Kamu pasti punya akun instagram kan? Jarang banget ada orang yang ga punya. Setidaknya punya untuk posting foto sendiri atau ngeliatin update an temen. Beda lagi kalo misalnya jadi pebisnis online. Kayak saya, bisa punya lebih dari 3 akun sekaligus.
Nah ngomongin pebisnis online di instagram, tentunya kita berurusan dengan orang-orang random. Bisa dibilang kita akan "bertemu" secara daring di seluruh Indonesia. Ketika kita menggunakan sebuah akun instagram sebagai tempat berjualan atau menjalankan bisnis, maka peran kita berganti menjadi seorang admin.
Ibaratnya sama kayak jualan di warung gitu. Pastinya sering ketemu sama banyak orang, ya kan? Nah jadi admin akun instagram untuk jualan ataupun akun publik juga sama. Bedanya kita ngehadapin komentar netizen. Seperti yang kita tau, jari netizen itu luar biasa pedasnya kalo udah ngata-ngatain orang. Salah sedikit aja, dirujak seantero instagram.
Ngebangun akun bisnis ataupun akun publik di instagram ada suka dukanya pasti. Sukanya karena bisa ngumpulin banyak orang di tempat kita sendiri. Apapun yang kita tawarin, mereka minat dan kepengen beli. Cuannya lebih gede dibandingkan jualan di wa ataupun nawarin ke temen.
Dukanya, makin banyak followers yang ada di akun kita, makin besar juga resiko yang kita dapatkan. Terutama resiko rugi ketika kita ga bisa kontrol diri pegang akunnya. Ini yang perlu dijaga banget. Karena ga gampang untuk mengelola perasaan sendiri.
Waktu followers masih kecil, resikonya barang ga ada yang laku. Waktu followers udah gede/banyak, resikonya akan ada haters yang siap merundung kita setiap saat. Tujuannya kalo ga menjatuhkan personal branding atau menghancurkan bisnis orang.
Makanya sebisa mungkin ga perlu lama-lama aktif di akun publik punya sendiri. Terlebih untuk yang suka iseng balesin komen netizen kayak saya. Karna akan sangat berpengaruh sama performa branding akun publiknya. Meskipun akunnya selalu login di hp, tapi ga setiap saat saya buka. Paling 1-3 jam setelah posting konten saya pantau secara berkala. Habis tu udah deh balik lagi ke akun pribadi.
Satu hal yang pasti, zaman sekarang mau posting sepositif apapun akan selalu ada aja haters yang komen negatif. Karena manusia-manusia beracun itu akan selalu ada dimanapun apapun yang kita lakukan.
Kita, sebagai manusia yang masih bisa berpikir dengan jernih dan menggunakan logika sehat, harusnya bisa mengatur reaksi terhadap komentar mereka. Karena ga mungkin kita ngatur kehendak orang untuk berkomentar seperti apa.
Tentu saja kalimat di atas ga semudah praktiknya. Saya mengerti karena saya juga pernah merasakannya. Terkadang ada rasa ingin merespon dengan amarah terhadap komentar mereka. Namun, ketika dipikir-pikir lagi efek jangka panjangnya, mending gausah deh.
Kita mungkin akan merasa senang sesaat ketika merespon interaksi haters. Tapi ke depannya, akun kita dianggap sebagai akun tempramen, admin yang suka marah-marah ke followers segala macam.
Hanya karena kepingin merasakan kesenangan sesaat, kita mengorbankan branding akun yang sudah dibangun sepanjang tahun. Ketika kita melakukan 1 kesalahan saja, maka semua kebaikan yang kita lakukan seumur hidup akhirnya sirna. Resikonya terlalu besar menurut saya. Ga worth it banget untuk dilakuin.
Kebaikan seumur hidup akan cepat dilupakan, kesalahan sekali saja akan diingat sepanjang hayat.
Itu prinsip yang saya terapkan ketika menjadi admin akun instagram. Ketika terbersit rasa "gatal" ingin merespon interaksi haters, saya selalu berpedoman dengan prinsip ini.
Jangan dikira punya akun publik instagram itu enak. Jangan dikira jualan online itu enak. Semua pekerjaan itu pasti ada enak ga enaknya. Kaum mendang mending ga perlu banyak komen karena pendapat kalian ga valid kalo cuman ngukur sesuatu cuman dari kacamata kalian doang.
Daripada komen mendang mending doang, lebih baik lu kasih semangat dan kasih pengertian sama temen lu. Karena mereka lebih butuh dukungan daripada adu nasib.