Dulu, sewaktu masih SMP kelas 3, saat saya sekitar umur 14 tahun (sekarang 22) , guru Geografi saya pernah berkata pada murid-murid, "kalian itu akan menjadi generasi digital. Kalian akan merasakan kemajuan teknologi masa depan" Saya selalu ingat perkataan beliau hingga sekarang. Semoga Tuhan mengirimkan rahmatNya untuk beliau dan keluarga beliau dimanapun berada. Karena beliau saya tau bahwa saya akan menghadapi situasi pada masa sekarang. Masa dimana teknologi mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia.
Mulai dari bangun tidur, sampai tidur lagi, kita selalu berinteraksi dengan teknologi. Saat dulu, sebelum zaman digital ini datang, kami masih sering main di luar rumah, entah itu sekadar mengobrol saja, atau bermain petak umpet, kelereng, sepak bola (walaupun ukuran lapangannya hanya selebar aspal komplek) tapi kami bermain dengan gembira.
Saat itu, kami hanya mengenal playstation saja sebagai alat bermain digital.
Dulu kami masih belum mengenal point blank, countre strike, moodoo marble,dan game online lainnya.
Atau game yang bisa dimainkan di hp seperti line cookierun dan flappy bird
Saat itu, jejaring sosial belum terlalu heboh seperti sekarang. Kami masih belum mengenal instagram, facebook, twitter, path,dll. Bahkan dulu, hp pun hanya orang tua kami yang punya, anak-anak seusia kami belum diberi izin untuk mempunyai hp, karena masih terlalu kecil.
Untuk anak masa depan.
Dulu, kami tidak terbiasa tidak berbicara dengan lawan bicara kami saat berada di warung/restoran/atau cafe. Karena kami tidak membawa gadget seperti kalian sekarang.
Dulu kami lebih sering dimarahi karena terlalu sering bermain di luar rumah. Tidak seperti sekarang, dimarahi karena terlalu sering bermain di dalam rumah.
Tahukah kalian tentang permainan kotak rokok? Permainan yang memanfaatkan bekas bungkus rokok?
Dimana tiap bungkus rokok mempunyai nilai masing-masing. Semakin langka bungkus rokok yang kami punya, semakin mahal nilainya
Atau tahukah kalian dengan permainan lompat tali? Di Banjarmasin kebanyakan menyebutnya begitu. Dimana 'tali' yang dimaksud dibuat dari karet gelang kemudian dianyam sedemikian rupa sepanjang yang diinginkan untuk kemudian diputar oleh 2 orang di kedua sisinya.
Masih ada lagi, main yasin. Begitu dulu kami menyebutnya waktu SD, yang setelahnya saya ketahui bernama Gala Asin, bukan yasin. Dimana permainan ini memerlukan banyak orang, yang terdiri dari 2 kubu, kubu pertama adalah mereka yang bertugas menjadi penjaga. Dan kubu kedua adalah mereka yang bertugas menjadi penyerang untuk menorobos penjaga-penjaga itu.
Terakhir, dari sekian banyak permainan yang dulu kami mainkan,nak. Pernahkah kalian mendengar main inting? atau lebih dikenal dengan Engklek. Mungkin ini terdengar asing bagi kalian. Tapi bagi kami itu permainan yang sering dimainkan dulu. Permainan ini bisa dimainkan sendiri ataupun bersama teman-teman. Lemparkan sesuatu sebagai undas (saya tidak bisa mengartikan ke bahasa Indonesianya seperti apa, tapi di Banjarmasin dibilangnya begitu) kalian dengan membelakangi gambar, lalu melangkahlah sesuai dengan angka yang tertera di kotak di mana undas kalian berhenti. 'Melangkah' di sini bukan berarti berjalan, tetapi melompat dengan kaki sebelah. Seru,kan?
Untuk kalian, anak-anak masa depan.
Semoga kalian tidak terhipnotis oleh hebatnya teknologi. Karena tak ada yang lebih mengasyikkan daripada bermain dengan teman-teman kalian di luar rumah.
Boleh saja kalian menggunakan teknologi, tapi tak mesti harus sampai menjadi orang yang anti sosial,nak.
Jadilah anak-anak masa depan yang menjaga budaya-budaya tradisional dari daerahmu masing-masing.
Karena dari budaya tradisional itu, kita bisa bersatu seperti sekarang.
Saat itu, kami hanya mengenal playstation saja sebagai alat bermain digital.
Dulu kami masih belum mengenal point blank, countre strike, moodoo marble,dan game online lainnya.
Atau game yang bisa dimainkan di hp seperti line cookierun dan flappy bird
Saat itu, jejaring sosial belum terlalu heboh seperti sekarang. Kami masih belum mengenal instagram, facebook, twitter, path,dll. Bahkan dulu, hp pun hanya orang tua kami yang punya, anak-anak seusia kami belum diberi izin untuk mempunyai hp, karena masih terlalu kecil.
Untuk anak masa depan.
Dulu, kami tidak terbiasa tidak berbicara dengan lawan bicara kami saat berada di warung/restoran/atau cafe. Karena kami tidak membawa gadget seperti kalian sekarang.
Dulu kami lebih sering dimarahi karena terlalu sering bermain di luar rumah. Tidak seperti sekarang, dimarahi karena terlalu sering bermain di dalam rumah.
Tahukah kalian tentang permainan kotak rokok? Permainan yang memanfaatkan bekas bungkus rokok?
Dimana tiap bungkus rokok mempunyai nilai masing-masing. Semakin langka bungkus rokok yang kami punya, semakin mahal nilainya
sumber |
Atau tahukah kalian dengan permainan lompat tali? Di Banjarmasin kebanyakan menyebutnya begitu. Dimana 'tali' yang dimaksud dibuat dari karet gelang kemudian dianyam sedemikian rupa sepanjang yang diinginkan untuk kemudian diputar oleh 2 orang di kedua sisinya.
sumber |
sumber |
sumber |
sumber |
Semoga kalian tidak terhipnotis oleh hebatnya teknologi. Karena tak ada yang lebih mengasyikkan daripada bermain dengan teman-teman kalian di luar rumah.
Boleh saja kalian menggunakan teknologi, tapi tak mesti harus sampai menjadi orang yang anti sosial,nak.
Jadilah anak-anak masa depan yang menjaga budaya-budaya tradisional dari daerahmu masing-masing.
Karena dari budaya tradisional itu, kita bisa bersatu seperti sekarang.
Pas masih kecil, belum pernah main permainan kotak rokok. Kayaknya seru ya, mainan itu. Jadi pengen.. :D
ReplyDeletewah sepertinya belum merambah ke daerah elu brohh hahaha
Deletelu mesti main.. seru loh hunting2 kotak rokok sama temen2 keliling komplek
belum pernah jua ulun main kotak rokok :D
ReplyDeleteinting, main tali, ajak dolip, ajak tukup. hahaha
biasnaya kalo main tali jadi anak bawang, gara2 dulu ga bisa main
kotak rokok tu mainan lakian ding ai wajar aja kada suah main hahaha
Deleteoiya petak umpet ya.. lupa dimasukin. biar deh yang lain aja yang bahas. biar ga kehabisan ide :D
dulu aku suka main lompat tali :D
ReplyDeleteaku juga dulu. waktu SD kan masih ga tau malu, jd cuek aja main2an cewe :))
Deletesering banget waktu kecil main lompat tali pake karet :v /
ReplyDeletepuasaan main petak umpet , main masak pake tanah :v
tapi sekarang sudah suram -,-
iya ya seru banget dulu mainannya macem2
Deletesekarang udah berubah sejak negara api menyerang -_-
yah, makin kedepan zaman makin maju. kasian juga ngelihat anak-anak masa depan yg mainnannya 'mewah' tapi kurang berbobot. haha. *justopini
ReplyDeleteaku suka main lompat tali dan petak umpeeeet :v haha
wah kata2nya bagus nih "mainannya mewah tapi kurang berbobot" mantappp
Deletesetuju sama kamu :D
Kayaknya udah mulai langka permainan kayak gitu. Gak kebayang kira-kira anak-anak tahun 2090 maenanya apa ya? Sekarang aja udah gadget peganganya
ReplyDeleteyap.. semakin hari teknologi makin berkembang.. kita yang ketinggalan ga bisa ngikutin -_-
Deletejujur gue kasihan liat anak jaman sekarang, yang terkesan anti sosial.
ReplyDeletesemoga aja pas jaman anak-anak kita besok, teknologi yang berkembang ga melupakan kodrat manusia sebagai makhluk sosial.
sama sih.. itu yang gue gelisahkan selama ini..
Deletetulisan ini sebenernya "pembuka" untuk tulisan gue yg berikutnya. tunggu aja :D
Paling enak kalo menurut saya maen gala aisn tuh. seru..
ReplyDeleteseru banget. semakin banyak yang main, semakin seru.
DeleteAaaaaah itu mainan jaman baheula bangeeeet. Dan khawatirnya, nanti di masa depan bakalan ada permainan kaya gitu lagi. tapi versi digital. Huft.
ReplyDeleteduh jangan sampe deh -_- ga kebayang gimana itu jadinya permainan tradisional jd digital
Deletesemakin anti sosial lah anak2 masa depan
Sebelumnya salam kenal sesama blogger dari banjarmasin hehe.
ReplyDeletepernah main itu waktu masih SD. Sampai main PS dijabanin gara-gara punya kakak cowok.
Kalau cewek, pasti main masak-masakan, yang jadinya minyaknya lilin dilelehkan, aaaa kangennya masa-masa itu.
Sekarang anak-anak kecil di komplek sudah jarang main itu. Permainan itu seolah berhenti di generasi kami :"( menyedihkan. Kalo dulu mungkin sudah ada socmed, mungkin kami lebih banyak foto selfie dari pada menikmati permainannya, seperti anak-anak zaman sekarang lakukan.
beruntung bisa lahir sebelum banyak socmed yang bermunculan :D
wah salam kenal juga :)
Deletesayang banget udah ga ngerasain permainan itu lagi.. seru banget loh padahal.
semoga nantinya ada lagi yang memunculkan permainan2 ini
ini pesan yang berguna banget nih buat anak masa depan dan masa kini. dengan kecanggihan teknologi, anak-anak jaman sekarang sudah ga pernah lagi bermain kelereng, petak umpet, lompat tali, layangan dan sebagainya yang dulu terkenal banget pada saat gue masih kecil. anak jaman sekarang mereka lebih memilih duduk di depan laptop atau pc dan bermain game online.
ReplyDeletebegitu juga sosial media, dulu waktu gue masih smp paling banter sosial media itu cuman facebook. dulu gue belum mengenal twitter, instagram, path dan sebagainya (tapi sekarang udah jadi makanan gue sehari-hari sih) wkwk.
yaa semoga aja anak jaman sekarang dan masa depan tidak terpengaruh sisi negatif dari perkembangan jaman. dan terus mencintai budayanya hehe
pesen gue buat anak masa depan: ketahuilah wahai anak masa depan, bahwa permainan dari nenek moyang kalian lebih mengasyikkan daripada permainan yang ada di layar hp, laptop, atau pc kalian haha.
gue SMA kelas 3 baru kenal sama facebook. haahah
Deletesekarang anak kelas 1 SMP juga punya facebook -_-
pesan lu keren broo haha
jangankan kelas smp, kelas 6 sd aja sekarang udah pada main facebook semua. beda banget sama masa kecil kita dulu ya bro
Deletebener bro.. kecepetan gaulnya anak-anak sekarang ini
DeleteIya, benar. Boleh mengikuti perkembangan teknologi, dan tetap melestarikan permainan tradisional dari para pendahulu kita lah buat anak anak masa depan.
ReplyDeleteTempatkan porsinya sesuai dengan kebutuhan. Permainan tradisional itu penting untuk mengasah perkembangan motorik anak, juga kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan juga. Tanpa kita sadari banyak juga permainan tradisional yang mengajarkan kejujuran seprti petak umpet dan engklek. Yang mengajarkan banyak hal lah, untuk kita di masa depan.
Terima kasih postingannya. Bermanfaat dan membuat anak anak masa depan semoga bisa melestarikan budaya negeri sendiri kembali.:)
wah iya ya bener juga. dilihat dr sisi kesehatan ada gunanya juga..
Deletesebenernya kalo dilihat dr berbagai sisi emang lebih baik permainan zaman dulu sih drpd zaman sekarang
terimakasih sudah berkunjung :D
Hey! kita segenerasi! haha.. jadinya itu semua gak asing sih buat aku.. engklek, lompat tali..
ReplyDeleteTapi bener juga, beberapa saat yang lalu kak Meykke anak BE juga membuat postingan serupa.. sekarang teknologi dibuat untuk mengendalikan manusia, aku korbannya.. haha. Sekarang bahkan anak kecil yang disuruh ibunya untuk membeli rujak, dia sambil menunggu rujaknya, sambil bermain-main handphone. Padahal masih kecil.. entah gimana lagi anak cucu kita besok?
haha tua juga berarti :))
Deleteinspirasinya sih emang dr tulisan meyke juga. hehe..
nanti dikembangin lagi deh.
blogwalking emang ngebantu nyari inspirasi banget :D
anak kecil yang kaya gitu yang bakal saya bahas..
zamannya beda....
ReplyDeletekearifan yang hilang...saya kira suatu saat akan ada yang lebih aneh dari permainan sekarang ...
kaykanya sekolah harsu mengembangkan kebudayaan yang hilang....ini penting.,,,anak cucu kita tak akan pernah tau permainan kita zaman dahulu...jika tak segera di lestarikan dari sekarang
wah bener.. sekolah juga mesti ambil bagian untuk melestarikan permainan tradisional ya..
Deletebiar permainan tradisional tetep ada dan dimainkan sama anak2 kecil
ahhh, gue suka postingan yang model kayak begini..bener bangettt dah. walo dulu gue nggak tau yang gala asin itu di daerah gue kayaknya kagak ada cuyy, tapi gue suka bangett sama lompat jari dan yang kotakan namanya sundamanda!! ada 2 type, yang satu salib yang satu ada kayak buletan setengah lingakaran gitu, dan dibandingkan dengan permainan anti social dan memancing emosi kayak angry bird atau flappy bird, jelas yang ini jauh lebih kereeeeeeeeeennn...
ReplyDeleteanak gue ntar mau gue ajarin ahh...
game anti sosial dan memancing emosi hahahaha :)))
Deleteyang kotakan itu namanya emang macem2 ya.. sundamanda itu baru denger malah gue :D
Alhamdulillah, aku mengalamin itu semua sampai sekarang walau berada di masa teknologi. :))))
ReplyDeleteAku lebih memilih main kotak rokok drpd tali, karena dari SD gapernah bisa2 main tali. Bah. Wkwk.
bagus berarti haha
Deletelah cewe masa ga bisa main tali?hwahahaha malah main kotak rokok :)))
duuhhh maaf banget baru koment... krn satu dan lain hal... waaah ini postingannya keren banget untuk anak2 di masa depan... syg prmainan kyk gtu sekarang gak terlalu booming krn kecanggihan teknologi... pada main gadget semua jd permain tradisionalnya kurang nampak pdhl mustinya dilestarikan yaah... hmm itu permainan yg lompat dengan satu kaki di kampung kelahiran sy namanya permainan gici, dulu paling sk main gici ma lompat tali.. klu yg bungkus rokok itu saya lebih suka kupasin kulitnya dg silet.. khusus yg rokok surya kecil hehe
ReplyDelete