CERITA KOTABARU HARI 2: MEMULAI PENJELAJAHAN

Ini adalah rangkaian cerita gue menjelajah Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu. Kalo lu ga tau Kotabaru, mungkin lu tau Saranjana, yang katanya ada di Kotabaru. Kalo lu ga tau Tanah Bumbu, mungkin lu tau Haji Batubara yang terkenal itu. Baca cerita menjelajah hari pertama gue di tulisan sebelumnya.

Cerita Travelling ke Kotabaru

Hari kedua, kami memulai penjelajahan di daerah Kotabaru. Jadwal menjelajah kali ini kami mulai agak pagi, karena biar bisa terakomodir banyak tempat yang bisa didatangi sekaligus. Misi penjelajahan ini adalah mendokumentasikan objek wisata dan cagar budaya yang ada di Kalimantan Selatan untuk diupload ke dalam platform wikipedia bahasa Indonesia, terutama wikipedia bahasa Banjar.

Ada banyak tempat yang kami datangi. Mayoritas adalah lokasi tempat makam tokoh-tokoh yang bersejarah di Kotabaru. Objek wisata juga ada tapi ga terlalu banyak, karena target proyek kami mendokumentasikan objek cagar budaya. Total objek yang rencananya mau didatangin lebih dari 10.

Pagi-pagi CFD-an Dulu!

Suasana Car Free Day di Kotabaru
Suasana Car Free Day di Siring Laut Kotabaru pagi hari

Dijadwalin berangkat sekitar jam 7 pagi. Tapi jadwal hanyalah jadwal, nyatanya telat juga. Gue udah nungguin sampe jam 8 pagi, tapi ga datang mobil carterannya. Akhirnya gue jalan pagi ke lokasi car free day -nya Kotabaru. Jalan kaki sekitar 10 menitan dari penginapan, gue pun nyampe lokasinya.

Begitu nyampe lokasinya, gue kaget rame banget orangnya, dah! Trus yang ga kalah rame tu yang jualannya. Jadi kayak seimbang gitu loh, antara yang jualan sama yang jalan-jalan di CFD-nya. Salut banget sama antusiasme masyarakat Kotabaru sama kegiatan CFD ini.

Gue ke sana cuma ngeliat-liat keadaan doang. Cuma ngisi waktu karna nungguin mobil carteran di penginapan doang rasanya sangat membuang waktu. Kayaknya di sini cuman 10 menitan doang, deh. Setelah puas jalan-jalan dan dapat beberapa foto, gue balik ke penginapan karna mobil carteran udah datang.

Sarapan di Warung Nasi Kuning Tambak

Kami semua belum ada yang sarapan karna memang nungguin mobil carteran datang dulu baru cari makan. Begitu mobil carteran datang, langsung kepikiran nyari makan deket penginapan karna perut udah keroncongan daritadi. Ga jauh-jauh, akhirnya pilihan sarapan kami jatuh ke Warung Nasi Kuning Tambak.

Tampak Depan Warung Nasi Kuning Tambak
Tampak Depan Warung Nasi Kuning Tambak. Via gmaps

Menunya ga jauh-jauh dari menu sarapan pagi orang Banjar. Nasi Kuning, nasi putih, ataupun lontong ada di sini. Lauknya yang bikin beda daripada warung nasi kuning di Banjarmasin. Warung Nasi Kuning Tambak ini punya menu lauk Bebek Masak Habang (masak bumbu merah) yang jarang ada di tempat lain.

Mudah buat gue menentukan lauk sarapan kali ini, udah pasti jatuh ke Bebek Masak Merah, dong! Kalo sarapan di Banjarmasin ga akan ada nemuin lauk bebek dijadiin pendamping untuk nasi kuning. Paling mentok cuman telor itik doang, itupun juga ga semua orang sediain.

Ada 1 hal yang gue lupa ketika mampir sarapan di warung. Mungkin karna jarang sarapan jadinya kebiasaannya ga kebentuk. Gimana mau kebentuk, sarapan aja jarang, apalagi sarapan di warung?

Hampir di setiap warung nasi kuning itu sekarang selalu ada tambahan isinya. Selain nasi dan lauknya, biasanya ada tambahan kayak tempe orek atau mie. Nah, di Warung Nasi Kuning Tambak ini ada tambahan mie yang gue ga tau. Jujur aja, gue ga terlalu suka makan mie yang dicampur sama nasi, apalagi nasi kuning.

Kalo gue tau, di awal akan gue kasih tau untuk gausah dikasih mie, untungnya porsinya ga banyak. Jadi ga terasa mubazir ga dihabisin. Gue lebih suka makan nasi dan lauknya aja tanpa tambahan lain.

Harga nasi kuning + bebek ini 40.000 per porsinya. Minumnya gratis, karna gue cuman minum pake air putih hangat. Rata-rata warung biasanya nge-gratisin air putih hangat, kecuali lu minumnya air es, biasanya ada harganya.

Komplek Perkantoran Bupati

Kantor Bupati Kotabaru
Kantor Bupati Kotabaru yang baru

Setelah perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi pertama: Komplek Perkantoran Bupati Kotabaru. Area yang dikhususkan untuk dijadikan komplek perkantoran ini luas banget! Dengan kontur yang sedikit menanjak, perkantoran ini jadi keliatan megah jika dilihat dari puncaknya.

Karna kami berkunjung pada saat longweekend, komplek ini sepi banget jadinya. Hanya "rame" puluhan mobil dinas yang terparkir rapi di depan halaman salah satu kantor. Kami bisa bebas mendokumentasikan kegiatan di sini.

Karena komplek perkantoran ini memang tergolong baru, jadi tampilan gedungnya masih belum terlihat sempurna. Bahkan kantor Bupatinya aja masih belum ada pagarnya, atau emang begitu aja tampilannya? Ga tau deh.

Meskipun masih terhitung pagi, tapi mataharinya udah lumayan tinggi. Sialnya gue pake baju item yang bikin makin gerah di luar ruangan. Untungnya ingat bawa topi dari rumah, jadi kepala ga ikutan kejemur.

Lokasi ini kami cuman foto 2 objek aja. Karna memang objek yang ditarget itu aslinya cuma foto Kantor Bupati Kotabaru aja. Tambahannya adalah objek tugu ikan todak yang ada di ujung jalan dari komplek perkantoran ini.

Ada Makam Raja di Kotabaru

Makam Raja Sigam
Pintu Gerbang Makam Raja Sigam Raja Pulau Laut, Kotabaru

Sebagai makhluk yang jarang jalan-jalan, gue baru tau ternyata di Kotabaru itu ada makam raja. Tepatnya makam Raja Sigam atau Raja Pulau Laut. Bahkan, gue baru tau kalo Kotabaru itu dulu wilayah kerajaan. Mohon maaf emang gue-nya kurang pengetahuan kayaknya ehehe..

Waktu kami ke sana, kebetulan barengan sama rombongan ibu-ibu ziarah ke makam itu juga. Gue ga tau apakah makam ini memang rutin dikunjungi untuk jadi lokasi ziarah atau memang rombongan itu masih punya hubungan kekerabatan sama anggota keluarga yang ada di makam itu.

Makam Raja Sigam atau Raja Pulau Laut ini lokasinya agak nyempil di tengah permukiman penduduk. Selain makam khusus raja-nya, ada juga makam-makam lain yang berlokasi di sini. Makam ini tuh semacam kayak TPU gitu konsepnya, jadi makam rajanya agak nyampur sama makam umum.

Kalo lu bawa mobil ke sini, harus parkir di luar dari kompleks TPU-nya. Untungnya kemaren sepi pengunjung, jadi untuk parkir relatif aman. Kayaknya sih kalo bawa motor juga ga bisa masuk ke TPU-nya langsung, harus parkir di luar juga. Karna gue ga liat ada parkiran motor di dalamnya. Ntar lu cari tau sendiri lengkapnya gimana, ya!

Ada Lokasi Wisata Rekreasi Juga

Air Terjun Tumpang Dua, Kotabaru
Air Terjun Tumpang Dua, Kotabaru

Selain mengunjungi makam, kami juga mengunjungi lokasi rekreasi di Kotabaru. Kebetulan di Kotabaru ada beberapa lokasi wisata rekreasi yang bisa kami kunjungi waktu itu. Lokasi paling mainstream udah gue spill di atas tadi: Siring Laut Kotabaru.

Selain Siring Laut, lu juga bisa berkunjung ke tempat wisata lainnya di Kotabaru. Ada yang namanya: Air Terjun Tumpang Dua. Waktu kami ke sana siang-siang, suasananya ga terlalu rame. Ramenya justru di food court(?) atau bisa dibilang tempat makannya gitu. Sayup-sayup kedengaran orang nyanyi doang, karna ketutupan sama pohon jadi ga terlalu ngeliat serame apa orangnya.

Untuk masuk ke air terjun ini, lu cukup bayar Rp10.000 per orang dan untuk parkir mobil Rp5.0000. Ga ada batasan waktu mau berapa lama lu ada di tempat ini. Tapi kalo kata pengelolanya di sana, maksimal banget sampe jam 5 sore. Maafin gue lupa bukanya jam berapa, harusnya sih ga jauh-jauh dari jam 7 atau jam 8.

Sayangnya gue di sini ga bisa lama-lama jadi ga bisa menjelajahi lebih banyak area air terjun tumpang dua ini. Anggap aja ini puzzle yang nanti akan lu selesaikan, kalo misalnya ke Kotabaru lu harus jelajahi tempat ini, ya!

Mendatangi Bukit Yang Viral di Tiktok: Bukit Mamake

Bukit Mamake, Kotabaru
Pemandangan dari atas Bukit Mamake, Kotabaru

Gue awalnya ga ngeh kalo tempat ini tuh pernah viral di tiktok. Sampai akhirnya salah 1 temen cerita kalo ini adalah "bukit yang itu". Buat yang ga tau, bukit ini pernah viral gara-gara di media sosial muncul sebuah foto yang menampilkan seseorang berfoto di malam hari di bukit ini. Foto ini viral karena latar belakangnya menunjukkan siluet gedung-gedung tinggi. Padahal di Kotabaru itu sama sekali ga ada gedung-gedung tinggi. Nah, foto ini disinyalir adalah penampakan dari kota Saranjana sama netizen.

Harga tiket masuk ke Bukit Mamake ini Rp7.000 per orang. Kalo lu pake mobil biaya parkirnya Rp5.000 per unitnya. Kalo lu bawa mobil pastikan dalam kondisi prima. Karna medannya lumayan berat. Karna jalannya dominan menanjak dan ruas jalannya lumayan sempit.

Kami ke Bukit Mamake ini sore hari dengan cuaca mendung mau ujan. Beda kayak di Air Terjun Tumpang Dua, di sini rame banget buset!! Mungkin pengen ngejar sunset tapi sayangnya lagi mendung jadinya mataharinya ketutupan awan hitam. Situasinya juga agak kurang kondusif karna anginnya lumayan deras di atas bukit.

Kami cuman bentar di sini, yang penting udah dapat spot foto yang bagus dan dokumentasi, kami langsung berangkat lagi. Pas banget kami mau berangkat cuacanya langsung hujan deras! Jadilah perjalanan kami pulang ke penginapan diiringi hujan.

***

Alhamdulillah punya kesempatan untuk bisa jalan-jalan di Kotabaru. Meskipun dengan kunjungan yang singkat kayak begini, paling ga gue bisa ngerasain jalan-jalan. Sejenak bisa ngelupain kerjaan itu bener-bener menyegarkan pikiran dan mental gue juga. 

Sebenarnya tulisan ini pengen gue bagi jadi 2 bagian, tapi rasanya nanggung banget. Jadinya gue gabung aja meskipun harus ambil resiko artikel ini bakalan jadi lebih panjang daripada biasanya. 

0 Comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan isi dari tulisan ini. Hargai dengan tidak berkomentar sekadar hanya untuk menaruh link blog anda. Terimakasih. Buat yang terindikasi spammer, akan langsung saya hapus dan report spam.