Bagi yang mengikuti tulisan saya di blog ini pasti tau kalo saya sudah menyatakan sikap politik saya jauh-jauh hari sebelum pilpres. Dan waktu itu saya menyatakan untuk menjadi netral dan tidak mendukung siapa-siapa saat pilpres. Saya memutuskan hal ini jauh sebelum pimpinan Partai Demokrat juga menyatakan tidak mendukung siapa-siapa (walaupun belakangan memutuskan mendukung kubu Prabowo).
Saya orang yang hobi jalan-jalan. Menurut saya ketika menyusuri jalan itu bisa membuka inspirasi yang ada dalam kepala saya. Ketika di jalan saya bisa memikirkan berbagai hal menarik yang bisa saya bahas. Bahkan kebanyakan dari tulisan-tulisan saya di sini ide awalnya muncul saat saya sedang di jalan. Saya banyak jalan-jalan karena faktor keadaan sebenarnya. Saya harus menempuh jarak kurang lebih 1 jam dari rumah ke kos saya. Karena jarak rumah saya cukup jauh untuk ke kampus, mau tak mau saya harus tinggal di kos.
Lalu apa hubungannya antara jalan-jalan dengan sikap politik?
Ketika saya memutuskan untuk netral saya membersihkan pikiran dan pandangan saya dari hal-hal yang bisa mempengaruhi pilihan saya secara negatif. Karena saya tau pasti bakal banyak opini-opini miring terhadap kedua calon. Saya membentengi pikiran saya dari hal itu. Namun bukan berarti saya menolak fakta-fakta yang ada. Saya mencoba menyaring mana yang benar-benar fakta dan mana yang hanya opini.
Agak sulit memang menyaring kedua hal tersebut karena samar sekali kelihatannya. Namun jika dipikirkan pasti kita akan tahu mana berita atau artikel yang benar-benar masuk akal untuk menjadi fakta mana yang tidak. Menurut saya media televisi memberi pengaruh yang besar terhadap kecendrungan swing voters untuk memilih pasangan capres. Padahal belum tentu semua yang mereka beritakan adalah fakta. Lebih lama tinggal di kos daripada di rumah benar-benar membuat saya tidak terpengaruh pemberitaan di televisi. Karena di kos saya tidak ada televisi. Banyak orang-orang dekat saya yang sudah dipengaruhi oleh pemberitaan di tv.
Tepat sehari sebelum pilpres saya mendapat pencerahan ketika di jalan. Dan ini murni karena pemikiran saya dan melihat performa kedua capres ketika debat berlangsung. Saya memang hanya mengikuti debat itu 4 kali. Namun menurut saya itu sudah cukup untuk memikirkan ulang sikap politik saya. Akankah saya tetap netral?
Saya memutuskan berbelok ke jalan yang menurut saya benar. Saya #AkhirnyaMemilihJokowi pada hari penentuan. Karena menurut saya sendiri program-program yang dipaparkan oleh pihak Jokowi dan koalisinya lebih realistis daripada kubu lawan. Saya orang yang menuntut untuk selalu ada kejelasan dalam tiap hal dan harus detail seperti apa. Dan Jokowi adalah orangnya. Bukan berarti kubu lawan tidak ada yang bagus. Ada kok cuma tidak sebanyak yang kubu Jokowi tawarkan.
Bukan juga kubu Jokowi tidak ada kekurangan. Banyak yang menilai beliau tidak tegas dan hanya jadi capres boneka. Toh itu hanya kata orang. Dan fakta bahwa Jusuf Kalla adalah inisiator Ujian Nasional juga membuat saya enggan untuk memilih. Tidak dapat membuat saya tiba-tiba jadi memilih orang yang sudah jelas masa lalunya bisa menculik orang dan kemudian menghilangkan mereka. Dan ini bukan opini tapi fakta. Jikapun Jokowi pada akhirnya saat terpilih jadi presiden menjadi tidak tegas dan hanya jadi capres boneka setidaknya saya sudah memilih orang yang benar untuk masa depan saya.
Saya menyadari saya harus bertindak untuk menyelamatkan orang baik bisa memimpin Indonesia ini menjadi lebih baik. Saya ingin masa depan saya jelas dan tidak abstrak seabstrak program-program kubu lawan. Karena program Jokowi yang realitis maka saya tau target yang akan dia capai seperti apa. Lebih mudah mengukur tingkat keberhasilannya menurut saya.
Saya #AkhirnyaMemilihJokowi karena saya masih ingin hidup dengan mendapatkan hak saya untuk bisa mengontrol dan mengawasi kinerja pemerintahan.
Saya tidak ingin di masa depan saya ormas semakin songong yang memanfaatkan perisai agama seenak dengkul untuk menghalangi orang lain beribadah.
* * *
Saya akan tetap menghargai apapun pilihan kalian. Karena perbedaan tak seharusnya jadi penghalang untuk kita jadi bangsa yang bersatu. Kita bersatu karena awalnya dari perbedaan. Jadi mari kita dukung siapapun yang jadi presiden nanti untuk membawa Indonesia jadi lebih baik.Terakhir,
saya #AkhirnyaMemilihJokowi karena sudah cukup saya punya presiden chubby selama 10 tahun. Saya ga mau nambah lagi.
its time for change its #JokowiDay pic.twitter.com/Rz52Hqvo0V
— Radhian Nur R (@radramboo) July 9, 2014
Selamat kakak terpilih menjadi salah satu yang mendapatkan "The Liebster Award" dari aku! Cek disini http://coretanrifqi.blogspot.com/2014/07/the-liebster-award-penghargaan.html untuk info selengkapnya ;)
ReplyDelete