WHOOSH DAN DONGENG TRANSPORTASI DI KALIMANTAN

Ketika orang-orang di Pulau Jawa sudah menikmati transportasi kereta api, orang-orang di Kalimantan hanya bisa bermimpi. Ketika orang-orang di Jawa sudah menikmati kereta listrik, orang Kalimantan hanya bisa bermimpi. Ketika orang-orang di Jawa bisa menikmati kereta cepat, lagi-lagi orang di Kalimantan hanya bisa bermimpi.

Ketiadaan Kereta Api Di Kalimantan

Seumur hidup gue tinggal di Kalimantan, ga pernah ada rencana untuk bikin transportasi umum kereta. Apalagi seumur orang tua gue yang umurnya udah 2 kali lipat dari gue sekarang? Selama itu, kami semua hidup tanpa ada kereta, mau itu api ataupun listrik.

Apakah ga ada kereta kami bakalan mati? Ga juga, tapi kalo ada kereta, akan banyak akses yang terbuka. Orang-orang akan lebih mudah untuk bepergian. Jarak tempuh yang sudah pasti akan jauh lebih singkat. Orang yang tinggal di perkotaan pun ga akan segan kalo misalnya di tempatkan di Kabupaten. Akhirnya sumber daya manusia dan alamnya akan terdistribusi lebih merata.

Kesenjangan Transportasi Antara Pulau Jawa dan Kalimantan

Beda banget dari Pulau Jawa yang akses transportasi umumnya lengkap dan mudah. Bahkan bisa gue bilang perkembangannya sangat jauh meninggalkan kota-kota di Kalimantan. Bayangkan, moda transportasi busway di Jakarta udah ada sejak 2004. Sementara salah satu kota di Kalimantan, baru punya moda transportasi sejenis busway tahun 2019. Ketinggalan 15 tahun!

Dari segi infrastruktur pun Kaimantan ini cukup tertinggal. Sampai tulisan ini ditayangkan, ga ada jalan tol yang dibikin sama pemerintah. Boro-boro mau punya kereta cepat, jalan tol aja ga masuk ke sini. Meskipun banyak yang bilang Jokowi udah menurunkan kesenjangan wilayah Indonesia, tapi gue masih ngerasa Kalimantan masih banyak ketinggalannya. Baik dari sisi infrastruktur mapun juga sumber dayanya.

Sejarah Kereta Api di Indonesia

Kalo kita tarik mundur lagi, kereta api sudah ada di pulau Jawa sejak 1867. Lalu terus mengalami evolusi hingga sekarang udah ada kereta cepat. Kalimantan? Sampai gue nulis artikel ini, ga pernah ada pembangunan terkait moda transportasi kereta. Artinya udah 157 tahun Kalimantan ketinggalan sama moda transportasi darat ini.

Pengalaman Naik Transportasi Umum Modern

Gue udah pernah nyobain naik LRT dan MRT di Jakarta. Enak banget kalo akses ke transportasi umum itu gampang. Ga perlu pake motor buat kemana-mana dan harganya pun sangat terjangkau. Setidaknya untuk ke tempat-tempat mainstream ga susah.

Cuman Whoosh yang masih belum pernah gue cobain. Karna moda yang satu ini untuk jarak jauh dan tujuannya masih ke kota Bandung aja. Meskipun gue sempet bilang Bandung itu kota ke-2 gue, tapi masih belum kepikiran untuk balik ke sana lagi. Padahal aksesnya jauh lebih gampang karna ada whoosh.

Kereta Cepat Whoosh: Akses Mudah ke Bandung

Mungkin jalan-jalan berikutnya gue bakalan nyobain whoosh sekalian ke Bandung juga. Tinggal pesat tiket kereta di aplikasi udah bisa dapat kursi. Pilihan kelasnya juga ada macam-macam, tergantung budget travelling masing-masing. Harga tiket whoosh paling murah 350.000 untuk kelas premium ekonomi. 

Cara Beli Tiket Kereta Whoosh

Kalo lu punya rekening BRI, lu bisa langsung beli tiket kereta whoosh pake aplikasi BRImo. Apalagi sekarang ada BRImo FSTVL yang akan menghitung tiap transaksi pake rekening BRI lu jadi poin. Semakin banyak transaksi yang lu lakukan, misalnya beli tiket pesawat atau tiket kereta, makin gede kesempatan lu untuk menangin hadiahnya.

Menurut gue untuk harga 300ribuan bisa nyampe Bandung dalam waktu 30 menit sih sangat worth it. Terutama untuk orang yang waktunya ga banyak untuk bisa pergi ke Bandung. Kalo dibandingin pakai mobil yang sama-sama jalur darat, dari Jakarta ke Bandung bisa 4-5 jam, itu pun kalo ga macet.

Kondisi Transportasi Kalimantan Saat Ini

Ketika orang-orang di pulau Jawa udah bisa merasakan kecepaan 350 km/jam-nya whoosh Jakarta-Bandung dan sebaliknya, Kalimantan masih harus mendengar dongeng transportasinya saja. Masyarakat Kalimantan sangat bergantung pada roda 4 dan roda 2 untuk bepergian jalur darat. Meskipun sudah moda tranportasi sejenis Transjakarta, tapi jika jalan yang itu-itu juga, sama kayak pengguna jalan yang lain, jarak tempuhnya ga akan jauh beda kalo pake kendaraan pribadi.

Apalagi di tempat tinggal gue, cuman bisa ngarep untuk punya moda transportasi kereta api. Lama-lama, kereta bakalan ada setelah 1000 tahun nih gue rasa. Saking lamanya, sampai anak cucu gue nanti cuman dengerin dongeng tentang kereta listrik di Kalimantan. Sedih banget kalo emang itu sampe kejadian, sih.

Hak Akses Transportasi Bagi Masyarakat


Semua orang berhak mendapatkan akses transportasi yang memadai. Ketika ada yang "ketinggalan" untuk merasakan manfaatnya, berarti ada yang salah di sana. Harusnya masyarakat kotanya juga protes karna hak aksesnya terbatas. Mereka udah bayar pajak ke daerahnya, sudah saatnya menuntut balik uang-uang udah mereka bayarkan.

Pentingnya Partisipasi Masyarakat

Masyarakat masih banyak yang ga tau atau ga ngerti. Kalo mereka bayar pajak, mereka juga punya hak untuk memantau kemana aja uangnya dipake. Mereka kira habis bayar pajak itu, udah dibiarin aja pemerintah yang make gitu? Padahal kita bisa nuntut dan kasih kritik ke pemerintahnya uang pajak kita tu dijadiin apa aja. Bukan cuma buat ngegaji pegawai-pegawai kantor doang.

Kadang, pemerintahnya juga yang bereaksi berlebihan sama tuntutan masyarakat. Ketika ada yang protes menyuarakan hak dan aspirasinya, dianggap sebagai ancaman dan akhirnya dibungkam. Sehingga masyarakat takut untuk menyuarakan hak yang seharusnya mereka dapatkan.

Tapi masyarakatnya juga kadang menyampaikannya dengan cara yang berlebihan. Niatnya pengen menyuarakan hak-haknya yang seharusnya disediakan pemerintah, tapi caranya kurang tepat. Ujung-ujungnya bukan kritik tapi malah ujaran kebencian buat pemerintah.

Akhirnya, karna masyarakatnya ga bisa mengomunikasikan suaranya dengan tepat, pemerintah yang ga mau mengedukasi masyarakat gimana menyampaikan aspirasinya dengan benar. Serta respon pemerintah yang berlebihan, sama-sama ga ketemu solusinya. Hak masyarakatnya tetap ga terpenuhi, karna pemerintahnya ga peduli-peduli banget. Masyarakatnya cuman bisa berharap pemerintah ngerti maunya mereka.

Pemerintahnya seolah-olah ga punya beban untuk memenuhi hak masyarakatnya. Bukan cuma karna ga peduli, tapi juga karna masyarakatnya nuntut lalu dibungkam. Seandainya tuntutan masyarakat itu, terlepas dari caranya yang salah atau benar, direspon dengan aksi nyata, gue masih rispek. Ini bener-bener ga peduli dan karna masyarakatnya ga nuntut apa-apa, dianggap pemerintah sebagai kebutuhan masyarakat udah terpenuhi.

Harapan Untuk Kereta Api di Kalimantan

Gue sih berharapnya pemerintah ga sedangkal itu, ya. Gue yakin di pemerintahan ini masih banyak yang punya hati. Masih banyak yang berfikir jernih di sana. Cuman ketutup sama oknum doang.

Semoga keberadaan kereta di Kalimantan ga sekadar wacana atau dongeng semata. Gue juga pengen Kalimantan punya kereta. Biar akses kemana-mana jadi lebih mudah dan jalur darat punya alternatif baru untuk bepergian. 

Kalo menurut lu, nih, kapan kereta api di Kalimantan bakalan terealisasi dan kenapa pada saat itu? Coba tulis di kolom komentar.

#BRImo #BRImoMudahSerbaBisa #BRImoFSTVL #BerlimpahHadiah

Game Nutrisi: Solusi untuk Masalah Gizi di Indonesia?

Ketika mendengar kata "game," apa yang langsung terlintas di pikiran lu? Hiburan? Menghabiskan waktu luang? Atau malah bikin mager? Nah, gimana kalo ada game yang justru bisa bantu lu jadi lebih sadar soal kesehatan dan gizi? 

Ini beneran! Ada lho game edukasi yang dirancang untuk membuat kita lebih pintar memilih makanan sehat. Sebelum kita bahas gamenya, lu mesti tau dulu masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia.

Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan kuliner. Sayangnya, kebiasaan makan kita sering kali ga merhatiin keseimbangan gizinya. Makannya nasi ayam geprek terus atau ga makan seblak doang. Akibatnya, ada dua masalah kesehatan utama yang banyak terjadi:

  1. Malnutrisi dan Stunting
    Jutaan anak Indonesia mengalami stunting—gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Menurut laporan UNICEF, stunting bisa memengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas saat dewasa. Indonesia sendiri udah dari lama memerangi stunting sejak periode Presiden Jokowi. Bahkan memerangi stunting juga salah satu program unggulannya Presiden Prabowo saat kampanye.

  2. Obesitas dan Penyakit Tidak Menular
    Di sisi lain, gaya hidup modern dengan makanan cepat saji dan minuman tinggi gula telah meningkatkan angka obesitas. Obesitas sering jadi pintu gerbang bagi penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Buat lu yang jarang minum air putih, mulai kurangin kebiasaan minum minuman manis dalam kemasan ataupun yang bersoda. Meskipun yang lu minum itu diklaim less sugar sama merknya, itu tetep ada gulanya juga.

Keduanya terlihat bertolak belakang, ya? Tapi intinya sama: pola makan kita perlu diperbaiki. Masalahnya, gimana caranya mengubah sesuatu yang terlihat menyenangkan ini?

Edukasi Gizi Lewat Game: Main Seru, Sehat Juga


Di sinilah game edukasi tentang gizi masuk ke dalam cerita. Salah satu jenis game yang mulai populer adalah permainan yang mengajarkan kita tentang makanan sehat dan pola makan seimbang.

Misalnya, ada game di culinaryschools.org yang meminta pemain untuk menyusun makanan bergizi sesuai piramida makanan. Lu bakalan belajar tentang kombinasi karbohidrat, protein, sayur, buah, dan lemak sehat. Lebih dari itu, game seperti ini bikin kita mikir dua kali sebelum asal pilih makanan.

Bayangin kalo game ini dimainin sama anak-anak, remaja, sampe orang tua. Perlahan tapi pasti, pola pikir tentang pentingnya makanan sehat bisa tertanam tanpa berasa “diceramahi.”

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Game Ini?

Dari sekian banyak game edukasi bertema kuliner, ada beberapa hal menarik yang bisa kita petik:

  1. Memahami Porsi Makan Ideal
    Game semacam ini biasanya punya tantangan menyusun porsi makan yang ideal. Misalnya, berapa persen dari piring kamu harus diisi sayur, protein, dan karbohidrat. Ini bisa membantu kita memahami konsep “Isi Piringku” dari Kementerian Kesehatan Indonesia.

  2. Mengenal Jenis Makanan Bergizi
    Game ini juga sering mengenalkan bahan makanan yang kadang kita anggap remeh, seperti kacang-kacangan, ikan, atau buah lokal. Tahu nggak sih, banyak bahan makanan khas Indonesia yang sebenarnya superfood alami?

  3. Melatih Kebiasaan Membuat Pilihan Sehat
    Lewat game, kita belajar untuk memilih opsi terbaik dari berbagai pilihan makanan. Ini mirip banget sama kehidupan nyata, di mana kita sering tergoda makanan instan. Kalau terbiasa di game, siapa tahu refleks kita jadi lebih sehat di dunia nyata.

  4. Menghindari Makanan yang Berlebihan Gula atau Lemak
    Beberapa game punya fitur yang menunjukkan efek buruk makanan tinggi gula atau lemak. Bukan dengan gambar seram, tapi lewat simulasi sederhana yang bikin kita berpikir, “Oh, ternyata ini nggak baik, ya.”

Cara Mengatasi Masalah Gizi di Indonesia dengan Pendekatan Kreatif

Nah, setelah tahu manfaat game edukasi, langkah selanjutnya adalah menghubungkannya dengan realitas. Berikut ini adalah beberapa solusi kreatif yang bisa dicoba:

1. Integrasi Game Edukasi ke Sekolah

Bayangkan jika pelajaran IPA atau BK di sekolah dasar menggunakan game edukasi ini sebagai media pembelajaran. Anak-anak pasti lebih semangat! Guru bisa mengajak siswa bermain sambil diskusi tentang gizi. Hasilnya? Ilmu gizi terserap tanpa bikin mereka bosan.

2. Ajakan “Main Bareng” untuk Keluarga

Keluarga adalah tempat di mana kebiasaan makan terbentuk. Jadi, ajak keluarga untuk main bareng game edukasi ini. Selain seru, ini bisa jadi momen bonding yang positif. Orang tua pun jadi lebih mudah mengajarkan anak tentang pentingnya makan sehat.

3. Kemitraan dengan Influencer atau YouTuber Gaming

Di era media sosial, pesan apa pun bisa lebih mudah diterima jika disampaikan lewat idola. Influencer gaming bisa diajak untuk memperkenalkan game edukasi ini dengan gaya yang santai dan relatable. Sekali tembak, bisa kena anak muda se-Indonesia!

4. Kampanye Nasional Lewat Kompetisi Game Gizi

Siapa bilang belajar tentang kesehatan itu nggak seru? Bayangkan kompetisi nasional di mana anak-anak dan remaja berlomba memainkan game edukasi gizi. Selain mendapatkan hadiah, peserta juga jadi lebih sadar akan pentingnya pola makan sehat.

5. Pembuatan Game Lokal yang Sesuai Budaya Indonesia

Meskipun game dari luar negeri seperti yang di culinaryschools.org sangat bagus, akan lebih keren kalau ada versi lokal. Misalnya, game yang mengajarkan kita menyusun menu sehat dari makanan khas Indonesia seperti nasi tumpeng, gado-gado, atau papeda. Dengan begitu, nilai edukasinya lebih mengakar.

Coba dah lu buka daftar game edukasi nutrisi, di sana banyak banget pilihan jenis games yang bisa lu mainin. Kerennya lagi, meskipun 1 topik yang sama, tapi variasi gamenya macam-macam. Jadi lu bisa ganti-ganti gamenya dan ga akan ngerasain bosan di tiap game yang dimainkan.

Mengapa Solusi Ini Penting?

Perubahan kebiasaan makan membutuhkan pendekatan yang kreatif dan relevan dengan gaya hidup modern. Game edukasi tentang gizi bisa menjadi salah satu alat untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia tanpa harus memaksakan perubahan secara tiba-tiba.

Lewat media ini, kita bisa menyampaikan pesan penting: menjaga kesehatan itu menyenangkan, tidak sulit, dan bisa dimulai kapan saja, bahkan dari layar ponsel. Jadi, kapan mau coba main gamenya? 😉

Kalo menurut lu sendiri nih, apakah game edukasional kayak begini punya pengaruh signifikan untuk bisa mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia? Coba tuliskan alasan lu setuju/ga setujunya di kolom komentar ya!

CERITA KE MAKASSAR

Setelah sekian kali cerita ke Jakarta mulu, kali ini gue akan cerita ke kota lain, ya. Alhamdulillah sekarang gue akan cerita ke Makassar, ya. Kalo ke Jakarta disponsorin sama duit sendiri, ke Makassar disponsorin sama UNESCO dan Wikimedia Indonesia. Nanti gue akan cerita terpisah apa yang dilakukan bersama UNESCO dan WIkimedia Indonesia di tulisan yang lain.

Ini adalah kali pertama gue ke Makassar dan dibayarin sama orang. Gue dulu udah pernah bersumpah kalo mau ke bandara yang baru di kota gue, harus dibayarin full sama orang atau siapapun. Sumpah itu sempat dilangkahi dengan keberangkatan gue ke Jakarta bulan Mei kemaren.

Ternyata, sumpahnya baru bekerja jelang akhir tahun 2024. Rupanya harus ada pancingan pake duit sendiri dulu baru bisa bekerja. Akhirnya gue ke bandara itu dibayarin full 100% pp sama UNESCO dan Wikimedia Indonesia. Emang kalo udah rezeki ga akan kemana, ya ges ya!

Gue baru gabung di Komunitas Wikipedia Bahasa Banjar 1 tahun lebih, tapi udah dikasih apresiasi setinggi ini sama mereka. Emang beda ya kalo komunitasnya dipegang sama orang-orang yang mindset nya mau ngembangin komunitas. Kalo dipegang sama orang yang mindset nya mau ngembangin diri sendiri ya udah pasti "dia lagi dia lagi' yang dikasih previlage.

Hari Pertama

Anyway, balik lagi ke cerita gue. Dari kota gue ke Makassar itu sejam naik pesawat, ga sejauh ke Jakarta yang 1 jam 40 menit. Bandaranya Sultan Hasanuddin berlokasi di Maros, lokasi bandaranya sama seperti di sini juga. Jauh dari pusat kotanya. Bandara Sultan Hasanuddin juga kayak begitu, jauh dari pusat kota.

Bisa dibilang bandaranya punya vibes Bandara Sjamsoedin Noor zaman belum direnovasi. Ga terlalu besar untuk terminal kedatangannya. Ketika sampe ke pintu keluar, ada buanyak banget orang yang nungguin. Gue ga tau apakah mereka itu semua penjemput penumpang atau driver ojol yang lagi nunggu. 

Ketika keluar dari pintu itu, gue ngerasain kayak lagi di Bandara Soetta zaman dulu yang banyak banget orang nungguinnya. Sekarang Soetta udah jauh berkurang yang kayak begitu. Ternyata di Makassar tahun 2024 masih kayak begitu, gokil. Gue sama temen-temen sempet ditawarin untuk naik ojol sama beberapa orang, tapi kami nolak. Gue baru tau ternyata itu adalah calo, mereka nyariin penumpang buat temennya. Kalo kita pake mereka, harganya lebih mahal daripada tarif aslinya.

Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia

Pada awalnya kami berencana naik ojol aja ke hotel. Karna jaraknya ga terlalu jauh, menurut google maps. Katanya gmaps sih cuman 15 menitan doang dari bandara, deket dong harusnya?

Rencana naik ojol berubah karena salah satu temen kami ternyata dijemput oleh keluarganya. Kami pun juga ikut diangkut semuanya. Kami juga ga nyangkan bakalan diajak ikut, sudah berencana untuk naik ojol aja tadi padahal. Selain diantarkan ke hotel, sebelum nyampe juga kami diajakin makan coto.

Ini keren banget, sih. Begitu turun langsung dari bandara, langsung diajak makan makanan khasnya.  Makan Coto Makassar langsung di Makassar-nya. Nikmat Tuhan manalagi yang kamu dustakan? Makasih juga buat keluarganya teman kami yang udah rela neraktir kami ber 5 semuanya. Semoga rezekinya nambah dan panjang umur selalu. Aamiin. 

Ternyata rasa Coto Makassar itu agak sedikit hambar, ya. Makanya ditiap warung Coto itu disediain garam sama jeruk nipis untuk bisa meracik formula rasa yang pas sendiri-sendiri. Buat gue yang ga suka rasa yang terlalu asin, sebenarnya ga ditambahin apapun udah enak banget. Cuman selera orang, kan, beda-beda, ya.

Setelah makan barulah kami diantarkan ke hotel untuk istirahat. Setelah dapat kunci kamar, beberes sebentar trus keluar lagi untuk makan malam di resto hotel. Gue sama yang lain udah ga makan berat lagi. Cuman nyobain snack-snack aja, yang penting makan di hotel. 

Setelah selesai makan dan ngobrol-ngobrol bentar sama peserta yang lain, kami balik ke kamar masing-masing untuk istirahat. Karna acaranya bakalan dimulai besoknya.

Hari Ke- 2 di Makassar

Karena pelatihannya ini full day, waktu untuk jalan-jalan hanya bisa dilakuin setelah acara selesai. Biasanya acara selesai pada sore hari sekitar jam 5-an. Bisa dibilang tanggung banget untuk jalan-jalan. Karna jam 5 itu udah deket banget sama Maghrib, kalo habis maghrib waktunya jadi pendek banget buat jalan-jalan.

Tapi demi bisa jalan-jalan, meskipun waktunya pendek tetap akan kami lakukan. Mumpung lagi di kota orang, kita harus memanfaatkan momen untuk bisa lebih kenal lagi kotanya, dong! Terbatasnya waktu harusnya ga menghalangi kita untuk bisa berlibur. Minimal bisa merasakan suasana kota pada malam hari.

FYI, jarak hotel ke pusat kota itu sekitar setengah jam. Iya sih deket sama bandara, tapi jauuuhhh bangeet ke kotanyaaahh!!

Gue janjian sama temen yang emang sekarang berdomisili di Makassar untuk ketemu. Dia mau ngajakin ke Pantai Losari sama CPI. Cuman karna waktu itu malam minggu, di sana muacetnya luar biasa!! Kayaknya semua orang di Makassar numpuk di CPI sama Losari hari itu. Sampe temen gue ga dapat parkir mobil gara-gara penuh banget.

Emang kebetulan hari itu ada 2 event yang lokasinya berdekatan. Event olahraga ada di Losari dan event fintech ada di CPI. Jadinya numpuklah semua orang pada mau ke situ di hari yang sama. Sebagai orang yang jarang kena macet, ngeliat macet di Makassar gue jadi kaget sendiri.

1 hal yang gue baru sadar di Makassar: klakson ga pernah berhenti meskipun malam. Gokil banget jalanan di Makassar. Terlebih pas temen gue bilang di Makassar jarang banget ada polisi ngejaga lalu lintas.

Pantai Losari; Central Point of Indonesia (CPI), Makassar Sulawesi Selatan Indonesia

Meskipun begitu, kita tetap menerobos macet jahanam itu. Gue turun dari mobil, temen gue nyari parkir. Sebenarnya sih pengennya temen gue ini ikutan ngumpul juga, tapi karna saking macetnya, dia ga bisa nyari tempat parkir. Akhirnya setelah kami selesai keliling kawasan Losari dan CPI, gue dan rombongan temen-temen misah. Gue sama temen gue ini pergi makan coto.

Ternyata, makan coto lebih enak daripada macet-macetan. Kalo makan coto bisa bikin kenyang, kalo macet cuman bikin meriang. Makan coto ketupatnya 3-4 biji seporsi kenyang banget! Ikut macet-macetan bikin laper doang adanya.

Gue mesen coto daging waktu itu, kali ini gue belajar untuk ngeracik rasa coto sendiri. Karna ternyata default rasanya sama di. 2 warung coto yang berbeda. Gue harus racik sendiri untuk bisa ketemu rasa yang pas. Overall sih gue suka banget sama Coto Makassar, rasanya otentik banget dan pasti pengen makan itu lagi kalo ke sana.

Temen gue ngerekomendasiin toko oleh-oleh yang terkenal di Makassar: Toko Unggul. Katanya di sana lengkap kalo mau cari oleh-oleh khas Makassar. Dia ngerekomendasiin 1 produk yang katanya harus dibeli: minyak gosok. Awalnya si bangke ini ngerekomendasiin minyak gosok yang harganya 600 rebu! Ternyata ada versi murahnya yang sering dia beli buat dikasih ke ortu.

Setelah cerita-cerita tentang kehidupan, akhirnya gue pulang ke hotel. Rasanya tuh kurang banget explore kotanya kalo cuman malam doang. Makanya besoknya ngerencanain untuk ke tempat lain biar bisa menikmati nuansa kota Makassar yang lainnya.

Hari Ke- 3 di Makassar

Jadwal hari ke-3 selesai lebih cepat dari perkiraan kami. Meskipun tetap aja waktu yang kami punya ga terlalu banyak. Cuman bisa maksimalin waktu setelah selesai pemberian materi doang. Ngerti sih, ini kan tujuannya belajar bukan buat jalan-jalan.

Hari itu kami berencana untuk beli oleh-oleh gitu. Temen-temen dari komunitas lain juga nyaranin ke Toko Unggul untuk beli oleh-oleh. Meskipun berangkatnya misah-misah dengan temne-temen dari komunitas lain, kami ketemu juga di Toko Unggul.

Gue sama temen-temen dari Komunitas Banjar berangkat duluan karna kami mau ke Fort Rotterdam dulu. Sebenarnya objek wisata ini tuh kalo malam udah tutup, cuman karna lagi ada event kesenian gitu jadinya dibuka untuk umum.

Jadilah kami bisa menikmati suasana benteng ini dari dalam di malam hari. Salah satu sisi bangunannya dipake untuk eksebisi pameran. Pameran yang gue maksud adalah Museum Keliling Koleksi Kepresidenan: Pakkamase. Kami coba masuk ke sana untuk meliat isinya apa aja. Karna temanya adalah kehidupan para Presiden Republik Indonesia, jadinya meliat benda-benda bersejarah yang dipamerkan di situ.

Setelah puas berkeliling di pamerannya kami pun keluar dan menuju ke Toko Unggul. Lokasi toko oleh-oleh khas Makassar ini ternyata ga jauh dari Fort Rotterdam. Kami cukup berjalan kaki sebentar untuk bisa nyampe ke toko itu dan memilih oleh-olehnya. 

Toko Unggul ini bisa dibilang lengkap banget variasi oleh-olehnya. Mulai dari kue-kue khas Makassar, ganci (gantungan kunci), kain khas Makassar sampai baju-baju bertuliskan kata-kata khas Makassar juga ada. Gue memilih untuk membeli makanan aja, karna menurut gue itu lebih khas daripada yang lain.

Dari 7 kue yang gue beli, cuman sempat mengingat 2 namanya: Baruasa Kambu dan Kenari Durian. Baruasa Kambu gue inget karna menurut gue ini yang enak di lidah, rasanya manis-manis gitu. Kenari Durian karna ini yang gue kasih ke orang rumah, sisanya dikasih ke anak-anak di kantor.

Setelah puas belanja oleh-oleh, kami diajakin keluarga salah 1 temen kami untuk menikmati minuman khas Makassar. Sebenarnya tujuan awalnya itu mau makan pisang epe, tapi kondisinya penuh banget di warung yang dituju, jadinya berubah lokasi. Kami akhirnya dibawa ke warung Sarabba.

Sarabba ternyata minuman panas gitu. Rasanya menghangatkan tenggorokan, ada manis-manisnya dikit dan ada rasa pedesnya juga. Berdasarkan kombinasi rasa itu tadi, menurut gue Sarabba ini rasanya mirip banget sama Wedang Jahe. Suka banget minuman yang menghangatkan kayak gini.

Minum Sarabba ga lengkap kalo ga makan sama gorengan. Warungnya juga nyediain berbagai macam gorengan kayak pisang goreng, bakwan, dan sukun. Makanan ini ga lengkap kalo ga pake cocolan sambel. Beda banget dari cocolan gorengan khas di sini yang pake petis yang pedas.

Makan gorengan di Makassar itu "temennya" bukan petis tapi sambel pedas! Agak asing buat gue yang terbiasa makan gorengan pake cabe rawit. Padahal sama-sama cabe tapi karna bentuknya beda jadinya terasa beda. Sebagai pencinta pedas, menurut gue level pedasnya pas di lidah. Ga terlalu pedas, ga juga terlalu manis. 

Rasa gorengan dan cocolannya jadi nyampur di mulut dan bikin cita rasa yang beda dari makan gorengan selama ini. Kalo makan pisang goreng, dicocol pake sambel di mulut jadi nano-nano rasanya. Ada manis, sedikit gurih tapi ada pedasnya yang bisa jadi pembeda di mulut.

Udah gitu, ditimpa dengan minum sarabba pula! Jadi makin meriah banget itu rasa di mulut. Manisnya pisang goreng, pedesnya sambel dan manis panasnya sarabba nyampur jadi satu itu jadinya enak banget.

Setelah puas menikmati sarabba dan gorengan, kami akhirnya pulang ke hotel. Perut udah hangat dan kenyang, oleh-oleh udah kebeli semua, tinggal tidur aja.

Hari Ke-4 di Makassar

Praktis di hari ke-4 ini kami semua fokus untuk persiapan pulang.  Setelah sarapan bersama di hotel, kami semua berpisah dengan teman-teman dari komunitas lain yang berangkat duluan sesuai jadwalnya. Kebetulan gue sama temen-temen yang se-komunitas itu jadwal penerbangan siang.

Suasana Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan

Kami mesan mobil online untuk berangkat bareng ke bandaranya. Karna jadwalnya siang, jadi makan siang di bandara aja biar ga ketinggalan jadwal pesawat. Karna punya waktu cukup banyak, kami sempat berfoto di spot foto bandara Sultan Hasanuddin.

Untungnya bandara Sultan Hasanuddin ga segede Terminal 3 Soekarno Hatta Jakarta. Gue udah hopeless ketika ngeliat terminal kedatangannya mirip kayak Terminal 3. "Bakalan jadi joki strava lagi nih gue" dalam hati. Untungnya itu cuman di khayalan gue aja, terminal kedatangannya lagi drenovasi.

Kalo renovasi bandara Sultan Hasanuddin jadi, itu sih kayaknya gedenya mirip Terminal 3, deh. Siap-siap aja yang di terminal kedatangan bakalan disuruh cardio di sana. Tapi menurut gue kursi-kursi di gate itu masih kurang banget, sih. Soalnya gue sama temen-temen gue hampir ga kebagian kursi buat duduk. Malah sempet duduk di gate sebelah saking penuhnya.

Review Singkat Buat Makassar dan Sekitarnya

Selama sekitar 4 hari di Makassar dan sekitarnya, setidaknya ada beberapa hal yang sempat gue rasakan.

Mataharinya cepet banget tingginya. Jam 7 panasnya berasa kayak jam 8 di Banjarmasin. Karna mataharinya cepet banget tingginya, jadwal solatnya juga jadi lebih cepet daripada biasanya. Dzuhur aja belum jam 12 udah masuk. 

Suasana jalanannya bikin kaget, begitu ga jauh keluar bandara udah "ketemu" macet. Karna terbiasa keluar bandara ketemu jalanan yang sepi dan lancar, ngeliat di Makassar jalanannya padat banget begitu, cukup bikin kaget, sih. Klaksonnya juga ga berenti-berenti bunyi meskipun malam hari. Klakson di Makassar ga kenal jam malam, gokil.

Harga Menu Coto Makassar Pangnguranginta, Pai, Sulawesi Selatan

Selama 4 hari di Makassar cuman sempat nyobain makanan otentiknya 3 kali doang. Pertama kali pas nyampe Makassar makan Coto Daging pake lontong. Trus pas sama temen gue nyobain Coto Daging lagi. Terkahirnya nyobain Sarabba di tempat anak nongkrong Makassar.

Tiga-tiganya gue suka sih. Masih penasaran sama konro, palubasa sama pisang ijo. Meskipun di Banjarmasin juga ada pisang ijo, tapi rasanya kurang lengkap kalo ga nyobain langsung di kota aslinya, kan? Itu akan gue jadiin alasan untuk bisa balik lagi ke Makassar kapan-kapan, ya!

Lokasi wisatanya juga dikit banget gue samperin. Cuman Fort Rotterdam sama Pantai Losari doang. Pantai Losari sih agak mengecewakan buat gue, karna pas ke sana lagi ada acara jadi ketutupan untuk bisa nyobain spot fotonya. Meskipun kata orang-orang Pantai Losari itu cuman "gitu-gitu aja", tapi yang namanya turis kan pasti penasaran juga.

Kata temen gue, kalo ada banyak waktu, harus nyobain ke Toraja. Tempat wisatanya di sana banyak dan jaraknya deket-deket. Sewa motor seharian udah bisa ngedatangin spot wisatanya banyak katanya. Gue kan jadi penasaran kalo dikasih tau begitu. Semakin kepengen balik ke Makassar lagi jadinya.

Tips Jitu Gen Z Ngegas Tanpa Lupa Rem

Siapa bilang hidup di era digital itu gampang? Memang peluang kerja lebar banget, dari bikin konten sampai jadi freelancer serba bisa. Tapi di sisi lain, dompet sering kali ngomong, "Eh, slow down dulu, dong!" Jadi Gen Z harus jago multitasking antara ngejar cuan, hemat, tapi tetap menikmati hidup.

Gimana udah pusing baca pembukaannya? Tenang, kali ini gue akan kasih beberapa tips yang bisa lu kerjakan. Gue udah bikin sederhana, biar lu gampang ngerti dan ngerjainnya juga. Kalo lu udah pernah nyobain tips-tips ini, tulis di kolom komentar hasilnya kayak gimana, ya!


Langsung baca aja sampai habis!

1. Kerja Cerdas, Gaya Pas!

Side hustle itu udah kayak "nama tengah" Gen Z. Tapi, biar makin produktif dan gak cuma muter di tempat, penting banget punya tools yang bantu kerja lebih cepat dan aman. Contoh, aplikasi mobile banking yang gak cuma buat transfer-transferan, tapi bisa sekalian jadi asisten keuangan pribadi. Misalnya, ada fitur yang bikin kita bisa buka rekening online tanpa ribet, bahkan sambil rebahan. Bisa langsung cek promo atau diskon, jadi uang kerja keras gak kebuang sia-sia.

Buat lu yang punya tabungan BRI, gue punya tips tambahan biar makin cuan. Kalo lu disuruh bos untuk pesan tiket pesawat buat perjalanan dinas, pake aplikasi BRImo aja. Karna di sana lu bisa pesan tiket pesawat dengan mudah cepat dan banyak promonya.

2. Ngomongin Promo, Jangan Lupa!

Eh, ngomong-ngomong soal promo, pernah gak sih lu bingung cari cara biar duit hasil freelance lebih panjang usianya? Cek-cek promo di platform yang sering lu pakai itu golden rule-nya. Ada banyak diskon belanja, kuliner, sampai tagihan rutin, yang bisa bikin lu hemat ratusan ribu setiap bulan.

Dan jangan lupa, beberapa bank sekarang udah pinter banget bikin promo spesial buat anak muda yang tech-savvy. Bayangin, belanja kebutuhan kantor atau bayar aplikasi langganan buat kerja kreatif, terus dapet cashback? Rasanya kayak dapet extra life di game!

3. Kelola Keuangan ala Gen Z

Yang sering kerja lepas atau freelance, pasti tahu rasanya penghasilan gak selalu stabil. Makanya, punya rekening tambahan buat tabungan spesial itu trik terbaik. Contoh, buka rekening yang gampang dan cepet dari aplikasi aja, terus khususin buat nabung dana darurat. Soalnya, siapa sih yang mau hidup cuma modal YOLO tanpa rencana?

Oh iya, manfaatin fitur-fitur kekinian di aplikasi bank itu, lho! Beberapa bahkan punya program cashless payment yang bikin bayar-bayar makin praktis. Kan jadi makin gampang hemat dan efisien, tinggal scan, bayar, kelar.

Kalo di tempat lu lagi ada event BRImo FSTVL 2024 gue saranin untuk datang ke sana. Karna udah pasti di situ ada banyak promo buat lu, terutama yang punya rekening BRI. Makin banyak transaksi yang lu lakuin di situ, makin gede kesempatan menangin hadiah langsungnya.

4. Workspace Estetik Gak Harus Mahal

Jangan lupa, kalau kerja dari rumah atau cafe hopping, bikin suasana kerja senyaman mungkin. Kalau ada promo untuk kebutuhan kerja kayak alat tulis, printer ink, sampai furnitur minimalis, sikat aja! Pasti ada di promo-promo aplikasi yang udah jadi partner keuangan lu. Work smarter, not harder, kan?

Hidup Gen Z emang penuh warna (dan tantangan). Tapi kalau lu pinter manfaatin teknologi, fitur mobile banking, dan promo-promo yang lagi tren, semuanya jadi lebih enteng. Kerja keras, kerja cerdas, dan jangan lupa, nikmatin hasilnya juga! Karena apa? Kita gak cuma ngejar mimpi, tapi juga ngejalanin hidup yang tenang aman dan damai.

So, udah siap ngegas karier dan hemat ala Gen Z?

#BRImo #BRImoMudahSerbaBisa #BRImoFSTVL #BerlimpahHadiah

AVENGED SEVENFOLD THE ONLY STOP IN ASIA

Sebagai anak yang lumayan introvert, nonton konser bukanlah salah satu kegiatan yang "gue banget". Apalagi nonton konser sendirian, sudah jelas hal itu ga ada di kamus gue. Cuma konsernya Avenged Sevenfold The Only Stop In Asia-lah yang bikin rela berangkat nonton konser sendirian.

AVENGED SEVENFOLD THE ONLY STOP IN ASIA

Konser Avenged Sevenfold The Only Stop In Asia adalah konser satu-satunya yang diadakan Avenged Sevenfold di benua Asia. Konser ini juga sebagai tur promosi buat album baru mereka bertajuk Life Is But A Dream. Indonesia spesial banget di mata personilnya, karna kata Matt Shadow, jumlah penggemarnya terbanyak sedunia! Gokil!

Secara pribadi, lagu-lagu Avenged Sevenfold udah menemani hidup gue sejak 2009. Sampai hari ini gue masih suka dengerin lagu-lagu mereka. Meskipun aliran musik mereka udah agak berbeda dari pertama kali gue dengerin, tapi masih bisa dinikmatin.

Avenged Sevenfold

Pada tur kali ini, Avenged Sevenfold bawa personil yang ga jauh beda dari terakhir kali mereka datang ke Jakarta tahun 2019. Hanya 1 orang ga ikut ke Jakarta tahun ini, karna emang ga bisa ikutan, yaitu drummer mereka The Rev, karna udah meninggal tahun 2010 silam.

Setelah gonta ganti drummer, dari Mike Portnoy, Arin Ilejay dan yang terbaru ini Brooks Wackerman. Brooks yang jadi personil "baru" dalam lawatan ke-4 kalinya Avenged Sevenfold ke Jakarta ini. Minusnya Brooks memang ga dikasih jatah jadi vokalis di band ini. Beda kayak The Rev yang suaranya punya warna sendiri di lagu-lagu Avenged Sevenfold zaman dulu.

Album Life Is But A Dream... ini bisa dibilang penantian panjang yang ditunggu. Gimana ga? Avenged Sevenfold terakhir kali meriilis album rekamannya tahun 2016 dengan judul The Stage. Ketika Life Is But A Dream... dirilis, responnya positif banget dari fans. Mungkin ini juga yang bikin Avenged Sevenfold mau bikin tur dunia lagi setelah sekian lama vakum.

Menurut gue pribadi, album Life Is But A Dream sangat berbeda dari album-album sebelumnya. The Stage  (2016) rada mirip sih dengan aliran mereka yang dulu, cuman sudah mulai agak transisi ke aliran yang sekarang. Gue ga tau nama alirannya apa, cuman ini beda banget dari album Nightmare (2010), Hail To The King (2013), bahkan Waking The Fallen (2003).

Meskipun agak beda daripada album-album sebelumnya, "warna" Avenged Sevenfold yang dulu masih tetap ada. Salah satunya ada alunan solo gitar dari Synister Gate yang ga pernah ngebosenin. Malah menurut gue makin dominan, setidaknya itu yang gue tangkap ketika dengerin lagu-lagu di Life Is But A Dream. 

Salah satu lagu favorit gue di album Life Is But A Dream... ini yang judulnya Cosmic. Lagu perpisahan yang melodinya ga sedih-sedih amat. Lagu dengan tema perpisahan dan sedih di Avenged Sevenfold tu banyak! Lu bisa dengering 4:00 AM, Victim, Save Me adalah salah 3 di antaranya.

Lagu Cosmic dominan banget sama gitarnya Gates, Bahkan bisa dibilang 80% lagu ini tuh isinya solo Gates sebenarnya wahahahak! Lagu ini juga gue baru denger Matt Shadows pake autotune untuk nyanyi. Sangat berbeda dari album-album sebelumnya yang pakai suara naturalnya saja.

Avenged Sevenfold The Only Stop In Asia

Konser Avenged Sevenfold ini terbagi jadi 5 kategori. Ada CAT 1 yang paling dekat sama panggung tapi berdiri, dengan harga 2,6 juta per orang. Sampai CAT 5 yang berdiri paling jauh dari panggung dengan harga 1,6 juta per orang. Gue ambil yang tengah-tengah, CAT 4 duduk yang adanya di sisi kiri-kanan panggung tapi agak jauh. Harga tiket CAT 4 2,25 juta per orangnya.


Karna masih bloon sama konser-konseran begini, gue ga bisa ngukur jaraknya seberapa jauh. Gue mikir itu udah deket dan enak nontonnya sambil duduk. Ternyata pas nyampe venue Stadion Madya itu, jaraknya jauh, men!

Gue emang ga teliti ngeliat denahnya. Pelajaran banget nonton konser berikutnya harus perhatiin bener-bener denah kategori tiketnya. Tapi nonton konser sambil duduk enak juga, sih! Ngeliat posisi nonton berdiri begitu takut keinjek injek sama yang lain.

Kalo dipikir-pikir duduk di CAT 4 itu rugi. Udah jaraknya jauh, harganya mirip-mirip sama CAT 1. Bedanya cuman di posisinya aja, duduk sama berdiri. Kalo yang maunya lebih deket ke panggung, mending berdiri sekalian deh. Ga kebayang kalo venue-nya di GBK, sejauh apa jarak panggung ke penonton yang duduk coba?

By the way, konser Avenged-nya sendiri itu mulainya jam 8-an malam. Tapi acaranya udah bisa dinikmatin dari sore. Gue baru tau setelah ngecek medsosnya promotor acara ini. Sore itu ada band lokal yang tampil, gue lupa namanya tapi yang jelas ada Onad dkk gitu.

Karna waktu yang terbatas di Jakarta, jadi kayaknya ga mungkin gue ke venue dari sore. Pasti ga bakalan efektif waktunya untuk ketemu sama temen-temen yang lain. Intinya kan nonton konsernya Avenged doang, jadi ga masalah cuman datang pas malam aja.

Bahkan untuk opening act -nya dari The Used aja gue ga nonton. Gue cuman nonton The Used pas mereka nyanyi lagu terakhir doang. Pas gue duduk di dalam venue mereka udah mau closing. Harusnya karna udah bayar mahal-mahal sih datang ke sana lebih cepet, ya ga? Wahahahk

Nah, yang ngebedain CAT 4 sama CAT 1 dan 2 adalah kita udah dapat nomer kursi masing-masing. Jadi bukan sistem first come first serve gitu mainnya. Mungkin itu juga yang bikin gue lebih nyantai berangkat ke venut konser. Ga ada perasaan takut kursi kita diserobot sama orang lain. Ga harus rebut-rebutan tempat duduk kayak mau Jumatan di mesjid kecil.

Kursinya keras sih agak kurang cocok kalo dipake buat duduk lama-lama. Malah ada penonton di samping gue persis dia duduknya lesehan gitu. Karna di posisi tempat duduk kami itu kayak ada semacam lantai, tapi ga luas, bisa dipake juga buat duduk-duduk. Mereka lebih memilih duduk di sana daripada di kursi.

Set List Konser Avenged Sevenfold The Only Stop In Asia Jakarta

Gue membiarkan diri untuk tidak mengetahui apa saja lagu-lagu yang dibawain sama Avenged Sevenfold konser Jakarta ini. Selama 2 bulan sebelum konsernya, gue berusaha lebih sering mendengarkan lagu-lagu mereka di album terbarunya: Life is But A Dream.

Karna gue tau udah pasti lagu-lagu ini yang bakalan dominan dimainin. Udah gitu gue juga ga hapal-hapal banget judulnya. Jadi dengerin album mereka, sekalian nyari lagu favorit baru.

Prediksi gue bener, set list yang mereka bawakan banyak dari album baru ini. Setidaknya ada 3 judul yang mereka bawa di album Life Is But A Dream saat konser di Jakarta. Avenged Sevenfold membawakan Game Over, Mattel dan Cosmic untuk set list album barunya.

Salah 1 lagunya kebetulan gue suka, Cosmic masuk jadi salah satu lagu favorit gue di album terbaru ini. Game Over sama Mattel dijadiin lagu pembuka yang bener-bener ga disangka-sangka. Cocok untuk mendiamkan bocil-bocil FOMO Avenged yang ga kenal band ini dari dulu.

Setelah 2 lagu dari album  baru mereka, nostalgia itu pun dimulai. Afterlife dibawakan sebagai lagu ke-3 mereka malam itu. Hampir semua penonton di Stadion Gelora Madya bernyanyi bersama Matt Shadows. Gue masih merinding mengingat momen ini. 

Afterlife adalah salah 1 lagu yang bikin gue nge-fans sama band ini sejak SMA. Lagu yang selama ini cuma bisa gue nyanyikan di laptop/komputer doang selama bertahun-tahun. Akhirnya malam itu bisa nyanyi langsung sama band-nya di tempat yang sama. Unforgetable moment banget buat gue.

Selain 3 lagu tadi, ada 14 lagu lain yang dibawakan sama Synister Gates dkk malam itu. Bisa dibilang jeda istirahatnya ga terlalu lama antar lagunya. Paling Matt-nya doang ngajak ngobrol penonton bentar. Itu pun juga yang di deket panggung doang yang diajakin ngobrol. Gue rasa sih dia ga ngeliat kami-kami yang duduk di CAT 4 ini, dah.

2 judul yang surprise banget buat gue karna ga nyangka bakalan dibawain. Pertama adalah Save Me dari album Nightmare. Menurut gue Nightmare ini salah satu album terbaiknya Avenged Sevenfold, deh. Hampir semua judul dalam album itu gue suka.

Save Me bikin gue surprise karna durasi lagunya yang cukup panjang 10 menit lebih. Menurut gue ga cocok dibawain saat konser. Karna ini pasti nguras tenaga banget mainnya. Alasannya Matt mainin lagu ini sih karna ngingetin dia sama The Rev yang dulu pernah manggung di Indonesia juga. Jadi sekalian ngirim "pesan" ke Rev kalo kami semua kangen sama dia lewat lagu ini. Merinding ga lu?

Seneng banget gue salah satu lagu favorit di album Nightmare ini dibawain secara live. Kapan lagi ngegalau langsung sama penyanyinya, ya kan? Gue kagum banget sama stamina personil Avenged Sevenfold ini. Nyanyi lagu 4 menit aja udah capek, apalagi nyanyi sambil loncat-loncat dan lari sana sini? Bayangin hal ini dilakuin 10 menit?

Ini juga yang memotivasi gue untuk bisa punya badan yang sehat. Ga dipake buat nyanyi 10 menit, sih, cuman pengen punya badan yang fit dan ga gampang sakit aja. Karna badan sehat itu aset paling berharga seorang manusia.

Judul yang satu lagi yang bikin surprise adalah Dear God. Lagu legendaris yang terkenal dari warnet ke warnet. Harusnya Avenged Sevenfold berterimakasih karena keberadaan warnet-warnet zaman dulu. Kalo ga ada warnet, lagu-lagu mereka ga akan sepopuler ini di Indonesia.

Dear God jadi salah satu lagu yang berbeda versinya ketika dimainkan secara live. Karna versi rekamannya lagu ini tuh ending-nya bisa dibilang ga ada. Ketika dibawakan secara live, semua penonton jadi tau gimana ending lagu Dear God ini. Viral banget video orang-orang ngerekam gimana ending lagu Dear God ini. 

Gue berharap banget a7x bisa bawain Sidewinder atau Brompton Cocktail secara live saat itu. 

Ternyata dua-duanya ga dibawain. Masih jadi misteri sampai hari ini, kenapa Sidewinder ga pernah ada video livenya sama sekali di platform manapun. Padahal dari sisi durasi lagu ini tuh 8 menitan aja. Secara logika, kalo Save Me yang 10 menit aja dibawain, harusnya Sidewinder bisa dong?

Kemudian kenapa berharap Brompton Cocktail dibawain? Karna merupakan salah satu lagu yang beda banget dari kebanyakan lagu Avenged Sevenfold yang lain. Vibes musik-musik orkestranya kental sekali di lagu itu. Memang, sih, A Little Peace of Heaven juga ada disisipi orkestranya juga, tapi ga sekentara lagu ini. Pasti epic banget kalo misalnya Brompton Cocktail ini dibawain secara langsung.

Tips Liburan Murah Buat Gen Z Sandwich Generation Gaji UMR Pas Pasan

Hidup di zaman sekarang itu memang ga bisa dibilang ringan. Harga-harga pada naik, kerjaan makin susah dicari, pajak makin gila-gilaan. Gue ngerasain juga akhir-akhir ini, meskipun tinggal sama ortu, perubahan kondisi ekonomi ini tetap berdampak ke keluarga gue.

Untungnya gue bukan sandwich generation seperti yang banyak dialami sama Gen Z zaman sekarang. Udah mah stress sama kerjaan yang ga sedikit, di rumah dituntut bantuin ortu ngebiayain sekolah ade, gaji juga pas-pasan bahkan di bawah UMR. I feel you guys, really!

Biar lu ga stress-stress banget karna himpitan kerjaan dan keluarga, lu perlu liburan. Gue tau, lu pasti bakalan bilang "ah, gimana mau liburan kalo gaji udah abis duluan!?" Tenang, gue akan kasih tau apa yang bisa Genjet generasi roti lapis lakukan untuk tetap bisa liburan dengan murah di tulisan kali ini.

1. Fokus Liburan Yang Deket-Deket Dulu

Liburan jangan langsung mikirin ke luar negeri atau yang jauh-jauh! Coba jelajahi tempat-tempat estetik alias instagramable di kota lu atau kota sebelah dulu. Destinasi lokal itu kadang menyimpan hidden gem yang ga kalah seru daripada yang interlokal. Lu bisa mulai explore taman kota, pantai, museum yang tiketnya ramah di kantong.

Cari tau juga info-info festival (misal: BRImo FSTVL 2024) yang atau acara menarik yang ada di sekitar kota lu. Biasanya, event-event kayak begini tuh ada promo-promo khusus entah itu makanan atau barang-brang lainnya. Plus lu juga bisa ngerasain vibes liburannya tanpa perlu pergi jauh-jauh.

2. Maksimalkan Promo Yang Lagi Trending

Buat Genjet pasti udah ga asing lagi sama promo-promo aplikasi, kan? Dari promo diskon tiket transportasi sampai cashback buat makan di resto kekinian di kota lu. Lu bisa manfaatin promo-promo ini biar tetap hemat. Apalagi sekarang banyak banget aplikasi-aplikasi fintech baru netes. Kalo masih baru netes biasanya periode bakar duit alias promonya lagi gede.

Pro tip: coba cek aplikasi perbankan yang lu punya, biasanya ada promo spesial. Ada fitur transaksi yang bikin kamu bisa dapat poin atau diskon tambahan buat liburan. Kayak aplikasi BRI Mobile yang sekarang udah bisa pesan tiket pesawat, makanya rajin-rajin cek promo di aplikasinya. 

3. Pilih Penginapan Yang Ekonomis Tapi Tetap Instagramable

Gue tau lu pasti pengen yang instagramable biar bisa diupload ke medsos tapi mau yang murah, kan? Ga perlu gengsi untuk cari penginapan murah. Toh cuman dipake buat tidur sama naro barang doang kan? Sesekali ngonten pas datang dan mau pulang. Syaratnya cuman 2: aman dan nyaman buat lu, itu udah cukup.

Selain hemat, penginapan model begini juga bisa jadi salah satu cara ketemu temen baru. Siapa tau dia juga punya tips liburan murah lainnya, kan? Jadi bisa sekalian networking!

4. Liburan Anti Ribet Pake Aplikasi

Kalo dulu nyari tiket atau booking penginapan ribet banget, sekarang semuanya jadi satu di genggaman lu. Pake aplikasi yang multifungsi yang bisa bantu lu cari tiket transportasi murah, booking hotel, sampai ngatur pengeluaran pas lagi liburan. Bahkan sekarang pesan makan dimanapun bisa lewat aplikasi doang.

Lu cari aplikasi yang bisa all in one. Mulai dari transaksi, beli tiket pesawat, sampai diskon langsung dari berbagai pilihan brand. Kalo pake aplikasi BRI mobile sih udah pasti ada semua yang gue sebutin tadi, liburan lu udah pasti aman dan anti ribet jadinya.

5. Liburan Bareng Yang Se-Frekuensi

Liburan ga harus bareng temen doang, bisa sama sepupu atau sodara sendiri yang penting se-frekuensi. Selain bikin liburan lu jadi lebih seru, bisa lebih hemat juga jadinya. Lu bisa berbagi biaya penginapan, transportasi ataupun makan siang bisa bareng juga. Kalo liburan ada temennya, meskipun destinasinya ga terlalu seru dan budgetnya terbatas, akan jadi seru.

Kalo liburan bareng sama yang lain, pastikan dia suka sama itinerary lu juga. Gunanya biar meminimalisir drama-drama ga penting pas liburan nanti.

Kunci Liburan Murah

Liburan dengan budget yang pas-pasan itu ga cuma soal duit tapi juga strategi. Dengan pemilihan promo dan aplikasi yang tepat, lu bisa ngatur budget, manfaatin promo bahkan sampai dapat potongan harga buat liburan. Apalagi kalo lu nabung di BRI dan banyakin transaksi di BRImo FSTVL, bakalan lebih gampang dapat promonya.

Jadi, siapin jadwal, cek promo dan mulai explore destinasi baru di sekitar lu. Ingat, liburan tu ga perlu mahal untuk bisa jadi berkesan.

#BRImo #BRImoMudahSerbaBisa #BRImoFSTVL #BerlimpahHadiah

KELUARGA SERING GILA (2)

Akhirnya bisa nulis part 2 dari keluarga ini. Setelah sebelumnya cuman "ketemu" online doang di keluarga sering gila. Meskipun beberapa orang sudah ada yang pernah ketemu, tapi tetep aja setiap pertemuan berbeda kesannya.

Kalo dihitung-hitung, sejak gue nulis Keluarga Sering Gila bisa dihitung jari ketemu sama mereka. Lebih sering interaksi secara online daripada ketemunya. Ini karna memang jarak yang memisahkan kami. Ada yang di Kalimantan, Bali, Jawa sampa Sumatera.

Ada yang ketemu baru sekali aja. Ada yang sering ketemu secara pribadi juga, karna waktunya yang terbatas jadi cuman ketemu pas lagi makan siang doang. Kalo ngumpul yang ramean (yang ada gue-nya), kayaknya baru 2 kali, deh seinget gue.

Ketemu sama Mia, Benaaa, lebih sering daripada ketemu sama Uda dan Hana. Bahkan sampai sekarang gue masih belum pernah ketemu Reiy, Icha, Ira dan lainnya. Haris yang masih 1 domisil sama Mia dan Benaaa aja belum pernah ketemuan juga.

Gue akhirnya manfaatin jadwal ke Jakarta itu untuk ketemuan sama mereka lagi. Kali ini dengan personil yang lebih lengkap, lebih rame daripada pertemuan sebelumnya. Tentunya dengan kisah mereka masing-masing.

REUNI DENGAN KELUARGA SERING GILA

Awalnya yang gue hubungin Mia, karna dia yang paling sering frekuensi chatingannya daripada yang lain. Orang kedua yang gue kabarin adalah Hana, karna dia sekarang kerjanya di Jakarta dan baru pertama kali ketemu pas dia kawin doang.

Sebenarnya ga ada niat untuk ngumpulin mereka bareng-bareng, tadinya cuman mau ketemu personal aja. Tapi ternyata Mia inisiatif untuk ngabarin yang lain dan akhirnya kami jadi ngumpul 6 orang! Emang kalo rezeki ga akan kemana, niatnya mau ketemu 2, jadinya ber 6. Emang bener ya kata orang, banyak temen banyak rezekinya. 

Selama di Jakarta Mia yang paling sering koordinasiin tempat ketemunya dimana. Kalo gue mah jujur-jujuran ga terlalu tau dimana, yang penting mah ketemunya ga jauh-jauh tempat tinggal mereka. Gue ga ngerepotin manusia-manusia kesayangan gue ini.

Setelah sempet ganti-ganti tempat, akhirnya diputuskan untuk ketemu di cafe deket penginapan. Sayangnya, gue ga tau sejauh apa mereka nyamperin ke cafe itu. Gue minta maaf ya kalo kalian harus jauh-jauh nyamperin ke tempat itu. Next time kalo ketemu kita cari yang lebih deket dari tempat kalian, ya.

Kami ketemuan di salah satu cafe rekomendasi tiktok, saran dari Mia dan Jannah. Cafenya bagus banget! Cozy and fancy at same time. Enak banget buat nyantai dan nongkrong bareng sama temen-temen. Ngobrol intim berdua juga enak. Ada area outdoor-nya juga biar dapat nuansa alaminya.

Menu-menunya kebanyakan ala Jepang gitu. Ramen, sushi, macha, gitu-gitu. Gue pilih menu yang aman aja: nasi goreng! Wahahahk! Harganya lumayan mahal untuk ukuran gue, ya. Tapi mungkin buat anak Jakarta ini harga yang normal aja. Sebenarnya gue di sini juga makannya segituan karna sering makan di mall wahahaha!!

Anyway, gue akhirnya ketemu sama Jannah dan suaminya, Mia, Hana, dan juga Haris. Soal Haris ini surprise banget, karna Mia ga ngasih tau gue kalo dia bakalan dateng. Gue kaget ternyata dia datang juga, tapi sendirian doang ga sama istrinya.

Kalo aja gue tau Haris bakalan dateng, gue bawa bukunya dia dari sini. Mau minta "dilegalisir" sama penulisnya langsung soalnya wehehehe! Udah jadi kebiasaan gue kalo misalnya ada penulis buku yang ketemu, ataupun lagi ada acara di sini, gue todong untuk legalisir bukunya semua wahahaha!

Sambil tukar cerita satu sama lain, kami cobain board game yang dibawa sama suaminya Jannah. Ternyata dia board game enthusiast gitu, banyak banget dia bawa mainan malam itu. Kita nyobain beberapa doang yang paling simple. btw board game-nya buat kayak uno stacko gitu, ya. Semacam kayak werewolf gitu lah tapi konsepnya beda-beda dan seru.

Gue yang anaknya ga kompetitif ini, nikmatin aja permainannya. Seru ngeliat temen-temen gue yang kompetitif itu berlomba-lomba untuk menang. Kayaknya kami emang mesti sering ngumpul deh biar bisa nikmatin kebersamaan ini.

AYO KETEMU DAN NGOBROL

Gue sebenarnya suka dengerin cerita orang, mau itu sedih/bahagia, buat gue yang penting mereka mau cerita. Karna ga gampang untuk dengerin cerita orang lain, karna harus menurunkan ego untuk mendengarkan. Lebih susah lagi buat orang yang cerita, karna harus mengeluarkan apa yang dia ga suka ketika cerita yang sedih/pahit.

Buat gue, untuk bisa bikin orang cerita ke gue itu suatu penghargaan. Karna artinya dia percaya sama gue. Rasa percaya itu buat gue mahal banget, ga bisa ditebus pake duit. Ketika mereka udah percaya sama gue, sebisa mungkin akan gue jaga kepercayaan itu. 

Orang-orang ini, adalah orang-orang yang sebagian besar ingin gue dengarkan ceritanya. Meskipun masih ada juga yang belum mau terbuka, buat gue ga masalah, ga ada paksaan untuk segera bercerita. Dan ga harus ke gue juga ceritanya, siapa tau dia lebih percaya yang lain, silakan aja, yang penting cerita.

Apakah gue cerita juga sama mereka? Ga juga sih, karna gue tau mereka juga punya masalahnya masing-masing. Gue ga mau ngebebanin mereka dengan cerita-cerita yang ga mau mereka dengerin. Selama masih gue selesaikan dan simpen sendiri, maka akan gue lakukan itu.

Tapi kalo mereka butuh tempat untuk didengarkan, telinga gue selalu siap buat mereka. Mau curhat by phone atau cuman chat juga ga masalah. Kalo ketemu juga bisa asal waktunya pas aja wahahaha!

Karna buat gue ngobrol itu selain kita dapatin kisah-kisah yang mindblown, kita juga bakalan punya point of view berbeda terhadap orang yang lagi ngobrol itu. Mulai dari cara dia berfikir, prinsip hidupnya dia bahkan bisa jadi kita bisa tau juga apa alasan dibalik dia memutuskan untuk melakukan pilihan dihidupnya.

Kalo kita makin tau tentang seseorang, semakin bisa berempati kita terhadap orang lain. Karna kita ga cuman menempatkan seseorang berdasarkan "mata" kita aja. Tapi kita mencoba menjadi mereka melalui cerita yang mereka kisahkan.

Semoga kita semua bisa jadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang lebih menghargai keputusan orang lain. Pribadi yang tidak mudah menghakimi tapi ga sulit untuk jadi pendengar yang baik. 

CERITA KE JAKARTA

Ini kesekian kalinya gue cerita perjalanan ke Jakarta.  Semoga lu ga bosen baca tulisan perjalanan gue ke Jakarta kali ini, ya. Gue janji akan selalu membawa cerita berbeda kemanapun gue pergi.

Cerita perjalanan ke Jakarta ini bermula dari keinginan untuk nonton konser salah satu band favorit gue, Avenged Sevenfold. Setelah menunggu sekian ribu purnama, akhirnya mereka balik lagi ke Indonesia. Terakhir kali Avenged Sevenfold konser di Indo itu tahun 2008, waktu gue masih sekolah.

suasana di dalam transjakarta pada malam hari

Tahun 2024 momentum yang pas banget mereka ke sini. Gue ada waktunya dan rezekinya, Avenged Sevenfold juga baru rilis album mereka. Album terbaru Avenged Sevenfold rilis 2023 bertajuk Life Is But A Dream.

Nonton konser ini jadi "pintu masuk" gue untuk bisa membuka agenda-agenda lain selama di Jakarta. Berhubung gue udah lama banget ga ketemu sama temen-temen di Jakarta, gue pun ngejadwalin untuk ketemu mereka juga.

Sebelumnya gue cuman posting evoucher tiket Avenged Sevenfold doang. Karna jarak antara beli tiket dan tanggal konsernya cukup jauh. Gue ga berani untuk ngejadwalin ketemuan sama temen-temen di Jakarta dulu. Karna izin pun belum gue ajuin waktu itu. Tapi gue optimis bakalan dikasih, karna gue tau atasan gue ga ribet perkara izin.

Ketika izin udah dikasih gue kerja jadi lebih tenang dan makin tau harus ngapain kalo udah ke Jakarta. Bersyukur banget izin ngantor ga perlu harus bohong-bohong segala biar disetujuin. Semoga selalu konsisten kayak begitu kantor ini.

Baru Nyampe Langsung Bundaran HI

Gue berangkat dari Banjarmasin sekitar jam 9-an pagi naik maskapai yang baru, Super Air Jet. Sengaja ngambil yang ga terlalu pagi, karna gue ga suka berangkat buru-buru habis subuh. Mending berangkatnya pas udah terang aja lebih enak. 

Alhamdulillah berangkat pake Super Air Jet ga delay, malah dipercepat setengah jam sebelum jam boarding seharusnya. Baru kali ini gue naik pesawat jadwalnya dimajuin, biasanya delay terus! 

Begitu nyampe siangnya gue langsung ke penginapan naro tas dan istirahat bentar. Karna sorenya gue mau ketemu sama temen gue yang dari Banjar tapi lagi kerja di Bekasi. Dia mau nginep juga di kamar gue, mayan lah gue ada temennya sehari.

bundaran HI saat malam hari, Jakarta

Habis maghrib gue berangkat sama dia menuju ke Bundaran HI. Naik TJ dari stasiun yang deket sama penginapan gue, tapi ga langsung turun di Bundaran HI-nya. Jadi kami turun agak jauh gitu, ke bundarana HI-nya jalan kaki.

Gue baru ngerasain jalan kaki ketika malam hari di Jakarta itu seru juga. Bisa menikmati hiruk pikuk kehidupannya secara langsung. Suara klakson mobil, orang-orang ngobrol di taman, pedagang-pedagang yang masih jualan di pinggir-pinggir trotoar. Hal-hal kayak gitu ga bisa didapetin kalo kita naik mobil/motoran.

Dengan jalan kaki juga bisa dapat video dan foto-foto kehidupan malam di Jakarta dengan lebih hidup. Gue yakin kalo ngambil fotonya dari mobil/motor ga akan sehidup ketika ngambil fotonya pas jalan kaki.

Ketika nyampe di Bundaran HI-nya gue baru ngeh kalo halte TJ-nya ini punya spot foto epic yang viral banget waktu itu. Begitu naik ke atas, udah banyak banget yang ngantri. Meskipun foto-foto di sana gratis, tapi gue rasa ga terlalu worth it nungguin antrian sepanjang itu.

Temen gue ngakalin untuk ambil fotonya di jalur orang keluar dari spot fotonya. Gue mah iya-iya aja, sih, daripada ga dapet foto di situ ya kan? Wahahahak!!

Setelah puas-puasin menikmati Bundaran HI dari atas, kami memutuskan untuk turun ke samping Plaza Indonesia. Karna gue emang lebih suka menikmati kulinernya daripada belanja barang-barang, streetfood di samping PI jadi target santapan gue malam itu.

Ternyata di situ ada banyak banget varian streetfood yang dijual! Gue sampe bingung nentuin mau makan yang mana. Temen gue milih gehu sama dimsum, gue penasaran sama gehu jadi ikut beli itu juga.

Gehu ternyata mirip kayak tahu isi, ya ges? Enak apalagi yang pedes ituh! Juara banget rasanya ges! Gue jadi ngiler kepengen makan itu lagi, soalnya di Banjarmasin ga ada yang jual. Setelah puas nge-streefood kami balik ke penginapan naik TJ lagi.

Kota Tua Favoritku

Hari ke-2 kami berencana untuk ke Kota Tua sekalian Jumatan di sana. Awalnya gue ga sadar, jarak antara penginapan ke Kota Tua itu ternyata jauh. Baru pas gue ngantuk di TJ gue ngerasa, "ini kayaknya udah lama banget tapi ga nyampe-nyampe". Ternyata bener, gue di TJ sejam lebih, pantes gue ngantuk sampe hampir ketiduran!

Berhubung di Kota Tua ada banyak museum, jadi tujuan utama kami ke sana adalah masuk ke museum-museum. Museum yang pertama kami masuki adalah Museum Bank Mandiri. Tiket masuknya murah, cuman 5000 per orang dewasa geys!

Menurut gue alternatif liburan sekalian hiburan yang murah itu ya ke museum. Sayangnya masih banyak yang belum berminat untuk mengunjungi museum-museum di Indonesia. Padahal Isinya seru-seru dan udah pasti nambah wawasan tentang berbagai hal.

spot foto di museum bank mandiri, kota tua

Kami berkeliling museum Mandiri sejam lebih. Sambil ngeliat "rekaman" sejarah tentang berdirinya sebuah institusi perbankan Indonesia, sambil foto-fotoin hal menarik dan estetik yang ada di sana juga. Asyiknya lagi, di sini ada beberapa spot yang bisa dijadikan tempat berfoto. Gue juga sempat berfoto di sini selfie dan juga difotoin sama temen.

Sehabis jumatan di Mesjid dekat Kota Tua itu, temen gue balik ke Bekasi. Nah, gue bingung mau ngapain kalo pas sendirian di tengah Kota Tua kayak begini wahahahak! Tapi akhirnya gue memutuskan untuk ke Museum Wayang. Meskipun ga terlalu tertarik sama wayang, gue penasaran aja isinya kayak gimana.

Setelah puas di Museum Wayang, gue memutuskan untuk segera balik ke penginapan. Malamnya gue nongkrong sama makhluk-makhluk alumni grup telegram WWF. Ga semuanya datang, tapi setidaknya ini yang paling lengkap yang pernah gue temuin.

Sambil nongkrong sama anak-anak WWF, Mia video call Benaaa yang lagi ada di Bali. Dia ga bisa datang karna sekarang udah bersuami orang sana. Baru punya anak juga jadi ga mungkin bisa nyamperin kami yang lagi ngumpul hari itu.

Malam yang berkesan karna akhirnya bisa ketemu lagi sama anak-anak WWF setelah sekian lama hanya sapa-sapaan lewat media sosial aja.

Konser Avenged Sevenfold

Besoknya adalah hari yang gue tunggu. Konser Avenged Sevenfold di Stadion Gelora Madya, Kompleks Stadion Gelora Bung Karno. Tapi itu kan malam jadwalnya, pagi sampe siang gue udah ada jadwal lain. Ketemu sama Manda dan Mba Dian, mereka mau ngonten di BSD katanya.

Sebelum ketemu sama mereka, gue nyempetin dulu ke Kota Tua (lagi) untuk ngunjungin museum Jakarta. Masuk museum Jakarta harganya 15.000 per orang untuk wisatawan domestik. Meskipun bangunannya terlihat ga terlalu luas. Tapi ada banyak sekali benda-benda sejarah yang bisa dinikmati di museum ini.

konser avenged sevenfold di Jakarta, Indonesia

Ternyata di Museum Jakarta ada semacam food court nya gitu untuk nikmatin makanan khas Jakarta. Salah satunya yang paling memorable buat gue adalah: Es Selendang Mayang. Begitu pesanan Es Selendang Mayang gue datang, langsung gue kirim ke Benaaa saat itu juga. Karna dialah yang ngenalin gue sama makanan ini pertama kalinya dan bikin gue inget terus sama rasanya.

Selesai dari Museum Jakarta gue langsung gas ke stasiun Jakarta Kota untuk ke Manggarai ketemuan sama Mba Dian dan Manda. Kami akhirnya ke BSD barengan naik KRL+gocar. Kapan lagi bisa ngerasain kawasan BSD langsung? Kalo sendirian jelas ga mungkin gue ke situ karna ga ada yang disamperin juga.

Manda sama Mba Dian mau lanjut ngonten tapi pindah tempat, gue udah harus balik karna mau siap-siap nonton konsernya. Malamnya gue naik MRT ke GBK untuk nonton konser sampe jam 12 dan pulang naik TJ ke penginapan.

Pulang

Hari terakhir di Jakarta, ga banyak agenda yang gue lakuin. Karna jadwal pulang gue ambil malam hari, jadi masih ada waktu cukup panjang untuk 1-2 agenda lagi. Tenang, hari ini gue ga ke Kota Tua lagi, kok. Karna kacamata gue patah, jadi gue memutuskan untuk mall deket penginapan.

Ga butuh waktu lama akhirnya ketemu 1 toko kacamata yang menarik minat gue. Habis beli kacamata di sana, langsung gue pake aja daripada keburu kelilipan di jalan. Setelah itu gue sarapan di warung pinggir jalan deket mall tadi. Sambil sarapan gue telpon temen gue.

Makhluk yang paling jarang pulang ke Banjarmasin. Giliran dia pulang malah bawa bini, tahun lalu. Dia yang lebih dulu merantau di antara circle ring 1 gue yang lain. Salah satu temen gue yang paling lama gue kenal, dari gue TK.

travelling pakai backpack aja cukup

Kami janjian ketemu di deket stasiun kereta bandara. Karna gue rencananya mau ke bandara nyoba pake kereta baru itu. Sebenarnya obrolan kami masih belum tuntas, tapi karna gue ga mau telat nyampe bandaranya, akhirnya kita misah di sana.

Gue naik KRL Bandara dengan harga tiket 75.000 kalo ga salah. Lebih murah daripada gue naik Damri dari bandara ke penginapan. Tapi ternyata perlu naik keretanya 2 kali. Begitu nyampe di stasiun bandara, kami harus naik KA Layang lagi untuk bisa nyampe terminal masing-masing.

Karna gue pulang naik Garuda, gue harus ke Terminal 3. Jarak dari stasiun KA Layang ke terminal 3 itu cukup jauh juga menurut gue. Nyampe Terminal 3, gue langsung check in dan masuk ke ruang tunggu. Lu tau sendiri Terminal 3 itu luas kayak apaan, kan? Jadilah jalan kaki sehat selama dalam Terminal 3 menuju gate pesawat gue.

Nunggu di gate sekitar setengah jam sebelum boarding ternyata pesawatnya delay dong!! Bangke banget dah! Bisa-bisanya Garuda delay geyzz!! Percuma bayar tiket mahal kalo delay-delay juga! Yang harusnya berangkat jam 7 jadi berangkat jam 8 malam nyampe sini jam 10-an anying!

***

Gue ga nyeritain semua kejadian waktu ke Jakarta. Takutnya gue nulis banyak hal-hal yang ga penting. Ini aja kayaknya udah kebanyakan perintilan yang ga penting, deh! Kalo lu nemu kayak "ah ini kayaknya ga penting, bro! Hapus aja!" tulis aja di kolom komentar, ya!

Lu udah pernah kemana aja? Coba ceritain perjalanan lu secara singkat di kolom komentar, ya!