WHOOSH DAN DONGENG TRANSPORTASI DI KALIMANTAN

Ketika orang-orang di Pulau Jawa sudah menikmati transportasi kereta api, orang-orang di Kalimantan hanya bisa bermimpi. Ketika orang-orang di Jawa sudah menikmati kereta listrik, orang Kalimantan hanya bisa bermimpi. Ketika orang-orang di Jawa bisa menikmati kereta cepat, lagi-lagi orang di Kalimantan hanya bisa bermimpi.

Ketiadaan Kereta Api Di Kalimantan

Seumur hidup gue tinggal di Kalimantan, ga pernah ada rencana untuk bikin transportasi umum kereta. Apalagi seumur orang tua gue yang umurnya udah 2 kali lipat dari gue sekarang? Selama itu, kami semua hidup tanpa ada kereta, mau itu api ataupun listrik.

Apakah ga ada kereta kami bakalan mati? Ga juga, tapi kalo ada kereta, akan banyak akses yang terbuka. Orang-orang akan lebih mudah untuk bepergian. Jarak tempuh yang sudah pasti akan jauh lebih singkat. Orang yang tinggal di perkotaan pun ga akan segan kalo misalnya di tempatkan di Kabupaten. Akhirnya sumber daya manusia dan alamnya akan terdistribusi lebih merata.

Kesenjangan Transportasi Antara Pulau Jawa dan Kalimantan

Beda banget dari Pulau Jawa yang akses transportasi umumnya lengkap dan mudah. Bahkan bisa gue bilang perkembangannya sangat jauh meninggalkan kota-kota di Kalimantan. Bayangkan, moda transportasi busway di Jakarta udah ada sejak 2004. Sementara salah satu kota di Kalimantan, baru punya moda transportasi sejenis busway tahun 2019. Ketinggalan 15 tahun!

Dari segi infrastruktur pun Kaimantan ini cukup tertinggal. Sampai tulisan ini ditayangkan, ga ada jalan tol yang dibikin sama pemerintah. Boro-boro mau punya kereta cepat, jalan tol aja ga masuk ke sini. Meskipun banyak yang bilang Jokowi udah menurunkan kesenjangan wilayah Indonesia, tapi gue masih ngerasa Kalimantan masih banyak ketinggalannya. Baik dari sisi infrastruktur mapun juga sumber dayanya.

Sejarah Kereta Api di Indonesia

Kalo kita tarik mundur lagi, kereta api sudah ada di pulau Jawa sejak 1867. Lalu terus mengalami evolusi hingga sekarang udah ada kereta cepat. Kalimantan? Sampai gue nulis artikel ini, ga pernah ada pembangunan terkait moda transportasi kereta. Artinya udah 157 tahun Kalimantan ketinggalan sama moda transportasi darat ini.

Pengalaman Naik Transportasi Umum Modern

Gue udah pernah nyobain naik LRT dan MRT di Jakarta. Enak banget kalo akses ke transportasi umum itu gampang. Ga perlu pake motor buat kemana-mana dan harganya pun sangat terjangkau. Setidaknya untuk ke tempat-tempat mainstream ga susah.

Cuman Whoosh yang masih belum pernah gue cobain. Karna moda yang satu ini untuk jarak jauh dan tujuannya masih ke kota Bandung aja. Meskipun gue sempet bilang Bandung itu kota ke-2 gue, tapi masih belum kepikiran untuk balik ke sana lagi. Padahal aksesnya jauh lebih gampang karna ada whoosh.

Kereta Cepat Whoosh: Akses Mudah ke Bandung

Mungkin jalan-jalan berikutnya gue bakalan nyobain whoosh sekalian ke Bandung juga. Tinggal pesat tiket kereta di aplikasi udah bisa dapat kursi. Pilihan kelasnya juga ada macam-macam, tergantung budget travelling masing-masing. Harga tiket whoosh paling murah 350.000 untuk kelas premium ekonomi. 

Cara Beli Tiket Kereta Whoosh

Kalo lu punya rekening BRI, lu bisa langsung beli tiket kereta whoosh pake aplikasi BRImo. Apalagi sekarang ada BRImo FSTVL yang akan menghitung tiap transaksi pake rekening BRI lu jadi poin. Semakin banyak transaksi yang lu lakukan, misalnya beli tiket pesawat atau tiket kereta, makin gede kesempatan lu untuk menangin hadiahnya.

Menurut gue untuk harga 300ribuan bisa nyampe Bandung dalam waktu 30 menit sih sangat worth it. Terutama untuk orang yang waktunya ga banyak untuk bisa pergi ke Bandung. Kalo dibandingin pakai mobil yang sama-sama jalur darat, dari Jakarta ke Bandung bisa 4-5 jam, itu pun kalo ga macet.

Kondisi Transportasi Kalimantan Saat Ini

Ketika orang-orang di pulau Jawa udah bisa merasakan kecepaan 350 km/jam-nya whoosh Jakarta-Bandung dan sebaliknya, Kalimantan masih harus mendengar dongeng transportasinya saja. Masyarakat Kalimantan sangat bergantung pada roda 4 dan roda 2 untuk bepergian jalur darat. Meskipun sudah moda tranportasi sejenis Transjakarta, tapi jika jalan yang itu-itu juga, sama kayak pengguna jalan yang lain, jarak tempuhnya ga akan jauh beda kalo pake kendaraan pribadi.

Apalagi di tempat tinggal gue, cuman bisa ngarep untuk punya moda transportasi kereta api. Lama-lama, kereta bakalan ada setelah 1000 tahun nih gue rasa. Saking lamanya, sampai anak cucu gue nanti cuman dengerin dongeng tentang kereta listrik di Kalimantan. Sedih banget kalo emang itu sampe kejadian, sih.

Hak Akses Transportasi Bagi Masyarakat


Semua orang berhak mendapatkan akses transportasi yang memadai. Ketika ada yang "ketinggalan" untuk merasakan manfaatnya, berarti ada yang salah di sana. Harusnya masyarakat kotanya juga protes karna hak aksesnya terbatas. Mereka udah bayar pajak ke daerahnya, sudah saatnya menuntut balik uang-uang udah mereka bayarkan.

Pentingnya Partisipasi Masyarakat

Masyarakat masih banyak yang ga tau atau ga ngerti. Kalo mereka bayar pajak, mereka juga punya hak untuk memantau kemana aja uangnya dipake. Mereka kira habis bayar pajak itu, udah dibiarin aja pemerintah yang make gitu? Padahal kita bisa nuntut dan kasih kritik ke pemerintahnya uang pajak kita tu dijadiin apa aja. Bukan cuma buat ngegaji pegawai-pegawai kantor doang.

Kadang, pemerintahnya juga yang bereaksi berlebihan sama tuntutan masyarakat. Ketika ada yang protes menyuarakan hak dan aspirasinya, dianggap sebagai ancaman dan akhirnya dibungkam. Sehingga masyarakat takut untuk menyuarakan hak yang seharusnya mereka dapatkan.

Tapi masyarakatnya juga kadang menyampaikannya dengan cara yang berlebihan. Niatnya pengen menyuarakan hak-haknya yang seharusnya disediakan pemerintah, tapi caranya kurang tepat. Ujung-ujungnya bukan kritik tapi malah ujaran kebencian buat pemerintah.

Akhirnya, karna masyarakatnya ga bisa mengomunikasikan suaranya dengan tepat, pemerintah yang ga mau mengedukasi masyarakat gimana menyampaikan aspirasinya dengan benar. Serta respon pemerintah yang berlebihan, sama-sama ga ketemu solusinya. Hak masyarakatnya tetap ga terpenuhi, karna pemerintahnya ga peduli-peduli banget. Masyarakatnya cuman bisa berharap pemerintah ngerti maunya mereka.

Pemerintahnya seolah-olah ga punya beban untuk memenuhi hak masyarakatnya. Bukan cuma karna ga peduli, tapi juga karna masyarakatnya nuntut lalu dibungkam. Seandainya tuntutan masyarakat itu, terlepas dari caranya yang salah atau benar, direspon dengan aksi nyata, gue masih rispek. Ini bener-bener ga peduli dan karna masyarakatnya ga nuntut apa-apa, dianggap pemerintah sebagai kebutuhan masyarakat udah terpenuhi.

Harapan Untuk Kereta Api di Kalimantan

Gue sih berharapnya pemerintah ga sedangkal itu, ya. Gue yakin di pemerintahan ini masih banyak yang punya hati. Masih banyak yang berfikir jernih di sana. Cuman ketutup sama oknum doang.

Semoga keberadaan kereta di Kalimantan ga sekadar wacana atau dongeng semata. Gue juga pengen Kalimantan punya kereta. Biar akses kemana-mana jadi lebih mudah dan jalur darat punya alternatif baru untuk bepergian. 

Kalo menurut lu, nih, kapan kereta api di Kalimantan bakalan terealisasi dan kenapa pada saat itu? Coba tulis di kolom komentar.

#BRImo #BRImoMudahSerbaBisa #BRImoFSTVL #BerlimpahHadiah

Game Nutrisi: Solusi untuk Masalah Gizi di Indonesia?

Ketika mendengar kata "game," apa yang langsung terlintas di pikiran lu? Hiburan? Menghabiskan waktu luang? Atau malah bikin mager? Nah, gimana kalo ada game yang justru bisa bantu lu jadi lebih sadar soal kesehatan dan gizi? 

Ini beneran! Ada lho game edukasi yang dirancang untuk membuat kita lebih pintar memilih makanan sehat. Sebelum kita bahas gamenya, lu mesti tau dulu masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia.

Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan kuliner. Sayangnya, kebiasaan makan kita sering kali ga merhatiin keseimbangan gizinya. Makannya nasi ayam geprek terus atau ga makan seblak doang. Akibatnya, ada dua masalah kesehatan utama yang banyak terjadi:

  1. Malnutrisi dan Stunting
    Jutaan anak Indonesia mengalami stunting—gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Menurut laporan UNICEF, stunting bisa memengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas saat dewasa. Indonesia sendiri udah dari lama memerangi stunting sejak periode Presiden Jokowi. Bahkan memerangi stunting juga salah satu program unggulannya Presiden Prabowo saat kampanye.

  2. Obesitas dan Penyakit Tidak Menular
    Di sisi lain, gaya hidup modern dengan makanan cepat saji dan minuman tinggi gula telah meningkatkan angka obesitas. Obesitas sering jadi pintu gerbang bagi penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Buat lu yang jarang minum air putih, mulai kurangin kebiasaan minum minuman manis dalam kemasan ataupun yang bersoda. Meskipun yang lu minum itu diklaim less sugar sama merknya, itu tetep ada gulanya juga.

Keduanya terlihat bertolak belakang, ya? Tapi intinya sama: pola makan kita perlu diperbaiki. Masalahnya, gimana caranya mengubah sesuatu yang terlihat menyenangkan ini?

Edukasi Gizi Lewat Game: Main Seru, Sehat Juga


Di sinilah game edukasi tentang gizi masuk ke dalam cerita. Salah satu jenis game yang mulai populer adalah permainan yang mengajarkan kita tentang makanan sehat dan pola makan seimbang.

Misalnya, ada game di culinaryschools.org yang meminta pemain untuk menyusun makanan bergizi sesuai piramida makanan. Lu bakalan belajar tentang kombinasi karbohidrat, protein, sayur, buah, dan lemak sehat. Lebih dari itu, game seperti ini bikin kita mikir dua kali sebelum asal pilih makanan.

Bayangin kalo game ini dimainin sama anak-anak, remaja, sampe orang tua. Perlahan tapi pasti, pola pikir tentang pentingnya makanan sehat bisa tertanam tanpa berasa “diceramahi.”

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Game Ini?

Dari sekian banyak game edukasi bertema kuliner, ada beberapa hal menarik yang bisa kita petik:

  1. Memahami Porsi Makan Ideal
    Game semacam ini biasanya punya tantangan menyusun porsi makan yang ideal. Misalnya, berapa persen dari piring kamu harus diisi sayur, protein, dan karbohidrat. Ini bisa membantu kita memahami konsep “Isi Piringku” dari Kementerian Kesehatan Indonesia.

  2. Mengenal Jenis Makanan Bergizi
    Game ini juga sering mengenalkan bahan makanan yang kadang kita anggap remeh, seperti kacang-kacangan, ikan, atau buah lokal. Tahu nggak sih, banyak bahan makanan khas Indonesia yang sebenarnya superfood alami?

  3. Melatih Kebiasaan Membuat Pilihan Sehat
    Lewat game, kita belajar untuk memilih opsi terbaik dari berbagai pilihan makanan. Ini mirip banget sama kehidupan nyata, di mana kita sering tergoda makanan instan. Kalau terbiasa di game, siapa tahu refleks kita jadi lebih sehat di dunia nyata.

  4. Menghindari Makanan yang Berlebihan Gula atau Lemak
    Beberapa game punya fitur yang menunjukkan efek buruk makanan tinggi gula atau lemak. Bukan dengan gambar seram, tapi lewat simulasi sederhana yang bikin kita berpikir, “Oh, ternyata ini nggak baik, ya.”

Cara Mengatasi Masalah Gizi di Indonesia dengan Pendekatan Kreatif

Nah, setelah tahu manfaat game edukasi, langkah selanjutnya adalah menghubungkannya dengan realitas. Berikut ini adalah beberapa solusi kreatif yang bisa dicoba:

1. Integrasi Game Edukasi ke Sekolah

Bayangkan jika pelajaran IPA atau BK di sekolah dasar menggunakan game edukasi ini sebagai media pembelajaran. Anak-anak pasti lebih semangat! Guru bisa mengajak siswa bermain sambil diskusi tentang gizi. Hasilnya? Ilmu gizi terserap tanpa bikin mereka bosan.

2. Ajakan “Main Bareng” untuk Keluarga

Keluarga adalah tempat di mana kebiasaan makan terbentuk. Jadi, ajak keluarga untuk main bareng game edukasi ini. Selain seru, ini bisa jadi momen bonding yang positif. Orang tua pun jadi lebih mudah mengajarkan anak tentang pentingnya makan sehat.

3. Kemitraan dengan Influencer atau YouTuber Gaming

Di era media sosial, pesan apa pun bisa lebih mudah diterima jika disampaikan lewat idola. Influencer gaming bisa diajak untuk memperkenalkan game edukasi ini dengan gaya yang santai dan relatable. Sekali tembak, bisa kena anak muda se-Indonesia!

4. Kampanye Nasional Lewat Kompetisi Game Gizi

Siapa bilang belajar tentang kesehatan itu nggak seru? Bayangkan kompetisi nasional di mana anak-anak dan remaja berlomba memainkan game edukasi gizi. Selain mendapatkan hadiah, peserta juga jadi lebih sadar akan pentingnya pola makan sehat.

5. Pembuatan Game Lokal yang Sesuai Budaya Indonesia

Meskipun game dari luar negeri seperti yang di culinaryschools.org sangat bagus, akan lebih keren kalau ada versi lokal. Misalnya, game yang mengajarkan kita menyusun menu sehat dari makanan khas Indonesia seperti nasi tumpeng, gado-gado, atau papeda. Dengan begitu, nilai edukasinya lebih mengakar.

Coba dah lu buka daftar game edukasi nutrisi, di sana banyak banget pilihan jenis games yang bisa lu mainin. Kerennya lagi, meskipun 1 topik yang sama, tapi variasi gamenya macam-macam. Jadi lu bisa ganti-ganti gamenya dan ga akan ngerasain bosan di tiap game yang dimainkan.

Mengapa Solusi Ini Penting?

Perubahan kebiasaan makan membutuhkan pendekatan yang kreatif dan relevan dengan gaya hidup modern. Game edukasi tentang gizi bisa menjadi salah satu alat untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia tanpa harus memaksakan perubahan secara tiba-tiba.

Lewat media ini, kita bisa menyampaikan pesan penting: menjaga kesehatan itu menyenangkan, tidak sulit, dan bisa dimulai kapan saja, bahkan dari layar ponsel. Jadi, kapan mau coba main gamenya? 😉

Kalo menurut lu sendiri nih, apakah game edukasional kayak begini punya pengaruh signifikan untuk bisa mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia? Coba tuliskan alasan lu setuju/ga setujunya di kolom komentar ya!

CERITA KE MAKASSAR

Setelah sekian kali cerita ke Jakarta mulu, kali ini gue akan cerita ke kota lain, ya. Alhamdulillah sekarang gue akan cerita ke Makassar, ya. Kalo ke Jakarta disponsorin sama duit sendiri, ke Makassar disponsorin sama UNESCO dan Wikimedia Indonesia. Nanti gue akan cerita terpisah apa yang dilakukan bersama UNESCO dan WIkimedia Indonesia di tulisan yang lain.

Ini adalah kali pertama gue ke Makassar dan dibayarin sama orang. Gue dulu udah pernah bersumpah kalo mau ke bandara yang baru di kota gue, harus dibayarin full sama orang atau siapapun. Sumpah itu sempat dilangkahi dengan keberangkatan gue ke Jakarta bulan Mei kemaren.

Ternyata, sumpahnya baru bekerja jelang akhir tahun 2024. Rupanya harus ada pancingan pake duit sendiri dulu baru bisa bekerja. Akhirnya gue ke bandara itu dibayarin full 100% pp sama UNESCO dan Wikimedia Indonesia. Emang kalo udah rezeki ga akan kemana, ya ges ya!

Gue baru gabung di Komunitas Wikipedia Bahasa Banjar 1 tahun lebih, tapi udah dikasih apresiasi setinggi ini sama mereka. Emang beda ya kalo komunitasnya dipegang sama orang-orang yang mindset nya mau ngembangin komunitas. Kalo dipegang sama orang yang mindset nya mau ngembangin diri sendiri ya udah pasti "dia lagi dia lagi' yang dikasih previlage.

Hari Pertama

Anyway, balik lagi ke cerita gue. Dari kota gue ke Makassar itu sejam naik pesawat, ga sejauh ke Jakarta yang 1 jam 40 menit. Bandaranya Sultan Hasanuddin berlokasi di Maros, lokasi bandaranya sama seperti di sini juga. Jauh dari pusat kotanya. Bandara Sultan Hasanuddin juga kayak begitu, jauh dari pusat kota.

Bisa dibilang bandaranya punya vibes Bandara Sjamsoedin Noor zaman belum direnovasi. Ga terlalu besar untuk terminal kedatangannya. Ketika sampe ke pintu keluar, ada buanyak banget orang yang nungguin. Gue ga tau apakah mereka itu semua penjemput penumpang atau driver ojol yang lagi nunggu. 

Ketika keluar dari pintu itu, gue ngerasain kayak lagi di Bandara Soetta zaman dulu yang banyak banget orang nungguinnya. Sekarang Soetta udah jauh berkurang yang kayak begitu. Ternyata di Makassar tahun 2024 masih kayak begitu, gokil. Gue sama temen-temen sempet ditawarin untuk naik ojol sama beberapa orang, tapi kami nolak. Gue baru tau ternyata itu adalah calo, mereka nyariin penumpang buat temennya. Kalo kita pake mereka, harganya lebih mahal daripada tarif aslinya.

Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia

Pada awalnya kami berencana naik ojol aja ke hotel. Karna jaraknya ga terlalu jauh, menurut google maps. Katanya gmaps sih cuman 15 menitan doang dari bandara, deket dong harusnya?

Rencana naik ojol berubah karena salah satu temen kami ternyata dijemput oleh keluarganya. Kami pun juga ikut diangkut semuanya. Kami juga ga nyangkan bakalan diajak ikut, sudah berencana untuk naik ojol aja tadi padahal. Selain diantarkan ke hotel, sebelum nyampe juga kami diajakin makan coto.

Ini keren banget, sih. Begitu turun langsung dari bandara, langsung diajak makan makanan khasnya.  Makan Coto Makassar langsung di Makassar-nya. Nikmat Tuhan manalagi yang kamu dustakan? Makasih juga buat keluarganya teman kami yang udah rela neraktir kami ber 5 semuanya. Semoga rezekinya nambah dan panjang umur selalu. Aamiin. 

Ternyata rasa Coto Makassar itu agak sedikit hambar, ya. Makanya ditiap warung Coto itu disediain garam sama jeruk nipis untuk bisa meracik formula rasa yang pas sendiri-sendiri. Buat gue yang ga suka rasa yang terlalu asin, sebenarnya ga ditambahin apapun udah enak banget. Cuman selera orang, kan, beda-beda, ya.

Setelah makan barulah kami diantarkan ke hotel untuk istirahat. Setelah dapat kunci kamar, beberes sebentar trus keluar lagi untuk makan malam di resto hotel. Gue sama yang lain udah ga makan berat lagi. Cuman nyobain snack-snack aja, yang penting makan di hotel. 

Setelah selesai makan dan ngobrol-ngobrol bentar sama peserta yang lain, kami balik ke kamar masing-masing untuk istirahat. Karna acaranya bakalan dimulai besoknya.

Hari Ke- 2 di Makassar

Karena pelatihannya ini full day, waktu untuk jalan-jalan hanya bisa dilakuin setelah acara selesai. Biasanya acara selesai pada sore hari sekitar jam 5-an. Bisa dibilang tanggung banget untuk jalan-jalan. Karna jam 5 itu udah deket banget sama Maghrib, kalo habis maghrib waktunya jadi pendek banget buat jalan-jalan.

Tapi demi bisa jalan-jalan, meskipun waktunya pendek tetap akan kami lakukan. Mumpung lagi di kota orang, kita harus memanfaatkan momen untuk bisa lebih kenal lagi kotanya, dong! Terbatasnya waktu harusnya ga menghalangi kita untuk bisa berlibur. Minimal bisa merasakan suasana kota pada malam hari.

FYI, jarak hotel ke pusat kota itu sekitar setengah jam. Iya sih deket sama bandara, tapi jauuuhhh bangeet ke kotanyaaahh!!

Gue janjian sama temen yang emang sekarang berdomisili di Makassar untuk ketemu. Dia mau ngajakin ke Pantai Losari sama CPI. Cuman karna waktu itu malam minggu, di sana muacetnya luar biasa!! Kayaknya semua orang di Makassar numpuk di CPI sama Losari hari itu. Sampe temen gue ga dapat parkir mobil gara-gara penuh banget.

Emang kebetulan hari itu ada 2 event yang lokasinya berdekatan. Event olahraga ada di Losari dan event fintech ada di CPI. Jadinya numpuklah semua orang pada mau ke situ di hari yang sama. Sebagai orang yang jarang kena macet, ngeliat macet di Makassar gue jadi kaget sendiri.

1 hal yang gue baru sadar di Makassar: klakson ga pernah berhenti meskipun malam. Gokil banget jalanan di Makassar. Terlebih pas temen gue bilang di Makassar jarang banget ada polisi ngejaga lalu lintas.

Pantai Losari; Central Point of Indonesia (CPI), Makassar Sulawesi Selatan Indonesia

Meskipun begitu, kita tetap menerobos macet jahanam itu. Gue turun dari mobil, temen gue nyari parkir. Sebenarnya sih pengennya temen gue ini ikutan ngumpul juga, tapi karna saking macetnya, dia ga bisa nyari tempat parkir. Akhirnya setelah kami selesai keliling kawasan Losari dan CPI, gue dan rombongan temen-temen misah. Gue sama temen gue ini pergi makan coto.

Ternyata, makan coto lebih enak daripada macet-macetan. Kalo makan coto bisa bikin kenyang, kalo macet cuman bikin meriang. Makan coto ketupatnya 3-4 biji seporsi kenyang banget! Ikut macet-macetan bikin laper doang adanya.

Gue mesen coto daging waktu itu, kali ini gue belajar untuk ngeracik rasa coto sendiri. Karna ternyata default rasanya sama di. 2 warung coto yang berbeda. Gue harus racik sendiri untuk bisa ketemu rasa yang pas. Overall sih gue suka banget sama Coto Makassar, rasanya otentik banget dan pasti pengen makan itu lagi kalo ke sana.

Temen gue ngerekomendasiin toko oleh-oleh yang terkenal di Makassar: Toko Unggul. Katanya di sana lengkap kalo mau cari oleh-oleh khas Makassar. Dia ngerekomendasiin 1 produk yang katanya harus dibeli: minyak gosok. Awalnya si bangke ini ngerekomendasiin minyak gosok yang harganya 600 rebu! Ternyata ada versi murahnya yang sering dia beli buat dikasih ke ortu.

Setelah cerita-cerita tentang kehidupan, akhirnya gue pulang ke hotel. Rasanya tuh kurang banget explore kotanya kalo cuman malam doang. Makanya besoknya ngerencanain untuk ke tempat lain biar bisa menikmati nuansa kota Makassar yang lainnya.

Hari Ke- 3 di Makassar

Jadwal hari ke-3 selesai lebih cepat dari perkiraan kami. Meskipun tetap aja waktu yang kami punya ga terlalu banyak. Cuman bisa maksimalin waktu setelah selesai pemberian materi doang. Ngerti sih, ini kan tujuannya belajar bukan buat jalan-jalan.

Hari itu kami berencana untuk beli oleh-oleh gitu. Temen-temen dari komunitas lain juga nyaranin ke Toko Unggul untuk beli oleh-oleh. Meskipun berangkatnya misah-misah dengan temne-temen dari komunitas lain, kami ketemu juga di Toko Unggul.

Gue sama temen-temen dari Komunitas Banjar berangkat duluan karna kami mau ke Fort Rotterdam dulu. Sebenarnya objek wisata ini tuh kalo malam udah tutup, cuman karna lagi ada event kesenian gitu jadinya dibuka untuk umum.

Jadilah kami bisa menikmati suasana benteng ini dari dalam di malam hari. Salah satu sisi bangunannya dipake untuk eksebisi pameran. Pameran yang gue maksud adalah Museum Keliling Koleksi Kepresidenan: Pakkamase. Kami coba masuk ke sana untuk meliat isinya apa aja. Karna temanya adalah kehidupan para Presiden Republik Indonesia, jadinya meliat benda-benda bersejarah yang dipamerkan di situ.

Setelah puas berkeliling di pamerannya kami pun keluar dan menuju ke Toko Unggul. Lokasi toko oleh-oleh khas Makassar ini ternyata ga jauh dari Fort Rotterdam. Kami cukup berjalan kaki sebentar untuk bisa nyampe ke toko itu dan memilih oleh-olehnya. 

Toko Unggul ini bisa dibilang lengkap banget variasi oleh-olehnya. Mulai dari kue-kue khas Makassar, ganci (gantungan kunci), kain khas Makassar sampai baju-baju bertuliskan kata-kata khas Makassar juga ada. Gue memilih untuk membeli makanan aja, karna menurut gue itu lebih khas daripada yang lain.

Dari 7 kue yang gue beli, cuman sempat mengingat 2 namanya: Baruasa Kambu dan Kenari Durian. Baruasa Kambu gue inget karna menurut gue ini yang enak di lidah, rasanya manis-manis gitu. Kenari Durian karna ini yang gue kasih ke orang rumah, sisanya dikasih ke anak-anak di kantor.

Setelah puas belanja oleh-oleh, kami diajakin keluarga salah 1 temen kami untuk menikmati minuman khas Makassar. Sebenarnya tujuan awalnya itu mau makan pisang epe, tapi kondisinya penuh banget di warung yang dituju, jadinya berubah lokasi. Kami akhirnya dibawa ke warung Sarabba.

Sarabba ternyata minuman panas gitu. Rasanya menghangatkan tenggorokan, ada manis-manisnya dikit dan ada rasa pedesnya juga. Berdasarkan kombinasi rasa itu tadi, menurut gue Sarabba ini rasanya mirip banget sama Wedang Jahe. Suka banget minuman yang menghangatkan kayak gini.

Minum Sarabba ga lengkap kalo ga makan sama gorengan. Warungnya juga nyediain berbagai macam gorengan kayak pisang goreng, bakwan, dan sukun. Makanan ini ga lengkap kalo ga pake cocolan sambel. Beda banget dari cocolan gorengan khas di sini yang pake petis yang pedas.

Makan gorengan di Makassar itu "temennya" bukan petis tapi sambel pedas! Agak asing buat gue yang terbiasa makan gorengan pake cabe rawit. Padahal sama-sama cabe tapi karna bentuknya beda jadinya terasa beda. Sebagai pencinta pedas, menurut gue level pedasnya pas di lidah. Ga terlalu pedas, ga juga terlalu manis. 

Rasa gorengan dan cocolannya jadi nyampur di mulut dan bikin cita rasa yang beda dari makan gorengan selama ini. Kalo makan pisang goreng, dicocol pake sambel di mulut jadi nano-nano rasanya. Ada manis, sedikit gurih tapi ada pedasnya yang bisa jadi pembeda di mulut.

Udah gitu, ditimpa dengan minum sarabba pula! Jadi makin meriah banget itu rasa di mulut. Manisnya pisang goreng, pedesnya sambel dan manis panasnya sarabba nyampur jadi satu itu jadinya enak banget.

Setelah puas menikmati sarabba dan gorengan, kami akhirnya pulang ke hotel. Perut udah hangat dan kenyang, oleh-oleh udah kebeli semua, tinggal tidur aja.

Hari Ke-4 di Makassar

Praktis di hari ke-4 ini kami semua fokus untuk persiapan pulang.  Setelah sarapan bersama di hotel, kami semua berpisah dengan teman-teman dari komunitas lain yang berangkat duluan sesuai jadwalnya. Kebetulan gue sama temen-temen yang se-komunitas itu jadwal penerbangan siang.

Suasana Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan

Kami mesan mobil online untuk berangkat bareng ke bandaranya. Karna jadwalnya siang, jadi makan siang di bandara aja biar ga ketinggalan jadwal pesawat. Karna punya waktu cukup banyak, kami sempat berfoto di spot foto bandara Sultan Hasanuddin.

Untungnya bandara Sultan Hasanuddin ga segede Terminal 3 Soekarno Hatta Jakarta. Gue udah hopeless ketika ngeliat terminal kedatangannya mirip kayak Terminal 3. "Bakalan jadi joki strava lagi nih gue" dalam hati. Untungnya itu cuman di khayalan gue aja, terminal kedatangannya lagi drenovasi.

Kalo renovasi bandara Sultan Hasanuddin jadi, itu sih kayaknya gedenya mirip Terminal 3, deh. Siap-siap aja yang di terminal kedatangan bakalan disuruh cardio di sana. Tapi menurut gue kursi-kursi di gate itu masih kurang banget, sih. Soalnya gue sama temen-temen gue hampir ga kebagian kursi buat duduk. Malah sempet duduk di gate sebelah saking penuhnya.

Review Singkat Buat Makassar dan Sekitarnya

Selama sekitar 4 hari di Makassar dan sekitarnya, setidaknya ada beberapa hal yang sempat gue rasakan.

Mataharinya cepet banget tingginya. Jam 7 panasnya berasa kayak jam 8 di Banjarmasin. Karna mataharinya cepet banget tingginya, jadwal solatnya juga jadi lebih cepet daripada biasanya. Dzuhur aja belum jam 12 udah masuk. 

Suasana jalanannya bikin kaget, begitu ga jauh keluar bandara udah "ketemu" macet. Karna terbiasa keluar bandara ketemu jalanan yang sepi dan lancar, ngeliat di Makassar jalanannya padat banget begitu, cukup bikin kaget, sih. Klaksonnya juga ga berenti-berenti bunyi meskipun malam hari. Klakson di Makassar ga kenal jam malam, gokil.

Harga Menu Coto Makassar Pangnguranginta, Pai, Sulawesi Selatan

Selama 4 hari di Makassar cuman sempat nyobain makanan otentiknya 3 kali doang. Pertama kali pas nyampe Makassar makan Coto Daging pake lontong. Trus pas sama temen gue nyobain Coto Daging lagi. Terkahirnya nyobain Sarabba di tempat anak nongkrong Makassar.

Tiga-tiganya gue suka sih. Masih penasaran sama konro, palubasa sama pisang ijo. Meskipun di Banjarmasin juga ada pisang ijo, tapi rasanya kurang lengkap kalo ga nyobain langsung di kota aslinya, kan? Itu akan gue jadiin alasan untuk bisa balik lagi ke Makassar kapan-kapan, ya!

Lokasi wisatanya juga dikit banget gue samperin. Cuman Fort Rotterdam sama Pantai Losari doang. Pantai Losari sih agak mengecewakan buat gue, karna pas ke sana lagi ada acara jadi ketutupan untuk bisa nyobain spot fotonya. Meskipun kata orang-orang Pantai Losari itu cuman "gitu-gitu aja", tapi yang namanya turis kan pasti penasaran juga.

Kata temen gue, kalo ada banyak waktu, harus nyobain ke Toraja. Tempat wisatanya di sana banyak dan jaraknya deket-deket. Sewa motor seharian udah bisa ngedatangin spot wisatanya banyak katanya. Gue kan jadi penasaran kalo dikasih tau begitu. Semakin kepengen balik ke Makassar lagi jadinya.

Tips Jitu Gen Z Ngegas Tanpa Lupa Rem

Siapa bilang hidup di era digital itu gampang? Memang peluang kerja lebar banget, dari bikin konten sampai jadi freelancer serba bisa. Tapi di sisi lain, dompet sering kali ngomong, "Eh, slow down dulu, dong!" Jadi Gen Z harus jago multitasking antara ngejar cuan, hemat, tapi tetap menikmati hidup.

Gimana udah pusing baca pembukaannya? Tenang, kali ini gue akan kasih beberapa tips yang bisa lu kerjakan. Gue udah bikin sederhana, biar lu gampang ngerti dan ngerjainnya juga. Kalo lu udah pernah nyobain tips-tips ini, tulis di kolom komentar hasilnya kayak gimana, ya!


Langsung baca aja sampai habis!

1. Kerja Cerdas, Gaya Pas!

Side hustle itu udah kayak "nama tengah" Gen Z. Tapi, biar makin produktif dan gak cuma muter di tempat, penting banget punya tools yang bantu kerja lebih cepat dan aman. Contoh, aplikasi mobile banking yang gak cuma buat transfer-transferan, tapi bisa sekalian jadi asisten keuangan pribadi. Misalnya, ada fitur yang bikin kita bisa buka rekening online tanpa ribet, bahkan sambil rebahan. Bisa langsung cek promo atau diskon, jadi uang kerja keras gak kebuang sia-sia.

Buat lu yang punya tabungan BRI, gue punya tips tambahan biar makin cuan. Kalo lu disuruh bos untuk pesan tiket pesawat buat perjalanan dinas, pake aplikasi BRImo aja. Karna di sana lu bisa pesan tiket pesawat dengan mudah cepat dan banyak promonya.

2. Ngomongin Promo, Jangan Lupa!

Eh, ngomong-ngomong soal promo, pernah gak sih lu bingung cari cara biar duit hasil freelance lebih panjang usianya? Cek-cek promo di platform yang sering lu pakai itu golden rule-nya. Ada banyak diskon belanja, kuliner, sampai tagihan rutin, yang bisa bikin lu hemat ratusan ribu setiap bulan.

Dan jangan lupa, beberapa bank sekarang udah pinter banget bikin promo spesial buat anak muda yang tech-savvy. Bayangin, belanja kebutuhan kantor atau bayar aplikasi langganan buat kerja kreatif, terus dapet cashback? Rasanya kayak dapet extra life di game!

3. Kelola Keuangan ala Gen Z

Yang sering kerja lepas atau freelance, pasti tahu rasanya penghasilan gak selalu stabil. Makanya, punya rekening tambahan buat tabungan spesial itu trik terbaik. Contoh, buka rekening yang gampang dan cepet dari aplikasi aja, terus khususin buat nabung dana darurat. Soalnya, siapa sih yang mau hidup cuma modal YOLO tanpa rencana?

Oh iya, manfaatin fitur-fitur kekinian di aplikasi bank itu, lho! Beberapa bahkan punya program cashless payment yang bikin bayar-bayar makin praktis. Kan jadi makin gampang hemat dan efisien, tinggal scan, bayar, kelar.

Kalo di tempat lu lagi ada event BRImo FSTVL 2024 gue saranin untuk datang ke sana. Karna udah pasti di situ ada banyak promo buat lu, terutama yang punya rekening BRI. Makin banyak transaksi yang lu lakuin di situ, makin gede kesempatan menangin hadiah langsungnya.

4. Workspace Estetik Gak Harus Mahal

Jangan lupa, kalau kerja dari rumah atau cafe hopping, bikin suasana kerja senyaman mungkin. Kalau ada promo untuk kebutuhan kerja kayak alat tulis, printer ink, sampai furnitur minimalis, sikat aja! Pasti ada di promo-promo aplikasi yang udah jadi partner keuangan lu. Work smarter, not harder, kan?

Hidup Gen Z emang penuh warna (dan tantangan). Tapi kalau lu pinter manfaatin teknologi, fitur mobile banking, dan promo-promo yang lagi tren, semuanya jadi lebih enteng. Kerja keras, kerja cerdas, dan jangan lupa, nikmatin hasilnya juga! Karena apa? Kita gak cuma ngejar mimpi, tapi juga ngejalanin hidup yang tenang aman dan damai.

So, udah siap ngegas karier dan hemat ala Gen Z?

#BRImo #BRImoMudahSerbaBisa #BRImoFSTVL #BerlimpahHadiah