Selama menjalani bisnis online, saya semakin tertarik untuk membagikan apa yang saya pelajari selama ini ke semua media sosial saya. Hal ini bermula dari salah satu owner bisnis yang saya ikuti membagikan konten setiap hari di channel telegramnya.
Dari sana saya terpikir, kalo dia saja bisa apalagi saya. Tapi, apa yang harus saya bagikan sementara ilmu bisnis saya masih cetek? Lalu ketemulah video-videonya Gary Vee yang mencerahkan saya. Dia bilang bagi aja apa yang sudah kamu pelajari ke media sosialmu.
Tips lain yang dikasih tau Gary Vee adalah setiap orang harus eksis di semua media sosial. Itulah kenapa Gary selalu ada dimana-mana. Youtube ada, instagram, twitter, tiktok, spotify, website, email semuanya dia aktif.
Saya mikir dong gimana caranya bisa se-eksis itu ya? Sementara saya cuman sendirian ngurus semua media sosial. Lagi-lagi Gary Vee ngasih tau caranya, dengan menggunakan 1 konten untuk semua platform.
Dan itu membantu banget!
Dari sisi kreativitas saya ga harus ribet mikirin 1 ide per platform media sosial. Capek kalo mesti kayak gitu. Saya rasa sih sekreatif apapun orangnya ga akan bisa mikirin 1 konten atau ide per media sosial per hari. Bisa gila ntar hahaha.
Dari sisi pembuatan konten lumayan berat sih. Jujur aja, karena masih ngerajin semuanya sendirian, apalagi untuk bikin konten untuk semua platform. Saya perlu tim tapi pemasukan masih belum stabil untuk ngegaji tim, jadilah superman dulu sekarang ini.
Dengan bermodalkan komputer dan handphone saya mencoba tetap eksis di platform media sosial mayoritas. Website, Youtube, instagram, twitter dan facebook. Bagaimana saya membuat konten untuk semua media sosial tersebut hanya dengan 1 konten?
Kalo Gary Vee karena dia punya banyak tim yang ngurusin kontennya di medsos, dari 1 konten bisa dipecah pecah sampai jadi beberapa bagian gitu. Saya masih belum sanggup kayak begitu. Jadi yang saya lakukan adalah mendaur ulang konten yang sudah saya buat ke platform lain dengan menyesuaikan kebiasaan dari pengguna di platform itu.
Langkah-langkah saya membuat konten untuk semua media sosial:
1. Karena saya lebih suka tulis menulis, maka saya akan menuliskan kata per kata pada blog saya. Entah itu di rangkaianabjad.com atau di apabanget.my.id. Pokoknya naskahnya saya tuliskan dulu sampai selesai semuanya, sampai diposting ke halaman blog saya.
2. Setelah menuliskan dan memposting naskahnya di blog, saya bisa membuat 2 opsi konten. Biasanya kalo ga dibikin untuk jadi konten instagram, saya akan bikin versi videonya. Kalo bikin konten instagram, saya rangkum intinya menjadi padat singkat dengan bentuk foto carousel.
3. Anggaplah saya bikin ke instagram duluan, setelah itu akan saya buat versi videonya untuk diupload ke youtube. Saya biasanya minimal bikin videonya 10 menitan, ga terlalu panjang tapi juga ga terlalu pendek. Biar nanti kalo udah bisa dimonetize tinggal pasang-pasang iklan di videonya bisa lebih banyak.
4. Setelah versi videonya jadi, kemudian akan saya ubah ke versi audionya untuk bisa diupload ke anchor fm dan bisa didistribusikan ke spotify.
Gimana? Udah kebayang kan cara membuat 1 ide konten bisa dipake untuk semua platform?
Melihat langkah-langkah tadi, dari 1 ide konten saja saya bisa membuat konten untuk 4 platform sekaligus. Belum lagi kalo kamu punya channel sharing lainnya. Saya juga sering buka kulwa (kuliah whatsapp) dari materi yang ada di blog. Pernah juga saya share tulisan di blog untuk jadi bahan kulgram (kuliah telegram) di channel telegram saya.
Kalo ditambah kulwa dan kulgram barti bisa jadi 6 konten di platform yang berbeda.
Belum lagi konten instagram carousel itu dimasukin ke whatsapp story, bisa bertambah lagi tuh jadi 7 konten.
Belum lagi kalo facebooknya aktif, bisa tuh tulisannya diedit trus dijadiin status panjang di facebook, total 8 konten.
Statusnya dishare lagi ke story fb nya, jadi 9 konten.
Foto ig carouselnya di share lagi ke story fb jadi 10 konten.
Video yang dipake upload ke youtube, bisa juga dipake untuk konten di fans page, 11 konten.
Tuh bisa jadi 11 dari 1 ide doang!
Oiya kenapa saya ga bikin kontennya ke twitter dan tiktok?
Pertama, karena twitter adalah tempat saya menumpahkan kekesalan saya kalo lagi bersosmed, jadi agak kurang cocok dijadikan tempat untuk mem-branding diri di sana hahahaha..
Tiktok saya ga sanggup bikinnya karena udah keburu terkuras tenaga untuk bikin video di youtube. Bukan karena alay atau jelek, ya. Tiktok itu potensial banget untuk membranding diri. Kalo ga, ga mungkin pa Sandiaga Uno bela-belain bikin akun tiktok ya kan? Hehehehe..
Nah sekarang, tinggal kamunya nih kayak gimana. Apakah mau eksekusi sebanyak ini, atau mau fokus di 1 platform aja? Itu semua terserah kamu, karena di sini saya mencoba memberikan perspektif baru. Bukan berarti harus dituruti semuanya.
Namanya juga strategi, boleh dipake semua dipake setengah atau bahkan ga dipake sama sekali juga ga masalah. Strategi ini dipake karena saya orangnya ga mau ribet ngurusnya. Jadi sekali bikin bisa untuk semua platform gitu.
Semoga sharing artikel ini bermanfaat buat kamu yang baca ya.
MAU GANTI MOUSE
Paling Banyak Dibaca
Categories
Sosial
(72)
gue
(51)
lifestyle
(48)
review
(44)
travelling
(30)
lingkungan
(20)
tips
(18)
Politik
(13)
balada anak tunggal
(5)
viral
(2)
Blog Archive
-
►
2024
(25)
- ► December 2024 (4)
- ► November 2024 (4)
- ► October 2024 (2)
- ► September 2024 (3)
- ► August 2024 (4)
- ► April 2024 (1)
- ► March 2024 (2)
-
►
2023
(22)
- ► December 2023 (2)
- ► October 2023 (1)
- ► September 2023 (1)
- ► April 2023 (2)
- ► March 2023 (5)
- ► February 2023 (3)
- ► January 2023 (1)
-
►
2022
(33)
- ► December 2022 (2)
- ► November 2022 (1)
- ► October 2022 (2)
- ► September 2022 (5)
- ► August 2022 (2)
- ► April 2022 (5)
- ► March 2022 (2)
- ► February 2022 (3)
- ► January 2022 (2)
-
►
2021
(23)
- ► December 2021 (7)
- ► November 2021 (1)
- ► October 2021 (9)
- ► September 2021 (1)
- ► August 2021 (2)
- ► February 2021 (1)
- ► January 2021 (1)
-
▼
2020
(37)
- ► December 2020 (4)
- ► November 2020 (4)
- ► October 2020 (1)
- ► September 2020 (2)
- ► August 2020 (1)
- ▼ April 2020 (2)
- ► March 2020 (4)
- ► February 2020 (3)
- ► January 2020 (4)
-
►
2019
(38)
- ► December 2019 (8)
- ► November 2019 (4)
- ► October 2019 (2)
- ► September 2019 (3)
- ► August 2019 (1)
- ► April 2019 (3)
- ► March 2019 (2)
- ► February 2019 (4)
- ► January 2019 (2)
-
►
2018
(65)
- ► December 2018 (4)
- ► November 2018 (2)
- ► October 2018 (1)
- ► September 2018 (7)
- ► August 2018 (5)
- ► April 2018 (3)
- ► March 2018 (14)
- ► February 2018 (5)
- ► January 2018 (7)
-
►
2017
(59)
- ► December 2017 (8)
- ► November 2017 (7)
- ► October 2017 (6)
- ► September 2017 (5)
- ► August 2017 (5)
- ► April 2017 (3)
- ► March 2017 (5)
- ► February 2017 (3)
- ► January 2017 (3)
-
►
2016
(72)
- ► December 2016 (6)
- ► November 2016 (8)
- ► October 2016 (6)
- ► September 2016 (5)
- ► August 2016 (6)
- ► April 2016 (5)
- ► March 2016 (7)
- ► February 2016 (5)
- ► January 2016 (3)
-
►
2015
(24)
- ► December 2015 (2)
- ► November 2015 (2)
- ► October 2015 (1)
- ► September 2015 (1)
- ► August 2015 (1)
- ► April 2015 (3)
- ► March 2015 (4)
- ► February 2015 (2)
- ► January 2015 (1)
-
►
2014
(81)
- ► December 2014 (1)
- ► November 2014 (3)
- ► October 2014 (6)
- ► September 2014 (2)
- ► August 2014 (4)
- ► April 2014 (7)
- ► March 2014 (10)
- ► February 2014 (14)
- ► January 2014 (8)
-
►
2013
(7)
- ► December 2013 (1)
- ► October 2013 (6)
0 Comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan isi dari tulisan ini. Hargai dengan tidak berkomentar sekadar hanya untuk menaruh link blog anda. Terimakasih. Buat yang terindikasi spammer, akan langsung saya hapus dan report spam.