Kalo sudah masuk bulan puasa. Semua bisa jadi mendadak religius. Pakaian, lagu, suasana, pengamen aja ngamen pake lagu religi. Segitunya tuh efek bulan puasa. Tidak terkecuali acara-acara di tv. Semuanya berlomba-lomba menampilkan sesuatu yang bertema 'religi' entah itu talk show religi, komedi religi, sketsa religi, bahkan ajang pencarian bakat religi.
Mulai dari hafidz cilik, sampe pendakwah cilik aja ada.
Mengenai pendakwah cilik ini saya punya sesuatu yang mesti saya utarakan. Karena saya gelisah ngeliatnya. Mohon dibaca dengan pikiran yang terbuka dan tidak asal menghakimi yang macam-macam. Ini pendapat boleh anda terima boleh tidak. Boleh tidak terima tapi tidak mencaci maki. Dan bacalah sampai habis, jangan separo-separo emang mie goreng separo
Saya tidak akan mengkritik acaranya. Saya takut nanti diancam sama pemiliknya. hahaha. Yang saya kritik adalah cara penyampaiannya. Menurut saya ini bukan cara penyampaian yang baik. Begini, mereka ini anak-anak dan mereka sudah bisa berbicara dihadapan orang banyak. Itu bagus banget. Ngelatih anak buat PD apalagi didepan kamera begitu. Saya aja belum pernah masuk tv kaya gitu. Masalahnya adalah ketika mereka mulai mendakwahkan materinya mereka tidak menyampaikan dengan cara anak-anak. Semoga mengerti ya maksudnya.
Mereka menyampaikan materi dakwah layaknya orang dewasa. Itu lo maksudnya. Bukan berarti saya mendiskreditkan mereka. Cuma belum saatnya mereka berbicara dengan cara seperti itu. Bayangin kalo salah 1 dari mereka lagi di rumah pas bukan lagi acara, mamanya bikin suatu kesalahan terus anak itu bilang sama mamanya "Mama, itu tidak boleh. Allah telah melarang manusia berbuat bla bla bla" Mamanya senyum "Nak kamu udah di rumah sayang, ga perlu ngomong kaya gitu lagi" dijawab "Ga bisa mama, aku sudah ga bisa lagi kaya dulu aku ini pendakwah mama ! Pendakwah cilik !" (tentunya ini hanya parodi, bukan kejadian sebenarnya).
Bayangkan kalo itu kejadian coba? Saya pernah bilang umur tidak menentukan kedewasaan. Memang betul itu. Tapi kalo diumur yang masih kecil
udah niru gaya bicara orang dewasa itu menurut saya salah. Ingat gaya bicaranya bukan isinya kalo isinya udah pasti bagus. Itu ibaratnya kaya mahasiswa, tapi ngomongnya kaya kakek-kakek umur 80 tahun yang giginya ompong. Bisa sih tapi ga bagus aja kedengarannya. Belum waktunya.
Maksudnya sampaikanlah dakwah dengan cara anak-anak juga dong. Ini maunya saya aja sih. Tapi terserah. Karena mereka anak-anak. Saya rasa cuman sebagian dari mereka yang paham isi dari ceramahnya sendiri. Kecuali orang tuanya emang udah ngedidik pengetahuan islam sedari kecil. Yang saya bingungin lagi adalah sebenarnya sasaran penonton acara ini siapa sih sebenarnya? Ratingnya untuk umur berapa sampai berapa gitu loh? Ada ga kira-kira?
Saya akui saya memang tidak sehebat mereka untuk bisa menyebarkan ajaran islam. Bagus niatnya mencari bibit-bibit pendakwah baru. Saya dukung acara pencarian bakat seperti ini. Biar memacu anak-anak yang lain untuk bisa jadi seperti mereka yang sudah tampil dan memacu untuk pendakwah yang senior untuk bisa jadi panutan yang baik untuk anak-anak ini.
Semoga acara pencarian bakat ini bukan cuma untuk unjuk kemampuan anak dari orang tua semata. Kadang ada aja yang orang tuanya pengen anaknya tampil di tv terus anaknya ga siap yang jadinya malah ga bagus. Kasian anaknya jadi malu. Semoga ga ya.
Iya, kak. Tapi mau gimana lagi, kalau ngomongnya seolah orang dewasa, mungkin itu salah satu penilaian juri. :)
ReplyDeletewwahh jarang2 dikomenin langsung sama kamu mban ! :D makasih banyak sudah mampir ya :)
DeleteHahaha setuju, nih. Terkadang walau mikir kayak gitu, juga mikir hal lain. Ngerasa kagum aja sama mereka, pasti ortunya bangga gitu.
ReplyDeleteya itu dia. di sisi lain saya kagum sama ortu para peserta. di sisi lain saya ga terlalu suka gaya menyampaikannya
Delete