AVENGED SEVENFOLD THE ONLY STOP IN ASIA

Sebagai anak yang lumayan introvert, nonton konser bukanlah salah satu kegiatan yang "gue banget". Apalagi nonton konser sendirian, sudah jelas hal itu ga ada di kamus gue. Cuma konsernya Avenged Sevenfold The Only Stop In Asia-lah yang bikin rela berangkat nonton konser sendirian.

AVENGED SEVENFOLD THE ONLY STOP IN ASIA

Konser Avenged Sevenfold The Only Stop In Asia adalah konser satu-satunya yang diadakan Avenged Sevenfold di benua Asia. Konser ini juga sebagai tur promosi buat album baru mereka bertajuk Life Is But A Dream. Indonesia spesial banget di mata personilnya, karna kata Matt Shadow, jumlah penggemarnya terbanyak sedunia! Gokil!

Secara pribadi, lagu-lagu Avenged Sevenfold udah menemani hidup gue sejak 2009. Sampai hari ini gue masih suka dengerin lagu-lagu mereka. Meskipun aliran musik mereka udah agak berbeda dari pertama kali gue dengerin, tapi masih bisa dinikmatin.

Avenged Sevenfold

Pada tur kali ini, Avenged Sevenfold bawa personil yang ga jauh beda dari terakhir kali mereka datang ke Jakarta tahun 2019. Hanya 1 orang ga ikut ke Jakarta tahun ini, karna emang ga bisa ikutan, yaitu drummer mereka The Rev, karna udah meninggal tahun 2010 silam.

Setelah gonta ganti drummer, dari Mike Portnoy, Arin Ilejay dan yang terbaru ini Brooks Wackerman. Brooks yang jadi personil "baru" dalam lawatan ke-4 kalinya Avenged Sevenfold ke Jakarta ini. Minusnya Brooks memang ga dikasih jatah jadi vokalis di band ini. Beda kayak The Rev yang suaranya punya warna sendiri di lagu-lagu Avenged Sevenfold zaman dulu.

Album Life Is But A Dream... ini bisa dibilang penantian panjang yang ditunggu. Gimana ga? Avenged Sevenfold terakhir kali meriilis album rekamannya tahun 2016 dengan judul The Stage. Ketika Life Is But A Dream... dirilis, responnya positif banget dari fans. Mungkin ini juga yang bikin Avenged Sevenfold mau bikin tur dunia lagi setelah sekian lama vakum.

Menurut gue pribadi, album Life Is But A Dream sangat berbeda dari album-album sebelumnya. The Stage  (2016) rada mirip sih dengan aliran mereka yang dulu, cuman sudah mulai agak transisi ke aliran yang sekarang. Gue ga tau nama alirannya apa, cuman ini beda banget dari album Nightmare (2010), Hail To The King (2013), bahkan Waking The Fallen (2003).

Meskipun agak beda daripada album-album sebelumnya, "warna" Avenged Sevenfold yang dulu masih tetap ada. Salah satunya ada alunan solo gitar dari Synister Gate yang ga pernah ngebosenin. Malah menurut gue makin dominan, setidaknya itu yang gue tangkap ketika dengerin lagu-lagu di Life Is But A Dream. 

Salah satu lagu favorit gue di album Life Is But A Dream... ini yang judulnya Cosmic. Lagu perpisahan yang melodinya ga sedih-sedih amat. Lagu dengan tema perpisahan dan sedih di Avenged Sevenfold tu banyak! Lu bisa dengering 4:00 AM, Victim, Save Me adalah salah 3 di antaranya.

Lagu Cosmic dominan banget sama gitarnya Gates, Bahkan bisa dibilang 80% lagu ini tuh isinya solo Gates sebenarnya wahahahak! Lagu ini juga gue baru denger Matt Shadows pake autotune untuk nyanyi. Sangat berbeda dari album-album sebelumnya yang pakai suara naturalnya saja.

Avenged Sevenfold The Only Stop In Asia

Konser Avenged Sevenfold ini terbagi jadi 5 kategori. Ada CAT 1 yang paling dekat sama panggung tapi berdiri, dengan harga 2,6 juta per orang. Sampai CAT 5 yang berdiri paling jauh dari panggung dengan harga 1,6 juta per orang. Gue ambil yang tengah-tengah, CAT 4 duduk yang adanya di sisi kiri-kanan panggung tapi agak jauh. Harga tiket CAT 4 2,25 juta per orangnya.


Karna masih bloon sama konser-konseran begini, gue ga bisa ngukur jaraknya seberapa jauh. Gue mikir itu udah deket dan enak nontonnya sambil duduk. Ternyata pas nyampe venue Stadion Madya itu, jaraknya jauh, men!

Gue emang ga teliti ngeliat denahnya. Pelajaran banget nonton konser berikutnya harus perhatiin bener-bener denah kategori tiketnya. Tapi nonton konser sambil duduk enak juga, sih! Ngeliat posisi nonton berdiri begitu takut keinjek injek sama yang lain.

Kalo dipikir-pikir duduk di CAT 4 itu rugi. Udah jaraknya jauh, harganya mirip-mirip sama CAT 1. Bedanya cuman di posisinya aja, duduk sama berdiri. Kalo yang maunya lebih deket ke panggung, mending berdiri sekalian deh. Ga kebayang kalo venue-nya di GBK, sejauh apa jarak panggung ke penonton yang duduk coba?

By the way, konser Avenged-nya sendiri itu mulainya jam 8-an malam. Tapi acaranya udah bisa dinikmatin dari sore. Gue baru tau setelah ngecek medsosnya promotor acara ini. Sore itu ada band lokal yang tampil, gue lupa namanya tapi yang jelas ada Onad dkk gitu.

Karna waktu yang terbatas di Jakarta, jadi kayaknya ga mungkin gue ke venue dari sore. Pasti ga bakalan efektif waktunya untuk ketemu sama temen-temen yang lain. Intinya kan nonton konsernya Avenged doang, jadi ga masalah cuman datang pas malam aja.

Bahkan untuk opening act -nya dari The Used aja gue ga nonton. Gue cuman nonton The Used pas mereka nyanyi lagu terakhir doang. Pas gue duduk di dalam venue mereka udah mau closing. Harusnya karna udah bayar mahal-mahal sih datang ke sana lebih cepet, ya ga? Wahahahk

Nah, yang ngebedain CAT 4 sama CAT 1 dan 2 adalah kita udah dapat nomer kursi masing-masing. Jadi bukan sistem first come first serve gitu mainnya. Mungkin itu juga yang bikin gue lebih nyantai berangkat ke venut konser. Ga ada perasaan takut kursi kita diserobot sama orang lain. Ga harus rebut-rebutan tempat duduk kayak mau Jumatan di mesjid kecil.

Kursinya keras sih agak kurang cocok kalo dipake buat duduk lama-lama. Malah ada penonton di samping gue persis dia duduknya lesehan gitu. Karna di posisi tempat duduk kami itu kayak ada semacam lantai, tapi ga luas, bisa dipake juga buat duduk-duduk. Mereka lebih memilih duduk di sana daripada di kursi.

Set List Konser Avenged Sevenfold The Only Stop In Asia Jakarta

Gue membiarkan diri untuk tidak mengetahui apa saja lagu-lagu yang dibawain sama Avenged Sevenfold konser Jakarta ini. Selama 2 bulan sebelum konsernya, gue berusaha lebih sering mendengarkan lagu-lagu mereka di album terbarunya: Life is But A Dream.

Karna gue tau udah pasti lagu-lagu ini yang bakalan dominan dimainin. Udah gitu gue juga ga hapal-hapal banget judulnya. Jadi dengerin album mereka, sekalian nyari lagu favorit baru.

Prediksi gue bener, set list yang mereka bawakan banyak dari album baru ini. Setidaknya ada 3 judul yang mereka bawa di album Life Is But A Dream saat konser di Jakarta. Avenged Sevenfold membawakan Game Over, Mattel dan Cosmic untuk set list album barunya.

Salah 1 lagunya kebetulan gue suka, Cosmic masuk jadi salah satu lagu favorit gue di album terbaru ini. Game Over sama Mattel dijadiin lagu pembuka yang bener-bener ga disangka-sangka. Cocok untuk mendiamkan bocil-bocil FOMO Avenged yang ga kenal band ini dari dulu.

Setelah 2 lagu dari album  baru mereka, nostalgia itu pun dimulai. Afterlife dibawakan sebagai lagu ke-3 mereka malam itu. Hampir semua penonton di Stadion Gelora Madya bernyanyi bersama Matt Shadows. Gue masih merinding mengingat momen ini. 

Afterlife adalah salah 1 lagu yang bikin gue nge-fans sama band ini sejak SMA. Lagu yang selama ini cuma bisa gue nyanyikan di laptop/komputer doang selama bertahun-tahun. Akhirnya malam itu bisa nyanyi langsung sama band-nya di tempat yang sama. Unforgetable moment banget buat gue.

Selain 3 lagu tadi, ada 14 lagu lain yang dibawakan sama Synister Gates dkk malam itu. Bisa dibilang jeda istirahatnya ga terlalu lama antar lagunya. Paling Matt-nya doang ngajak ngobrol penonton bentar. Itu pun juga yang di deket panggung doang yang diajakin ngobrol. Gue rasa sih dia ga ngeliat kami-kami yang duduk di CAT 4 ini, dah.

2 judul yang surprise banget buat gue karna ga nyangka bakalan dibawain. Pertama adalah Save Me dari album Nightmare. Menurut gue Nightmare ini salah satu album terbaiknya Avenged Sevenfold, deh. Hampir semua judul dalam album itu gue suka.

Save Me bikin gue surprise karna durasi lagunya yang cukup panjang 10 menit lebih. Menurut gue ga cocok dibawain saat konser. Karna ini pasti nguras tenaga banget mainnya. Alasannya Matt mainin lagu ini sih karna ngingetin dia sama The Rev yang dulu pernah manggung di Indonesia juga. Jadi sekalian ngirim "pesan" ke Rev kalo kami semua kangen sama dia lewat lagu ini. Merinding ga lu?

Seneng banget gue salah satu lagu favorit di album Nightmare ini dibawain secara live. Kapan lagi ngegalau langsung sama penyanyinya, ya kan? Gue kagum banget sama stamina personil Avenged Sevenfold ini. Nyanyi lagu 4 menit aja udah capek, apalagi nyanyi sambil loncat-loncat dan lari sana sini? Bayangin hal ini dilakuin 10 menit?

Ini juga yang memotivasi gue untuk bisa punya badan yang sehat. Ga dipake buat nyanyi 10 menit, sih, cuman pengen punya badan yang fit dan ga gampang sakit aja. Karna badan sehat itu aset paling berharga seorang manusia.

Judul yang satu lagi yang bikin surprise adalah Dear God. Lagu legendaris yang terkenal dari warnet ke warnet. Harusnya Avenged Sevenfold berterimakasih karena keberadaan warnet-warnet zaman dulu. Kalo ga ada warnet, lagu-lagu mereka ga akan sepopuler ini di Indonesia.

Dear God jadi salah satu lagu yang berbeda versinya ketika dimainkan secara live. Karna versi rekamannya lagu ini tuh ending-nya bisa dibilang ga ada. Ketika dibawakan secara live, semua penonton jadi tau gimana ending lagu Dear God ini. Viral banget video orang-orang ngerekam gimana ending lagu Dear God ini. 

Gue berharap banget a7x bisa bawain Sidewinder atau Brompton Cocktail secara live saat itu. 

Ternyata dua-duanya ga dibawain. Masih jadi misteri sampai hari ini, kenapa Sidewinder ga pernah ada video livenya sama sekali di platform manapun. Padahal dari sisi durasi lagu ini tuh 8 menitan aja. Secara logika, kalo Save Me yang 10 menit aja dibawain, harusnya Sidewinder bisa dong?

Kemudian kenapa berharap Brompton Cocktail dibawain? Karna merupakan salah satu lagu yang beda banget dari kebanyakan lagu Avenged Sevenfold yang lain. Vibes musik-musik orkestranya kental sekali di lagu itu. Memang, sih, A Little Peace of Heaven juga ada disisipi orkestranya juga, tapi ga sekentara lagu ini. Pasti epic banget kalo misalnya Brompton Cocktail ini dibawain secara langsung.

Tips Liburan Murah Buat Gen Z Sandwich Generation Gaji UMR Pas Pasan

Hidup di zaman sekarang itu memang ga bisa dibilang ringan. Harga-harga pada naik, kerjaan makin susah dicari, pajak makin gila-gilaan. Gue ngerasain juga akhir-akhir ini, meskipun tinggal sama ortu, perubahan kondisi ekonomi ini tetap berdampak ke keluarga gue.

Untungnya gue bukan sandwich generation seperti yang banyak dialami sama Gen Z zaman sekarang. Udah mah stress sama kerjaan yang ga sedikit, di rumah dituntut bantuin ortu ngebiayain sekolah ade, gaji juga pas-pasan bahkan di bawah UMR. I feel you guys, really!

Biar lu ga stress-stress banget karna himpitan kerjaan dan keluarga, lu perlu liburan. Gue tau, lu pasti bakalan bilang "ah, gimana mau liburan kalo gaji udah abis duluan!?" Tenang, gue akan kasih tau apa yang bisa Genjet generasi roti lapis lakukan untuk tetap bisa liburan dengan murah di tulisan kali ini.

1. Fokus Liburan Yang Deket-Deket Dulu

Liburan jangan langsung mikirin ke luar negeri atau yang jauh-jauh! Coba jelajahi tempat-tempat estetik alias instagramable di kota lu atau kota sebelah dulu. Destinasi lokal itu kadang menyimpan hidden gem yang ga kalah seru daripada yang interlokal. Lu bisa mulai explore taman kota, pantai, museum yang tiketnya ramah di kantong.

Cari tau juga info-info festival (misal: BRImo FSTVL 2024) yang atau acara menarik yang ada di sekitar kota lu. Biasanya, event-event kayak begini tuh ada promo-promo khusus entah itu makanan atau barang-brang lainnya. Plus lu juga bisa ngerasain vibes liburannya tanpa perlu pergi jauh-jauh.

2. Maksimalkan Promo Yang Lagi Trending

Buat Genjet pasti udah ga asing lagi sama promo-promo aplikasi, kan? Dari promo diskon tiket transportasi sampai cashback buat makan di resto kekinian di kota lu. Lu bisa manfaatin promo-promo ini biar tetap hemat. Apalagi sekarang banyak banget aplikasi-aplikasi fintech baru netes. Kalo masih baru netes biasanya periode bakar duit alias promonya lagi gede.

Pro tip: coba cek aplikasi perbankan yang lu punya, biasanya ada promo spesial. Ada fitur transaksi yang bikin kamu bisa dapat poin atau diskon tambahan buat liburan. Kayak aplikasi BRI Mobile yang sekarang udah bisa pesan tiket pesawat, makanya rajin-rajin cek promo di aplikasinya. 

3. Pilih Penginapan Yang Ekonomis Tapi Tetap Instagramable

Gue tau lu pasti pengen yang instagramable biar bisa diupload ke medsos tapi mau yang murah, kan? Ga perlu gengsi untuk cari penginapan murah. Toh cuman dipake buat tidur sama naro barang doang kan? Sesekali ngonten pas datang dan mau pulang. Syaratnya cuman 2: aman dan nyaman buat lu, itu udah cukup.

Selain hemat, penginapan model begini juga bisa jadi salah satu cara ketemu temen baru. Siapa tau dia juga punya tips liburan murah lainnya, kan? Jadi bisa sekalian networking!

4. Liburan Anti Ribet Pake Aplikasi

Kalo dulu nyari tiket atau booking penginapan ribet banget, sekarang semuanya jadi satu di genggaman lu. Pake aplikasi yang multifungsi yang bisa bantu lu cari tiket transportasi murah, booking hotel, sampai ngatur pengeluaran pas lagi liburan. Bahkan sekarang pesan makan dimanapun bisa lewat aplikasi doang.

Lu cari aplikasi yang bisa all in one. Mulai dari transaksi, beli tiket pesawat, sampai diskon langsung dari berbagai pilihan brand. Kalo pake aplikasi BRI mobile sih udah pasti ada semua yang gue sebutin tadi, liburan lu udah pasti aman dan anti ribet jadinya.

5. Liburan Bareng Yang Se-Frekuensi

Liburan ga harus bareng temen doang, bisa sama sepupu atau sodara sendiri yang penting se-frekuensi. Selain bikin liburan lu jadi lebih seru, bisa lebih hemat juga jadinya. Lu bisa berbagi biaya penginapan, transportasi ataupun makan siang bisa bareng juga. Kalo liburan ada temennya, meskipun destinasinya ga terlalu seru dan budgetnya terbatas, akan jadi seru.

Kalo liburan bareng sama yang lain, pastikan dia suka sama itinerary lu juga. Gunanya biar meminimalisir drama-drama ga penting pas liburan nanti.

Kunci Liburan Murah

Liburan dengan budget yang pas-pasan itu ga cuma soal duit tapi juga strategi. Dengan pemilihan promo dan aplikasi yang tepat, lu bisa ngatur budget, manfaatin promo bahkan sampai dapat potongan harga buat liburan. Apalagi kalo lu nabung di BRI dan banyakin transaksi di BRImo FSTVL, bakalan lebih gampang dapat promonya.

Jadi, siapin jadwal, cek promo dan mulai explore destinasi baru di sekitar lu. Ingat, liburan tu ga perlu mahal untuk bisa jadi berkesan.

#BRImo #BRImoMudahSerbaBisa #BRImoFSTVL #BerlimpahHadiah

KELUARGA SERING GILA (2)

Akhirnya bisa nulis part 2 dari keluarga ini. Setelah sebelumnya cuman "ketemu" online doang di keluarga sering gila. Meskipun beberapa orang sudah ada yang pernah ketemu, tapi tetep aja setiap pertemuan berbeda kesannya.

Kalo dihitung-hitung, sejak gue nulis Keluarga Sering Gila bisa dihitung jari ketemu sama mereka. Lebih sering interaksi secara online daripada ketemunya. Ini karna memang jarak yang memisahkan kami. Ada yang di Kalimantan, Bali, Jawa sampa Sumatera.

Ada yang ketemu baru sekali aja. Ada yang sering ketemu secara pribadi juga, karna waktunya yang terbatas jadi cuman ketemu pas lagi makan siang doang. Kalo ngumpul yang ramean (yang ada gue-nya), kayaknya baru 2 kali, deh seinget gue.

Ketemu sama Mia, Benaaa, lebih sering daripada ketemu sama Uda dan Hana. Bahkan sampai sekarang gue masih belum pernah ketemu Reiy, Icha, Ira dan lainnya. Haris yang masih 1 domisil sama Mia dan Benaaa aja belum pernah ketemuan juga.

Gue akhirnya manfaatin jadwal ke Jakarta itu untuk ketemuan sama mereka lagi. Kali ini dengan personil yang lebih lengkap, lebih rame daripada pertemuan sebelumnya. Tentunya dengan kisah mereka masing-masing.

REUNI DENGAN KELUARGA SERING GILA

Awalnya yang gue hubungin Mia, karna dia yang paling sering frekuensi chatingannya daripada yang lain. Orang kedua yang gue kabarin adalah Hana, karna dia sekarang kerjanya di Jakarta dan baru pertama kali ketemu pas dia kawin doang.

Sebenarnya ga ada niat untuk ngumpulin mereka bareng-bareng, tadinya cuman mau ketemu personal aja. Tapi ternyata Mia inisiatif untuk ngabarin yang lain dan akhirnya kami jadi ngumpul 6 orang! Emang kalo rezeki ga akan kemana, niatnya mau ketemu 2, jadinya ber 6. Emang bener ya kata orang, banyak temen banyak rezekinya. 

Selama di Jakarta Mia yang paling sering koordinasiin tempat ketemunya dimana. Kalo gue mah jujur-jujuran ga terlalu tau dimana, yang penting mah ketemunya ga jauh-jauh tempat tinggal mereka. Gue ga ngerepotin manusia-manusia kesayangan gue ini.

Setelah sempet ganti-ganti tempat, akhirnya diputuskan untuk ketemu di cafe deket penginapan. Sayangnya, gue ga tau sejauh apa mereka nyamperin ke cafe itu. Gue minta maaf ya kalo kalian harus jauh-jauh nyamperin ke tempat itu. Next time kalo ketemu kita cari yang lebih deket dari tempat kalian, ya.

Kami ketemuan di salah satu cafe rekomendasi tiktok, saran dari Mia dan Jannah. Cafenya bagus banget! Cozy and fancy at same time. Enak banget buat nyantai dan nongkrong bareng sama temen-temen. Ngobrol intim berdua juga enak. Ada area outdoor-nya juga biar dapat nuansa alaminya.

Menu-menunya kebanyakan ala Jepang gitu. Ramen, sushi, macha, gitu-gitu. Gue pilih menu yang aman aja: nasi goreng! Wahahahk! Harganya lumayan mahal untuk ukuran gue, ya. Tapi mungkin buat anak Jakarta ini harga yang normal aja. Sebenarnya gue di sini juga makannya segituan karna sering makan di mall wahahaha!!

Anyway, gue akhirnya ketemu sama Jannah dan suaminya, Mia, Hana, dan juga Haris. Soal Haris ini surprise banget, karna Mia ga ngasih tau gue kalo dia bakalan dateng. Gue kaget ternyata dia datang juga, tapi sendirian doang ga sama istrinya.

Kalo aja gue tau Haris bakalan dateng, gue bawa bukunya dia dari sini. Mau minta "dilegalisir" sama penulisnya langsung soalnya wehehehe! Udah jadi kebiasaan gue kalo misalnya ada penulis buku yang ketemu, ataupun lagi ada acara di sini, gue todong untuk legalisir bukunya semua wahahaha!

Sambil tukar cerita satu sama lain, kami cobain board game yang dibawa sama suaminya Jannah. Ternyata dia board game enthusiast gitu, banyak banget dia bawa mainan malam itu. Kita nyobain beberapa doang yang paling simple. btw board game-nya buat kayak uno stacko gitu, ya. Semacam kayak werewolf gitu lah tapi konsepnya beda-beda dan seru.

Gue yang anaknya ga kompetitif ini, nikmatin aja permainannya. Seru ngeliat temen-temen gue yang kompetitif itu berlomba-lomba untuk menang. Kayaknya kami emang mesti sering ngumpul deh biar bisa nikmatin kebersamaan ini.

AYO KETEMU DAN NGOBROL

Gue sebenarnya suka dengerin cerita orang, mau itu sedih/bahagia, buat gue yang penting mereka mau cerita. Karna ga gampang untuk dengerin cerita orang lain, karna harus menurunkan ego untuk mendengarkan. Lebih susah lagi buat orang yang cerita, karna harus mengeluarkan apa yang dia ga suka ketika cerita yang sedih/pahit.

Buat gue, untuk bisa bikin orang cerita ke gue itu suatu penghargaan. Karna artinya dia percaya sama gue. Rasa percaya itu buat gue mahal banget, ga bisa ditebus pake duit. Ketika mereka udah percaya sama gue, sebisa mungkin akan gue jaga kepercayaan itu. 

Orang-orang ini, adalah orang-orang yang sebagian besar ingin gue dengarkan ceritanya. Meskipun masih ada juga yang belum mau terbuka, buat gue ga masalah, ga ada paksaan untuk segera bercerita. Dan ga harus ke gue juga ceritanya, siapa tau dia lebih percaya yang lain, silakan aja, yang penting cerita.

Apakah gue cerita juga sama mereka? Ga juga sih, karna gue tau mereka juga punya masalahnya masing-masing. Gue ga mau ngebebanin mereka dengan cerita-cerita yang ga mau mereka dengerin. Selama masih gue selesaikan dan simpen sendiri, maka akan gue lakukan itu.

Tapi kalo mereka butuh tempat untuk didengarkan, telinga gue selalu siap buat mereka. Mau curhat by phone atau cuman chat juga ga masalah. Kalo ketemu juga bisa asal waktunya pas aja wahahaha!

Karna buat gue ngobrol itu selain kita dapatin kisah-kisah yang mindblown, kita juga bakalan punya point of view berbeda terhadap orang yang lagi ngobrol itu. Mulai dari cara dia berfikir, prinsip hidupnya dia bahkan bisa jadi kita bisa tau juga apa alasan dibalik dia memutuskan untuk melakukan pilihan dihidupnya.

Kalo kita makin tau tentang seseorang, semakin bisa berempati kita terhadap orang lain. Karna kita ga cuman menempatkan seseorang berdasarkan "mata" kita aja. Tapi kita mencoba menjadi mereka melalui cerita yang mereka kisahkan.

Semoga kita semua bisa jadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang lebih menghargai keputusan orang lain. Pribadi yang tidak mudah menghakimi tapi ga sulit untuk jadi pendengar yang baik. 

CERITA KE JAKARTA

Ini kesekian kalinya gue cerita perjalanan ke Jakarta.  Semoga lu ga bosen baca tulisan perjalanan gue ke Jakarta kali ini, ya. Gue janji akan selalu membawa cerita berbeda kemanapun gue pergi.

Cerita perjalanan ke Jakarta ini bermula dari keinginan untuk nonton konser salah satu band favorit gue, Avenged Sevenfold. Setelah menunggu sekian ribu purnama, akhirnya mereka balik lagi ke Indonesia. Terakhir kali Avenged Sevenfold konser di Indo itu tahun 2008, waktu gue masih sekolah.

suasana di dalam transjakarta pada malam hari

Tahun 2024 momentum yang pas banget mereka ke sini. Gue ada waktunya dan rezekinya, Avenged Sevenfold juga baru rilis album mereka. Album terbaru Avenged Sevenfold rilis 2023 bertajuk Life Is But A Dream.

Nonton konser ini jadi "pintu masuk" gue untuk bisa membuka agenda-agenda lain selama di Jakarta. Berhubung gue udah lama banget ga ketemu sama temen-temen di Jakarta, gue pun ngejadwalin untuk ketemu mereka juga.

Sebelumnya gue cuman posting evoucher tiket Avenged Sevenfold doang. Karna jarak antara beli tiket dan tanggal konsernya cukup jauh. Gue ga berani untuk ngejadwalin ketemuan sama temen-temen di Jakarta dulu. Karna izin pun belum gue ajuin waktu itu. Tapi gue optimis bakalan dikasih, karna gue tau atasan gue ga ribet perkara izin.

Ketika izin udah dikasih gue kerja jadi lebih tenang dan makin tau harus ngapain kalo udah ke Jakarta. Bersyukur banget izin ngantor ga perlu harus bohong-bohong segala biar disetujuin. Semoga selalu konsisten kayak begitu kantor ini.

Baru Nyampe Langsung Bundaran HI

Gue berangkat dari Banjarmasin sekitar jam 9-an pagi naik maskapai yang baru, Super Air Jet. Sengaja ngambil yang ga terlalu pagi, karna gue ga suka berangkat buru-buru habis subuh. Mending berangkatnya pas udah terang aja lebih enak. 

Alhamdulillah berangkat pake Super Air Jet ga delay, malah dipercepat setengah jam sebelum jam boarding seharusnya. Baru kali ini gue naik pesawat jadwalnya dimajuin, biasanya delay terus! 

Begitu nyampe siangnya gue langsung ke penginapan naro tas dan istirahat bentar. Karna sorenya gue mau ketemu sama temen gue yang dari Banjar tapi lagi kerja di Bekasi. Dia mau nginep juga di kamar gue, mayan lah gue ada temennya sehari.

bundaran HI saat malam hari, Jakarta

Habis maghrib gue berangkat sama dia menuju ke Bundaran HI. Naik TJ dari stasiun yang deket sama penginapan gue, tapi ga langsung turun di Bundaran HI-nya. Jadi kami turun agak jauh gitu, ke bundarana HI-nya jalan kaki.

Gue baru ngerasain jalan kaki ketika malam hari di Jakarta itu seru juga. Bisa menikmati hiruk pikuk kehidupannya secara langsung. Suara klakson mobil, orang-orang ngobrol di taman, pedagang-pedagang yang masih jualan di pinggir-pinggir trotoar. Hal-hal kayak gitu ga bisa didapetin kalo kita naik mobil/motoran.

Dengan jalan kaki juga bisa dapat video dan foto-foto kehidupan malam di Jakarta dengan lebih hidup. Gue yakin kalo ngambil fotonya dari mobil/motor ga akan sehidup ketika ngambil fotonya pas jalan kaki.

Ketika nyampe di Bundaran HI-nya gue baru ngeh kalo halte TJ-nya ini punya spot foto epic yang viral banget waktu itu. Begitu naik ke atas, udah banyak banget yang ngantri. Meskipun foto-foto di sana gratis, tapi gue rasa ga terlalu worth it nungguin antrian sepanjang itu.

Temen gue ngakalin untuk ambil fotonya di jalur orang keluar dari spot fotonya. Gue mah iya-iya aja, sih, daripada ga dapet foto di situ ya kan? Wahahahak!!

Setelah puas-puasin menikmati Bundaran HI dari atas, kami memutuskan untuk turun ke samping Plaza Indonesia. Karna gue emang lebih suka menikmati kulinernya daripada belanja barang-barang, streetfood di samping PI jadi target santapan gue malam itu.

Ternyata di situ ada banyak banget varian streetfood yang dijual! Gue sampe bingung nentuin mau makan yang mana. Temen gue milih gehu sama dimsum, gue penasaran sama gehu jadi ikut beli itu juga.

Gehu ternyata mirip kayak tahu isi, ya ges? Enak apalagi yang pedes ituh! Juara banget rasanya ges! Gue jadi ngiler kepengen makan itu lagi, soalnya di Banjarmasin ga ada yang jual. Setelah puas nge-streefood kami balik ke penginapan naik TJ lagi.

Kota Tua Favoritku

Hari ke-2 kami berencana untuk ke Kota Tua sekalian Jumatan di sana. Awalnya gue ga sadar, jarak antara penginapan ke Kota Tua itu ternyata jauh. Baru pas gue ngantuk di TJ gue ngerasa, "ini kayaknya udah lama banget tapi ga nyampe-nyampe". Ternyata bener, gue di TJ sejam lebih, pantes gue ngantuk sampe hampir ketiduran!

Berhubung di Kota Tua ada banyak museum, jadi tujuan utama kami ke sana adalah masuk ke museum-museum. Museum yang pertama kami masuki adalah Museum Bank Mandiri. Tiket masuknya murah, cuman 5000 per orang dewasa geys!

Menurut gue alternatif liburan sekalian hiburan yang murah itu ya ke museum. Sayangnya masih banyak yang belum berminat untuk mengunjungi museum-museum di Indonesia. Padahal Isinya seru-seru dan udah pasti nambah wawasan tentang berbagai hal.

spot foto di museum bank mandiri, kota tua

Kami berkeliling museum Mandiri sejam lebih. Sambil ngeliat "rekaman" sejarah tentang berdirinya sebuah institusi perbankan Indonesia, sambil foto-fotoin hal menarik dan estetik yang ada di sana juga. Asyiknya lagi, di sini ada beberapa spot yang bisa dijadikan tempat berfoto. Gue juga sempat berfoto di sini selfie dan juga difotoin sama temen.

Sehabis jumatan di Mesjid dekat Kota Tua itu, temen gue balik ke Bekasi. Nah, gue bingung mau ngapain kalo pas sendirian di tengah Kota Tua kayak begini wahahahak! Tapi akhirnya gue memutuskan untuk ke Museum Wayang. Meskipun ga terlalu tertarik sama wayang, gue penasaran aja isinya kayak gimana.

Setelah puas di Museum Wayang, gue memutuskan untuk segera balik ke penginapan. Malamnya gue nongkrong sama makhluk-makhluk alumni grup telegram WWF. Ga semuanya datang, tapi setidaknya ini yang paling lengkap yang pernah gue temuin.

Sambil nongkrong sama anak-anak WWF, Mia video call Benaaa yang lagi ada di Bali. Dia ga bisa datang karna sekarang udah bersuami orang sana. Baru punya anak juga jadi ga mungkin bisa nyamperin kami yang lagi ngumpul hari itu.

Malam yang berkesan karna akhirnya bisa ketemu lagi sama anak-anak WWF setelah sekian lama hanya sapa-sapaan lewat media sosial aja.

Konser Avenged Sevenfold

Besoknya adalah hari yang gue tunggu. Konser Avenged Sevenfold di Stadion Gelora Madya, Kompleks Stadion Gelora Bung Karno. Tapi itu kan malam jadwalnya, pagi sampe siang gue udah ada jadwal lain. Ketemu sama Manda dan Mba Dian, mereka mau ngonten di BSD katanya.

Sebelum ketemu sama mereka, gue nyempetin dulu ke Kota Tua (lagi) untuk ngunjungin museum Jakarta. Masuk museum Jakarta harganya 15.000 per orang untuk wisatawan domestik. Meskipun bangunannya terlihat ga terlalu luas. Tapi ada banyak sekali benda-benda sejarah yang bisa dinikmati di museum ini.

konser avenged sevenfold di Jakarta, Indonesia

Ternyata di Museum Jakarta ada semacam food court nya gitu untuk nikmatin makanan khas Jakarta. Salah satunya yang paling memorable buat gue adalah: Es Selendang Mayang. Begitu pesanan Es Selendang Mayang gue datang, langsung gue kirim ke Benaaa saat itu juga. Karna dialah yang ngenalin gue sama makanan ini pertama kalinya dan bikin gue inget terus sama rasanya.

Selesai dari Museum Jakarta gue langsung gas ke stasiun Jakarta Kota untuk ke Manggarai ketemuan sama Mba Dian dan Manda. Kami akhirnya ke BSD barengan naik KRL+gocar. Kapan lagi bisa ngerasain kawasan BSD langsung? Kalo sendirian jelas ga mungkin gue ke situ karna ga ada yang disamperin juga.

Manda sama Mba Dian mau lanjut ngonten tapi pindah tempat, gue udah harus balik karna mau siap-siap nonton konsernya. Malamnya gue naik MRT ke GBK untuk nonton konser sampe jam 12 dan pulang naik TJ ke penginapan.

Pulang

Hari terakhir di Jakarta, ga banyak agenda yang gue lakuin. Karna jadwal pulang gue ambil malam hari, jadi masih ada waktu cukup panjang untuk 1-2 agenda lagi. Tenang, hari ini gue ga ke Kota Tua lagi, kok. Karna kacamata gue patah, jadi gue memutuskan untuk mall deket penginapan.

Ga butuh waktu lama akhirnya ketemu 1 toko kacamata yang menarik minat gue. Habis beli kacamata di sana, langsung gue pake aja daripada keburu kelilipan di jalan. Setelah itu gue sarapan di warung pinggir jalan deket mall tadi. Sambil sarapan gue telpon temen gue.

Makhluk yang paling jarang pulang ke Banjarmasin. Giliran dia pulang malah bawa bini, tahun lalu. Dia yang lebih dulu merantau di antara circle ring 1 gue yang lain. Salah satu temen gue yang paling lama gue kenal, dari gue TK.

travelling pakai backpack aja cukup

Kami janjian ketemu di deket stasiun kereta bandara. Karna gue rencananya mau ke bandara nyoba pake kereta baru itu. Sebenarnya obrolan kami masih belum tuntas, tapi karna gue ga mau telat nyampe bandaranya, akhirnya kita misah di sana.

Gue naik KRL Bandara dengan harga tiket 75.000 kalo ga salah. Lebih murah daripada gue naik Damri dari bandara ke penginapan. Tapi ternyata perlu naik keretanya 2 kali. Begitu nyampe di stasiun bandara, kami harus naik KA Layang lagi untuk bisa nyampe terminal masing-masing.

Karna gue pulang naik Garuda, gue harus ke Terminal 3. Jarak dari stasiun KA Layang ke terminal 3 itu cukup jauh juga menurut gue. Nyampe Terminal 3, gue langsung check in dan masuk ke ruang tunggu. Lu tau sendiri Terminal 3 itu luas kayak apaan, kan? Jadilah jalan kaki sehat selama dalam Terminal 3 menuju gate pesawat gue.

Nunggu di gate sekitar setengah jam sebelum boarding ternyata pesawatnya delay dong!! Bangke banget dah! Bisa-bisanya Garuda delay geyzz!! Percuma bayar tiket mahal kalo delay-delay juga! Yang harusnya berangkat jam 7 jadi berangkat jam 8 malam nyampe sini jam 10-an anying!

***

Gue ga nyeritain semua kejadian waktu ke Jakarta. Takutnya gue nulis banyak hal-hal yang ga penting. Ini aja kayaknya udah kebanyakan perintilan yang ga penting, deh! Kalo lu nemu kayak "ah ini kayaknya ga penting, bro! Hapus aja!" tulis aja di kolom komentar, ya!

Lu udah pernah kemana aja? Coba ceritain perjalanan lu secara singkat di kolom komentar, ya!