4 Juni adalah hari pertama kampanye yang diperbolehkan oleh KPU kepada capres dan cawapres. Kampanye ini dilaksanakan hingga tanggal 5 Juli. Pertanyaannya, apa cukup?
Gue rasa cukup kalo kampanye yang dilakukan efektif. Masalahnya definisi "kampanye" ini macam-macam. Ada yang mengartikan kampanye sebagai upaya untuk mengajak masyarakat memilih dirinya. Itu pandangan yang umumnya. Namun terkadang ada aja yang lihai mengaburkan defini ini.Contohnya iklan di televisi. Berapa banyak iklan tentang capres dan cawapres yang kita lihat dalam sehari di televisi? Banyak sekali. Iklannya memang tidak mengajak orang untuk memilih, tetapi mana ada sih iklan yang ga ngarep?
via bandung.bisnis.com |
Kalau dilakukannya dalam masa kampanye seperti ini sah-sah saja. Tapi faktanya iklan ini jauh-jauh hari sebelum masa kampanye dimulai sudah ada. Bahkan bukan cuma iklan, di twitter pun banyak sekali berseliwiran kicauan-kicauan tersirat yang ngajak orang lain untuk memilih pasangan capres. Lalu muncullah dugaan bermacam-macam. Hingga ujung-ujungnya melakukan negative campaign atau kampanye negatif. Sudah tau apa bedanya antara negative campaign dan black campaign?
Mari kita baca tweet dari bang @pandji berikut ini :
via akun twitter@pandji |
Paham kan? Intinya black campaign itu menyebarkan fitnah dan tidak sesuai dengan fakta yang ada dan negative campaign adalah memberitahukan fakta yang sebenarnya ada tapi tidak dipublikasikan. Nah saya kurang tau apakah di Indonesia ini boleh atau ga untuk melakukan negative campaign, setau saya di Amerika kampanye semacam ini diperbolehkan. Dan menurut saya negative campaign sangat bagus jika diterapkan di Indonesia, jadi kita tidak hanya tau sisi positifnya saja namun sisi negatif capres juga. Semua orang itu tidak ada yang sempurna, kesempurnaan itu hanya milik Tuhan jadi tidak usah merasa paling sempurna dan paling pantas memimpin negeri ini bapak-bapak sekalian, biarkan kami yang menilai bagaimana anda sebenarnya.
Sekarang masuk ke inti dari tulisan ini sebenarnya. Ini murni pilihan saya dan tidak dipengaruhi oleh siapapun. Mohon dibaca dengan pikiran yang terbuka dan tidak menghakimi.
Pilpres kali ini saya putuskan untuk bersikap netral, dalam arti saya tidak mendukung prabowo-hatta dan saya tidak akan memilih jokowi-JK. Alasannya sederhana, saya tidak punya pilihan yang sesuai dengan visi saya. Memang di beberapa tulisan yang lalu saya mendeklarasikan diri saya untuk mendukung pa Anies Baswedan menjadi capres dari Partai Demokrat. Nyatanya sekarang beliau jadi jurkam capres no. 2. Meskipun begitu, itu tidak membuat keputusan saya berubah. Karena bukan beliau yang jadi capres. Itu alasan pertama, alasan kedua saya karena ada pa JK, saya baru tau ternyata pa JK lah yang pertama kali menggagaskan UAN itu ada di Indonesia, dan itu membuat saya sangat tidak simpatik dengan beliau. Kalian yang pernah membaca tulisan saya soal UATN pasti tau kenapa.
Saya tidak mendukung capres no 1 karena sudah jelas alasannya, ada kasus hukum yang masih mengganjal dalam diri Prabowo. Tentu kalian ingat tragedi mei 1998 yang membuat Indonesia begitu mencekam waktu itu. Dan ternyata ada 13 orang yang masih hilang saat tragedi itu terjadi, bahkan sampai sekarang ke 13 orang itu tidak diketahui dimana keberadaannya. Kalian tau dalangnya siapa? Capres no. 1. Sebaik apapun cawapres yang mendampinginya, saya tidak akan memilih dia.
Namun saya sudah berkomitmen dengan diri saya sendiri. Karena saya tidak memilih siapapun diantara kedua pasangan capres-cawapres tersebut, maka konsekuensinya saya harus siap menyambut dan mendukung capres pilihan masyarakat nanti. Seburuk apapun hasilnya, saya akan mendukung beliau. Dengan cara saya sendiri tentunya. Jika kebijakan yang diambil masuk akal menurut saya, akan saya dukung. Namun jika sudah berlebihan dan tidak masuk akal, ada baiknya diprotes.
Buat kalian yang sudah jelas akan mendukung siapa, silahkan dukung pasangan kalian sekuat tenaga. Dan dukunglah calon kalian secara baik dan dewasa. Dukung dengan mengumbar keunggulan visi dan misi mereka, bukan dengan mengumbar keburukan lawan masing-masing. Apalagi sampai melakukan black campaign. Kalo disuruh bertanggung jawab membuktikannya bagaimana? Apa yang kalian perbuat?
Semoga kita diberikan pemimpin yang bisa membawa kita lebih baik lagi untuk 5 tahun ke depan dan seterusnya. Dan saya harap yang terpilih adalah pemimpin yang didukung oleh semua lapisan masyarakat. Semoga semua pemilih Indonesia punya kedewasaan untuk menerima hasil akhir dari pesta demokrasi ini. Saya tidak ingin lagi mendengar ada orang yang mengatakan "Ah, ngapain ngedukung kebijakan dia, aku aja ga milih dia pemilu kemarin".
via twitter.com |
Si Pandji pasti pro Jokowi tuh.
ReplyDeleteContoh Black Campaign: Jokowi agama kristen.
Contoh Negative Campaign: Jokowi terkait korupsi Bus Transjakarta.
emang kenapa kalo pro jokowi ? -_-
Deleteoh itu toh contoh black sama negative campaign. gue kira yang gue tulis di atas tadi..
Jokowi mah gak terkait korupsi bus trans jakarta, bukannya kemaren rame dengan surat palsu pemanggilannya. Jaksa juga bilang jokowi gak terlibat. Jadi itu kampanye hitam.
DeleteContoh pandji itu bener.. Pak prabowo dipecat ya karena penculikan mahasiswa, bahkan semalam di debat dia mengakuinya. :|
nah kan berarti emang fakta, ga perlu dukung jokowi dulu buat nyebarin fakta negatif gue rasa sih haha
DeleteSkrg bnyk bgt ya, org2 ngetweet politik gitu. ._.
ReplyDeleteBtw, itu lucu foto terakhirnya, yg Prabowo-Hatta tembem gitu, yg Jokowi-JK kelihatan tinggi trs kumisan. Hahahaha. :D
kamu ga ikutan ngetweet politik juga? :))
Deleteiya tuh hahaha iseng banget yang ngedit :D
Mudah-mudahan pemilu tahun ini bisa sukses, dan buat presiden yang terpilih dan memimpin bisa membawa Indonesia sukses juga. Amin
ReplyDeletekurang satu lagi, semoga rakyatnya mendukung presiden yang terpilih. kalo itu semua terlaksana, mimpi indonesia sukses bisa jadi kenyataan. aamiin
Deletenegative campaign menurut aku juga bagus. setidaknya yang tadi tidak tau, ya betul, jadi tau sisi negativenya.
ReplyDeleteiya.. asal memang bener ada faktanya. bukan ngarang, ujung2nya jadi fitnah :D
DeleteTadinya gua sempet bingung, soalnya paling sering ngikutin berita via twitter, dan di twitter banyak banget yang dianggap buzzer. Tapi setelah dengar Anies Baswedan ngomong tentang kriteria presiden yang dibutuhkan saat ini jadi yakin bakal milih siapa. Apalagi setelah nonton debat capres semalem :))
ReplyDeletehati2 di twitter mesti selektif ngeliat berita :D
Deletebagus lah kalo sudah punya pilihan. semoga kamu mengampanyekan calonmu dengan baik dan dewasa :)
Sampai sekarang gue masih belum paham. Belum paham banyak hal pokoknya haha. Gue turut serta doa aja deh buat negara ini :')))
ReplyDeletesipp.. semoga doamu yang baik2 ya buat negara ini :)
DeleteSalah satu dosen saya pernah berkata "Yang Abadi Dalam Politik itu hanyalah Kepentingan" Kepentingan untuk hidup layak, kepentingan menaikan status sosial keluarga dsb
ReplyDeletejdi siapapun yang terpilih jdi presiden disetiap 5 thun kedepan. Intinya si Kepentingan tujuan utama mereka.
nah berarti memang ga ada yang namanya 100% memihak rakyat. pasti bawa kepentingan masing2. jd memilih yang manapun past bawa kepentingan dari masing2 golongan.
Delete