Baru-baru ini lagi rame video seorang mantan caleg salah satu partai bernama Edy Mulyadi yang mengomentari kebijakan pemerintah memindahkan ibu kota negara. Sebetulnya polemik perpindahan ibu kota negara ini sudah banyak yang mengomentari, baik pro maupun kontra.
Saya pribadi tidak ada masalah orang mau menanggapi positif/negatif masalah perpindahan ibukota ini. Toh, yang kita tau bersama faktanya ibu kota yang sekarang sudah "kewalahan" menyandang status ibu kota. Selain banyaknya permasalahan esensial seperti tindak kejahatan, epicentrum penyebaran virus Covid, sampai ke hal yang sudah berulang kali terjadi namun masih belum bisa diatasi beberapa kepala daerah yang menjabat di sana: banjir.
Namun yang saya sesalkan adalah komentar tidak pentingnya mengenai Kalimantan/orang Kalimantan. Edy Mulyadi, caleg gagal dari PKS, dengan entengnya menyebut kalo Kalimantan itu "tempat jin buang anak". Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Kalimantan (Selatan), tentu saja tidak terima pada awalnya.
Pernyataan kontroversial caleg gagal PKS ini pun menimbulkan reaksi masif dari berbagai pihak. Mulai dari tetua adat di Kalimantan, artis, tokoh politik dan pihak lain yang memiliki kepentingan. Saya juga tidak ketinggalan dengan menuliskan reaksi beragam di twitter dan juga instagram. Yang teranyar saya buatkan artikel khusus di blog ini hehe.
MELIHATNYA DARI SISI YANG LAIN
Setelah beberapa hari mengamati kejadian ini, serta melihat reaksi yang ditimbulkan dari pernyataan Edy Mulyadi, membuat saya jadi berpikir kembali "apakah ini stigma yang dibawa oleh orang-orang luar kalimantan terhadap orang-orang kalimantan selama ini?
Istilah "tempat jin buang anak" itu kan memiliki arti bahwa tempat itu jauh diantah berantah/tempat yang paling malas dikunjungi sama orang. Ibaratnya, kalo ga punya keperluan apa-apa ngapain ke situ? Gitu lah kira-kira untuk yang ga tau ya.
Jika memang benar demikian, maka keputusan Presiden Jokowi untuk memindahkan ibu kota ini sudah tepat. Selain karena faktor teknis di atas, memindahkan ibukota ke Kalimantan berarti akan membuang jauh stigma negatif tadi.
Orang-orang berpikir bahwa Kalimantan itu "tertinggal" dibandingkan Pulau Jawa dan pulau lainnya. Padahal kota-kota di Kalimantan seperti Balikpapan, Palangkaraya itu menurut saya sudah cukup maju. Saya ga menyebut Banjarmasin karena menurut saya tata kotanya masih belum bisa mengimbangi Palangkaraya dan Balikpapan sejauh ini.
SDM nya pun ga kalah tokcer dari pulau lain. Salah satu yang paling dikenal adalah Kalimantan Selatan sempat terwakili posisinya di posisi kabinet pemerintahan ketika Bapak Gusti Muhammad Hatta ditunjuk untuk menjabat sebagai Menristek (Menteri Riset dan Teknologi) dan MenLH (Menteri Lingkungan Hidup) oleh presiden SBY.
Mungkin karena stigma ini pula lah, orang-orang pulau jawa suka malas berkunjung ke Kalimantan. Karena mereka pikir, ga ada yang bisa dilihat di sana. Padahal mereka ga tau aja, orang Kalimantan kalo ke Pulau Jawa itu kerjanya mayoritas ngabisin duit. Orang jawa ke Kalimantan ngapain? Ngabisin duit? Belum tentu hehe..
Saya rasa argumen perpindahan ibukota dari Edy Mulyadi si caleg gagal dari PKS ini akan semakin mendukung keputusan presiden. Karena sudah pasti akan menghilangkan stigma negatif itu. Kalimantan ga akan lagi dipandang sebelah mata sama orang.
Dengan adanya perpindahan ibukota ini menurut saya akan semakin menegaskan pemerataan pembangunan yang digaungkan oleh Presiden Jokowi selama ini. Ga cuman fokus di Jawa doang tapi kalo bisa di seluruh Indonesia.
Namun tentu saja, perpindahan ibukota juga harus dibarengi dengan infrastruktur pendukung lainnya. Ga cuman infrastruktur pembangunan aja, kayak jalan, tata kota dan sebagainya.
Infrastruktur digitalnya juga perlu diperhatikan. Mulai dari keamanan data yang selama ini jadi isu yang ga pernah selesai (kebocoran data dimana-mana), sampai ke digitalisasi birokrasi guna mempercepat proses administrasi masyarakat + mengurangi tindak korupsi yang dilakukan oleh orang-orang tamak.
Harapan saya, jika perpindahan ibukota sudah sempurna, bisa memajukan tidak hanya Kalimantan saja, tapi juga bisa memajukan seluruh ibukota. Melalui infrastruktur yang lebih baik, tata kota yang lebih baik, keamanan data yang lebih dan yang terutama pemerintahan yang lebih baik. Aamiin.