereka lakukan
Postingannya keren :D
aamiin. dan semoga kita terhindarkan dari hal-hal yang seperti itu :D
DeleteTapi itu masih mending daripada ke cafe mesan satu kopi, eh taunya cuman manfaatin wifinya doank.. :D
ReplyDeletebwahahaha kere abisss
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletebukan perbedaan kasta sih sebenernya. sah-sah aja pamer kalo memang mampu. masalahnya ada aja gitu niat pamer gadget terbaru walaupun ngutang. nah itu yang aneh, kemakan gengsi sendiri :)))
Deletekalo pas awal pacaran share foto berdua, update status sayang-sayangan, pacaran di sosmed
ReplyDeletentar kalo putus semua sosmed di unfriend, ngatain satu sama lain :D
itulah remaja labil jaman sekarang :D
nah itu salah satunya..
Deletekamu bukan remaja labil kan yah? hahaha :D
Ehh aku suka lho posting foto di instagram, dan bukan keduanya alesannya lho..
ReplyDeleteogituu.. ya gapapa sih :D silahkan
DeleteAda yang pacaran di twitter, eh putusnya gara-gara twitter juga haha
ReplyDeletehihihi.. gpp daripada berakhir gara2 kamu kan susah :))
Delete