Selang beberapa jam setelah postingan ini dipublish keluar pengumuman kelulusan psikotesnya. Dan ternyata hasilnya tak seperti yang saya harapkan. Saya dinyatakan tidak lulus tes itu. Dari 900an nomer peserta yang tertulis di file pdf itu, tak ada nomer registrasi peserta milik saya. Ada rasa sedih, kecewa, iri, marah campur aduk ketika itu. Bagaimana tidak? Harapan sudah terlanjur terbang tinggi karena mimpi bekerja di salah satu stasiun tv yang paling diminati anak muda zaman sekarang sudah terbayang di depan mata.
Padahal kuota untuk interview ini sudah melebihi yang diinfokan sebelumnya. Dari grup yang saya masuki, infonya interview user ini cuman dijatah 500 peserta aja. Ternyata dengan jatah 900an (bahkan hampir seribu) pun ga masuk juga. Sedih.
Jadi keinginan saya merantau harus tertunda untuk kesekian kali. Tuhan masih belum mengizinkan saya untuk merasakan sebuah kesuksesan. "Jatah gagalmu belum habis" mungkin begitu jika Tuhan bisa berkata langsung kepada saya.
Semua manusia pernah gagal. Bahkan seorang jenius macam Einstein saja pernah gagal. Apalagi manusia macam saya, hahaha. Artinya harus lebih banyak mencoba. Anak kecil belajar bersepeda pun harus jatuh dan luka berkali-kali sebelum benar-benar lihai. Semua perlu proses, semua perlu belajar.
Bisa saja sesuatu yang baik bagi kita adalah hal yang tidak baik menurut Tuhan. Jika percaya bahwa Tuhan memang tak pernah tidur, maka seharusnya tak ada manusia yang kecewa karna rencanaNya. Tapi ya karena manusia hanya bisa berharap dan berdoa tanpa tau bagaimana hasilnya, maka akan timbul rasa kecewa jika hasilnya tak seperti diharapkan.
Atau bisa jadi kita sendiri yang kurang serius meminta? Tuhan pengen liat sesungguh apa kita punya keinginan mendapatkan apa yang kita minta. Barti saya masih kurang serius dong ya selama ini? Setelah ini harus bisa lebih serius dalam menginginkan sesuatu. Mungkin buat kalian juga, berdoa dan berusaha itu harus sama seriusnya. Jangan cuma berdoa yang serius usahanya minimalis.
Kembali ke gagal.
Ga ada yang tahu jatah gagal tiap orang itu berapa kali. Yang penting terus mencoba dan mencoba. Dan harusnya, buat saya, kegagalan masuk NET TV ini adalah kegagalan paling epic. Saya tersingkir setelah menyingkirkan 5000an peserta dari berbagai penjuru Indonesia. Harusnya saya tidak perlu takut lagi untuk gagal. Sebanyak apapun pesaing yang saya hadapi, saya hanya perlu 1 kali kesuksesan untuk bisa membayar 1000 kegagalan yang pernah saya coba.
Dengan kegagalan ini saya belajar, bahwa saya masih kurang sungguh-sungguh dalam mendapatkan apa yang saya mau. Karena, yakin saja tidak cukup. Saya selalu percaya pada kutipan ayat suci yang kurang lebih berbunyi "Aku adalah apa yang hambaKu sangkakan padaKu" kalo sangka baik, maka Tuhanpun akan memberikan kebaikan. Tapi kalo sangka jelek, siap-siap dapat kesialan. Mungkin gitu kira-kira.
Ambil positifnya aja deh. Mungkin jatah gagal saya belum habis. Harus rajin-rajin nyoba-nyoba biar makin deket sama kesuksesan. Semoga kalianpun punya semangat untuk bangkit yang sama kaya saya setelah diberi kegagalan. Jalan kita masih panjang. Harus terus belajar dan jadi orang yang lebih baik dari kemarin.
Bangkit dan habiskan jatah gagal sedini mungkin!
Pesan saya untuk kalian yang lolos ke tahap interview MDP 4 di NET TV :
Semua manusia pernah gagal. Bahkan seorang jenius macam Einstein saja pernah gagal. Apalagi manusia macam saya, hahaha. Artinya harus lebih banyak mencoba. Anak kecil belajar bersepeda pun harus jatuh dan luka berkali-kali sebelum benar-benar lihai. Semua perlu proses, semua perlu belajar.
Bisa saja sesuatu yang baik bagi kita adalah hal yang tidak baik menurut Tuhan. Jika percaya bahwa Tuhan memang tak pernah tidur, maka seharusnya tak ada manusia yang kecewa karna rencanaNya. Tapi ya karena manusia hanya bisa berharap dan berdoa tanpa tau bagaimana hasilnya, maka akan timbul rasa kecewa jika hasilnya tak seperti diharapkan.
Atau bisa jadi kita sendiri yang kurang serius meminta? Tuhan pengen liat sesungguh apa kita punya keinginan mendapatkan apa yang kita minta. Barti saya masih kurang serius dong ya selama ini? Setelah ini harus bisa lebih serius dalam menginginkan sesuatu. Mungkin buat kalian juga, berdoa dan berusaha itu harus sama seriusnya. Jangan cuma berdoa yang serius usahanya minimalis.
Kembali ke gagal.
Ga ada yang tahu jatah gagal tiap orang itu berapa kali. Yang penting terus mencoba dan mencoba. Dan harusnya, buat saya, kegagalan masuk NET TV ini adalah kegagalan paling epic. Saya tersingkir setelah menyingkirkan 5000an peserta dari berbagai penjuru Indonesia. Harusnya saya tidak perlu takut lagi untuk gagal. Sebanyak apapun pesaing yang saya hadapi, saya hanya perlu 1 kali kesuksesan untuk bisa membayar 1000 kegagalan yang pernah saya coba.
Dengan kegagalan ini saya belajar, bahwa saya masih kurang sungguh-sungguh dalam mendapatkan apa yang saya mau. Karena, yakin saja tidak cukup. Saya selalu percaya pada kutipan ayat suci yang kurang lebih berbunyi "Aku adalah apa yang hambaKu sangkakan padaKu" kalo sangka baik, maka Tuhanpun akan memberikan kebaikan. Tapi kalo sangka jelek, siap-siap dapat kesialan. Mungkin gitu kira-kira.
Ambil positifnya aja deh. Mungkin jatah gagal saya belum habis. Harus rajin-rajin nyoba-nyoba biar makin deket sama kesuksesan. Semoga kalianpun punya semangat untuk bangkit yang sama kaya saya setelah diberi kegagalan. Jalan kita masih panjang. Harus terus belajar dan jadi orang yang lebih baik dari kemarin.
Bangkit dan habiskan jatah gagal sedini mungkin!
Pesan saya untuk kalian yang lolos ke tahap interview MDP 4 di NET TV :
Jangan sia-siakan kesempatan emas ini. Dan jangan buat kami yang tidak lolos interview ini semakin kecewa karna telah memberikan kesempatan kepada orang-orang yang ga niat ikutan tes. Buat kami bangga karna kami bisa bersama dengan orang-orang yang sama-sama ingin sukses.